Parpol Harus Berbenah, Wujudkan Demokrasi Berkualitas
Uwrite.id - Oleh : Wardian Dwi Fresha
Pada bulan April 2023, Survey Indikator merilis hasil surveynya, diantaranya adalah mengenai tingkat kepercayaan publik terhadap Partai Politik dan DPR adalah yang paling rendah.
Adalah hal yang wajar ketika masyarakat memiliki kepercayaan yang rendah terhadap partai politik, karena setiap 5 tahun, mereka selalu disuguhi dengan menu-menu yang sarat dengan transaksional suara. "Lu punya uang, lu punya kuasa".
Sebagai pendatang baru dalam dunia percalegan, bukan berarti saya polos polos amat, saya menilai hal-hal seperti itu (politik uang) sudah menjadi kebiasaan dalam masyarakat kita. Saya tidak menyalahkan orang orang yang berduit buanyak.
Bisa jadi itu adalah memang hasil jerih payah yang telah mereka rintis sampai mereka memiliki banyak harta, dan tergerak hatinya untuk membangun daerah melalui jalur politik. Jika itu diimbangi dengan niat yang tulus, tentunya negara ini akan dipenuhi dengan kemamukran.
Tapi ketika kita disadarkan kembali dengan hasil survey tentang kepercayaan publik yang rendah terhadap Partai Politik. Tentu ini jadi evaluasi besar-besaran terhadap pengurus partai dan pejabat yang berasal dari partai politik. Ada satu kontradiksi yang sangat jelas terlihat, partai-partai yang merasa sebagai pemenang pemilu dengan perolehan suara yang besar-besar, mereka merasa bahwa itu adalah murni keinginan rakyat dan pilihan rakyat, yaa ga salah juga sih kalau asumsi mereka seperti itu, tapi faktanya, Partai Politik jadi lembaga yang paling tidak dipercaya oleh masyarakat.
Saya tidak bisa menyimpulkan arti dari semua ini, tapi yang jelas, seburuk-buruk nya kepercayaan masyarakat terhadap partai politik, suka tidak suka, mau tidak mau, di sana lah tempat lahirnya para wakil-wakil rakyat, tempat dibinanya para kepala daerah, menteri, hingga pemimpin negara. Dari partai politik lah kebijakan-kebijakan tentang arah pembangunan negara ditetapkan.
Kalimat yang pernah diucapkan oleh Soe Hok Gie, seorang aktivis Indonesia berketurunan Tiongha pada rentan tahun 1942-1969 sebagai berikut:
“Bagiku sendiri politik adalah barang yang paling kotor. Lumpur-lumpur yang kotor. Tapi suatu saat di mana kita tidak dapat menghindari diri lagi, maka terjunlah”
Terkhusus untuk masyarakat Cilegon, saya berkeyakinan suatu saat nanti kita benar-benar memiliki kepedulian yang tulus dalam membangun kota ini, tanpa memandang latar belakang keluarga, asal daerah, agama, suku, dan ras. Kita tanamkan dalam diri kita, bahwa hati kita sepenuhnya untuk Cilegon. ***
Tulis Komentar