Penanganan Banjir Semarang, Rekayasa Cuaca Berhasil Kurangi 70% Hujan

Sains | 04 Nov 2025 | 00:05 WIB
Penanganan Banjir Semarang, Rekayasa Cuaca Berhasil Kurangi 70% Hujan
Direktur Dukungan Sumber Daya Darurat BNPB, Agus Riyanto di Kota Semarang.

Uwrite.id - (Semarang) Curah hujan di wilayah utara Jawa Tengah mengalami penurunan curah hujan hingga 70 persen, sebagai hasil dari kegiatan rekayasa cuaca.

Dilaporkan bahwa pesawat rekayasa cuaca yang terbang di atas langit Jawa Tengah mampu mengurangi tingginya curah hujan, sehingga banjir yang lebih parah dapat dicegah.

Meski demikian, masyarakat Jawa Tengah dihimbau untuk waspada karena puncak hujan diprediksi terjadi pada November-Desember 2025 ini.

Baca Juga:  https://uwrite.id/news/sinergi-pemprov-jateng-pertamina-pasok-4500-tabung-lpg-3-kg-di-area-banjir

Sebanyak 48 sortie penerbangan telah dilakukan hingga hari ini untuk rekayasa cuaca. 

Setiap kali terbang, membawa 1 ton NaCl atau total 48 ton yang telah disemai di langit Jawa Tengah, khususnya wilayah Pantura.

"Kalau hitungan persentase (mengurangi) 70 persen. Daerah mana saja yang perlu diintervensi? Wilayah yang masih ada genangan atau hulu sungai yang mengarah ke pantura," kata Direktur Dukungan Sumber Daya Darurat BNPB, Agus Riyanto, Senin, 3 November 2025.

Baca Juga:  https://uwrite.id/news/gubernur-ahmad-luthfi-luncurkan-program-speling-melesat--tb-express-di-sukoharjo

Menurutnya, rekayasa cuaca itu dilakukan karena curah hujan dalam beberapa pekan terakhir melebihi normal.

 Jika tidak ada intervensi itu maka upaya penanganan banjir di wilayah Semarang, Demak, dan sekitarnya semakin berat.

Rekayasa cuaca sebenarnya tidak perlu dilakukan jika semua infrastruktur penanggulangan banjir berjalan baik. 

Baca Juga:  https://uwrite.id/news/kualitas-produk-makanan-di-sppg-polri-di-wilayah-jateng-dipastikan-bersih-aman--bergizi

Curah hujan yang tinggi bisa mengalir lancar dan tertampung di drainase. Kemudian pompanisasi yang mengalirkan air ke laut juga lancar. 

Di sisi lain, tampungan air di Kolam retensi juga optimal.

"Awan yang berpotensi membawa hujan ke daratan, maka diantisipasi. Usahakan tidak masuk ke daratan. Hujan diarahkan ke perairan atau laut," jelasnya.

Baca Juga:  https://uwrite.id/news/keseruan-olahraga-menembak-bersama-wartawan-dalam-perayaan-hut-humas-polri-ke-74

Namun, keberhasilan rekayasa cuaca ini tidak boleh dianggap sebagai satu-satunya faktor penanganan bencana banjir. 

Supervisi Operasional Modifikasi Cuaca Posko Jawa Tengah BMKG Pusat, Fikri Nur Muhammad, menghimbau warga tetap waspada. 

Ia meminta warga mengantisipasi jika terjadi curah hujan tinggi.

"Ini peralihan musim kemarau ke musim penghujan jadi harus waspada. Dan puncak hujan di November Desember, akan terjadi hujan yang signifikan," kata Fikri. 

Klik & baca https://uwrite.id/ untuk mengupdate beraneka warta terkini dari Politik, Hukum, Ekonomi, Pendidikan, Kesehatan & Lingkungan Hidup. Juga berita Internasional & Olahraga dari berbagai belahan dunia serta ragam informasi Teknologi-Sains, Film-Musik, Selebriti-Tokoh, Seni-Budaya hingga Religi. Tak ketinggalan rubrik gaya hidup mulai Kuliner, Kesehatan, Pariwisata, Fashion & Otomotif.


 

Menulis di Uwrite bisa dapat penghasilan, Investasikan tulisan anda sekarang juga
Daftar di sini

Jika anda keberatan dan memiliki bukti atau alasan yang kuat bahwa artikel berita ini tidak sesuai dengan fakta, anda dapat melakukan pengaduan pada tautan ini

Tulis Komentar