Sri Sultan Hamengku Buwono X Datangi Karaton Surakarta, Sampaikan Dukacita atas Wafatnya PB XIII

Peristiwa | 04 Nov 2025 | 23:55 WIB
Sri Sultan Hamengku Buwono X Datangi Karaton Surakarta, Sampaikan Dukacita atas Wafatnya PB XIII
Raja Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat, Sri Sultan Hamengku Buwono (HB) X, saat takziah PB XIII di Keraton Kasunanan Surakarta, Kota Solo, Selasa (4/11/25).

Uwrite.id - Suasana haru menyelimuti kompleks Karaton Kasunanan Surakarta Hadiningrat, Selasa siang. Sekitar pukul 11.50 WIB, Sri Sultan Hamengku Buwono X bersama Gusti Kanjeng Ratu Hemas tiba untuk menyampaikan ungkapan dukacita secara langsung atas wafatnya Kanjeng Susuhunan Paku Buwono XIII, Raja Kasunanan Surakarta yang meninggal pada Minggu 2 November 2025.

Kedatangan Sri Sultan dan GKR Hemas menjadi simbol penghormatan mendalam antara dua kerajaan besar pewaris Dinasti Mataram yang memiliki ikatan sejarah, budaya, dan spiritualitas panjang. Turut mendampingi, Adipati Kadipaten Pakualaman Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Aryo Paku Alam X beserta Gusti Kanjeng Bendara Raden Ayu Adipati Paku Alam, serta keluarga besar Kasultanan Ngayogyakarta Hadiningrat.

Mengapa Raja Surakarta Dimakamkan di Yogyakarta? Menelusuri Jejak Sejarah Dinasti Mataram di Imogiri

Rombongan Kasultanan hadir lengkap dengan anak, menantu, dan cucu, di antaranya GKR Maduretno, GKR Hayu, GKR Bendara, Kanjeng Pangeran Haryo Wironegoro, KPH Purbodiningrat, KPH Notonegoro, KPH Yudhanegara, RAj. Artie Ayya Fatimasari, dan RM. Drasthya Wironegoro.

Sri Sultan tiba di Keraton Surakarta sekitar siang hari. Dengan mengenakan pakaian adat Jawa berwarna gelap, beliau tampak khidmat berjalan menuju kediaman almarhum untuk memberikan penghormatan terakhir.
 

Sesampainya di Kori Kamandungan Lor, rombongan disambut oleh Kanjeng Gusti Pangeran Haryo Dipokusumo, Putri Dalem GKR Timur Rumbai Kusuma Dewayani, dan Wali Kota Surakarta Respati Ardi. Suasana penuh keheningan dan hormat menyertai langkah Sri Sultan menuju Bangsal Parasdya, balairung tempat jenazah raja disemayamkan.

Di hadapan GKR Pakoe Boewono, Sri Sultan Hamengku Buwono X dan GKR Hemas menyampaikan belasungkawa secara langsung, disertai doa bagi almarhum raja yang dikenal sebagai penjaga budaya Jawa dan pemersatu tradisi Mataram. Doa dan penghormatan juga dilakukan oleh para putra, mantu, dan cucu yang hadir mendampingi.

Sekitar pukul 12.15 WIB, usai prosesi penghormatan, Sri Sultan bersama GKR Hemas dan rombongan berpamitan dan meninggalkan tempat dengan tata cara kehormatan khas keraton untuk kembali ke Kasultanan Ngayogyakarta Hadiningrat.

Kabar Duka dari Keraton Surakarta, Sri Susuhunan Pakubuwono XIII Wafat di Usia 77 Tahun

Kehadiran Sri Sultan Hamengku Buwono X dan GKR Hemas di tengah suasana duka ini tidak hanya menunjukkan rasa solidaritas dan persaudaraan antara dua keraton, tetapi juga memperlihatkan keluhuran tata nilai budaya Jawa yang masih dijaga hingga kini.

Di mata masyarakat Jawa, momen ini sarat makna. Dua simbol besar kebudayaan Mataram kembali bertemu dalam suasana duka, memperlihatkan bahwa nilai-nilai unggah-ungguh, yaitu tata krama sopan santun; andhap asor, yaitu rendah hati dan menghargai; serta paseduluran, yakni persaudaraan dan rasa kebersamaan, tetap dijunjung tinggi di tengah arus modernisasi.

“Pertemuan ini bukan sekadar ziarah duka, melainkan wujud paseduluran budaya yang abadi antara dua keraton pewaris peradaban Jawa,” tutur salah satu abdi dalem yang hadir di lokasi dengan penuh rasa hormat.

Menulis di Uwrite bisa dapat penghasilan, Investasikan tulisan anda sekarang juga
Daftar di sini

Jika anda keberatan dan memiliki bukti atau alasan yang kuat bahwa artikel berita ini tidak sesuai dengan fakta, anda dapat melakukan pengaduan pada tautan ini

Tulis Komentar