Deputi Ketum PII Isradi Zainal Minta Agar Tambang Dikelola dengan Lebih baik dan Bermanfaat

Lingkungan Hidup | 25 Jan 2025 | 15:39 WIB
Deputi Ketum PII Isradi Zainal Minta Agar Tambang Dikelola dengan Lebih baik dan Bermanfaat
Isradi Zainal merupakan seorang praktisi keinsinyuran, K3 dan Quality Management, dan sempat menduduki jabatan Ketua Bidang Penjaminan Mutu Pengurus Pusat PII.

Uwrite.id - Balikpapan - Gencar akhir-akhir ini sorotan publik terhadap kerusakan lingkungan yang diakibatkan oleh usaha pertambangan migas dan juga mineral yang tidak dikelola dengan baik. Terlebih lagi kini tengah marak, bagi-bagi tambang ke sejumlah institusi non-tambang. Isradi Zainal selaku Deputi Ketua Umum Persatuan Insinyur Indonesia (PII) Bidang Konservasi dan Pengelolaan Sumber Daya Alam meminta agar usaha pertambangan di Indonesia dikelola atau di-manage dengan lebih baik.

Isradi Zainal mendorong perbaikan tata kelola tambang. Dia menangkap fenomena, pengelolaan tambang di Indonesia rata-rata kurang membawa keberkahan bagi alam lingkungan di sekelilingnya serta warga di sekitar tambang. 

Kendati eksploitasi kekayaan alam di bawah bumi tersebut bagi banyak kalangan dinilai cukup berdampak bagi peningkatan pertumbuhan perekonomian Indonesia, namun semestinya, menurut Pak Is panggilan akrabnya, harus diimbangi dengan upaya pemerintah melakukan action di lapangan serta penguatan lewat perundang-undangan, juga harmonisasi peraturan di sektor tambang itu.

Isradi Zainal yang merupakan juga Rektor Uniba menyampaikan pemikirannya dalam kerangka berpikir seorang insinyur. Dirinya melihat kebijakan saat ini kurang tepat. Membagi-bagikan tambang ke banyak pihak dan ormas keagamaan, termasuk di antaranya ke Perguruan Tinggi bukanlah penyelesaian akan ketimpangan sosial hari ini.

"Dampak lingkungan yang muncul akibat tambang, termasuk di Kaltim meninggalkan banyak masalah lingkungan,” ujar Isradi Zainal saat diwawancarai Uwrite.id via telepon, Sabtu (25/01).

Isradi bersama Ketua Umum PP PII Ilham Habibie (Dokumentasi : IZ)

“Tambang terbukti kerap kali merusak lingkungan dan keberadaannya di beberapa tempak tidak selalu mensejahterakan masyarakat setempat, karena mismanagement dan kekeliruan prioritas pada redistribusi pemanfaatan berkah tambang berkeadilan,” jelas Insinyur Profesional yang kerap kali melihat dari dekat beberapa spot tambang di Kaltim sembari mencoba menyerap apa yang dirasakan masyarakat di lokasi.

“Pengelolaan tambang harus dilakukan secara profesional dan sesuai dengan amanat konstitusi. Kekayaan alam Indonesia, seperti tambang, sudah seharusnya dikelola untuk kemakmuran rakyat, tidak sekadar untuk keuntungan satu pihak. Negara harus memastikan pengelolaannya adil dan profesional,” saran rektor yang kerap dijuluki Rektor IKN itu.

"Kalimantan Timur yang kaya akan tambang migas dan batubara, menyisakan sejumlah persoalan sosial," runut Isradi mengawali inti pembicaraan. Beliau menyitir, di Kaltim banyak orang yang ingin melanjutkan ke bangku perguruan tinggi namun tidak bisa, banyak yang hendak bersekolah terkendala biaya, serta masih banyak warga yang menganggur, hendak mencari kerja pun kesulitan.

“Ini 'kan lingkaran problem yang dihadapi saat ini. Yang harus menjadi perhatian itu pemerataannya, bukan bagi-bagi tambang. Negara tidak seperti itu harusnya,” pertegas rektor perguruan tinggi terbesar di Balikpapan, yang sekaligus juga menjadi Koordinator Kalimantan University Consortium itu dan figur akademisi Indonesia yang menjadi member dari panel forum peneliti Borneo Uni Eropa itu. "Sudah waktunya kebijakan diarahkan ke pemerataan dana bagi hasil tambang bukan tambangnya yang dibagi-bagi," curhatnya.

Menurut sosok yang tak asing di Persatuan Insinyur Indonesia yang telah lama aktif di organisasi profesi insan keteknikan itu, pengaturan terkait pengolahan sektor pertambangan, seyogianya juga diiringi dengan perbaikan lingkungan eks tambang secara maksimal. Antara lain dengan penerapan cut & fill yang benar di area pertambangan serta penanaman pepohonan di atas zona-zona yang cadangan bahan galiannya telah habis dieksploitasi.

Isradi Zainal berfoto bersama pengurus lainnya selepas pelantikan PP PII periode 2024-2027 yang kini diketuai oleh Ilham Habibie di Energy Tower Jakarta akhir Januari lalu. 

Di samping itu, doktor bidang Industrial Management dan alumnus S2 berpredikat DESS/MBA Universite Pierre Mendez France de Grenoble Perancis ini memandang perlu langkah pemerintah mengedepankan sisi kemanfaatan tambang bagi masyarakat. 

Beliau menggarisbawahi, pergeseran pola kebijakan ke depan cukup masuk di akal, andaikata pemerintah bisa mengarahkan sektor tambang lebih berkontribusi sosial secara nyata agar pengelolaan tambang dan hasil turunannya mampu dirasakan hingga warga masyarakat setempat. "Dan untuk ini, pemerintah perlu terus menyempurnakan aturannya dan mengawasi penegakan hukumnya," jelas insinyur yang juga memiliki gelar master ilmu hukum itu.

Upaya yang digagasnya tersebut tentu bertujuan ke arah peningkatan kemaslahatan rakyat. "Sesuai amanat UUD 1945, bumi, air dan kekayaan yang ada di dalam bumi Indonesia harus dipergunakan untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat," papar Isradi.

Isradi merupakan seorang Insinyur Profesional yang tidak diragukan lagi. Beliau memimpin Asosiasi Perusahaan Jasa K3 di level nasional, selain menyandang sejumlah gelar akademik. Isradi telah menyelesaikan 5 gelar S1 dari disiplin ilmu yang berbeda, 4 gelar S2 (tiga dalam negeri dan satu luar negeri) dan 1 gelar doktor S3. Penguasaan di banyak bidang akademis tersebut bekal menghantarkan kesuksesan karirnya meniti anak tangga, hingga menduduki jabatan Rektor Universitas Balikpapan. (*)

Tentang Isradi Zainal, Kiprahnya pada Isu-Isu Konservasi Lingkungan Hidup dan SDA

  1. Kepedulian Isradi Deputi Ketum PII Akan Persoalan Konservasi Lingkungan Hidup - 1 • 
  2. Kepedulian Isradi Deputi Ketum PII Akan Persoalan Konservasi Lingkungan Hidup - 2 • 

Menulis di Uwrite bisa dapat penghasilan, Investasikan tulisan anda sekarang juga
Daftar di sini

Jika anda keberatan dan memiliki bukti atau alasan yang kuat bahwa artikel berita ini tidak sesuai dengan fakta, anda dapat melakukan pengaduan pada tautan ini

Tulis Komentar