Langkah Strategis, Menghijaukan Kawasan di Sekeliling Ibukota Negara (IKN) via Green Movement Sabuk Hijau Nusantara

Lingkungan Hidup | 13 Sep 2023 | 11:40 WIB
Langkah Strategis, Menghijaukan Kawasan di Sekeliling Ibukota Negara (IKN) via Green Movement Sabuk Hijau Nusantara
Konferensi Pers kegiatan kolaborasi ‘Green Movement: Sabuk Hijau Nusantara’di Blok M, Jakarta Selatan, Selasa (12/09). Foto: Uwrite.id Photographic

Uwrite.id - IKN Nusantara merupakan kawasan yang penting untuk dijaga kelestariannya sebagai wajah baru Indonesia. Hal ini disampaikan Deputi Bidang Lingkungan Hidup dan Sumber Daya Alam Otorita IKN Nusantara, Myrna Asnawati Safitri. Hal ini terungkap dalam Konferensi Pers kegiatan kolaborasi ‘Green Movement: Sabuk Hijau Nusantara’ yang dihadiri Uwrite.id mengambil tempat @KALA di Kalijaga, Melawai, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Selasa (12/09).

Baca Juga:  Forest City Kalimantan Selatan Embrio Ibu Kota Nusantara

Kegiatan kolaborasi ini berjejuluk ‘Green Movement: Sabuk Hijau Nusantara’. Gerakan yang berupaya menghijaukan sekeliling area  Kawasan Inti Pusat Pemerintahan (KIPP) IKN Nusantara dan juga zona dua serta kawasan penyangga ini akan menghadirkan 10 ribu pohon sekaligus impact dalam memberdayakan masyarakat sekeliling di Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara.

Sebagai lokasi yang dipilih, Kelurahan Sepaku menjadi area yang strategis. Kelurahan ini termasuk ke dalam kawasan inti, juga zona dua kawasan IKN Nusantara. Di samping itu, di Kelurahan Sepaku terdapat satu dari empat bendungan terbesar di IKN Nusantara yang mana sumber air bakunya diambil dari empat sungai di sekitar lokasi. Dapat dikatakan, merawat kawasan penyangga sangat urgen bagi IKN Nusantara karena sekaligus menjaga penyedia air baku di IKN Nusantara.

Co Founder and Chief Marketing Officer (CMO) Benih Baik Firdaus Juli mengatakan, menghijaukan dan mempertahankan lingkungan agar tetap hijau merupakan tantangan tersendiri. Terlebih lagi, lahan di IKN pun begitu luas. Adapun luasannya mencapai 256 ribu hektar (ha).

“Targetnya, 166 ribu hektar atau 65 persen wilayah IKN akan menjadi kawasan hutan yang dilindungi,” tutur Firdaus.

Program Sabuk Hijau Nusantara diinisiasi oleh Katadata Green, Benih Baik, dan Jejakin. Mereka mengajak keterlibatan seluruh pihak, baik perusahaan dan masyarakat melalui pengumpulan donasi.

Myrna menyebutkan hal ini membutuhkan dukungan publik agar gerakan lingkungan semakin meluas. Gerakan ini pun menjadi momen penting sebagai bentuk kolaborasi seluruh pihak.

Chief Growth Officer Jejakin Sudono Salim menjelaskan, selain penanaman, pemantauan pohon juga menjadi aspek penting dalam pelaksanaan program ini. Dengan platform berbasis Artificial Intelligence (AI) dan Internet of Things (IoT), sistem yang dikembangkan Jejakin tak hanya dapat memantau kondisi pohon, namun juga dampak lingkungan dari aspek-aspek lain yang berkaitan dengan penanaman.

Sementara itu, Pemimpin Redaksi Katadata Yura Syahrul menjelaskan kolaborasi merupakan kunci untuk mewujudkan lingkungan yang lestari serta masyarakat yang berdaya secara sosial dan ekonomi.

“Sejumlah fokus bahasan SAFE tahun ini adalah ekonomi hijau, termasuk pasar karbon, dekarbonisasi industri, hingga gerakan bersama mendukung keberlanjutan dan pelestarian lingkungan,” ucapnya. 

“Gerakan menanam ini sekaligus bagian dari upaya partisipasi masyarakat dalam pengendalian perubahan iklim serta revitalisasi keanekaragaman hayati hutan tropis Kalimantan,” kata dia.

Katadata Green, Benih Baik, dan Jejakin bersinergi untuk menjadikan program ini terjamin transparansi dan ketelusurannya, serta berdampak secara sosial, ekonomi, dan lingkungan.

Agenda pengumpulan donasi, penanaman pohon, dan pemberdayaan masyarakat akan dikelola oleh Benih Baik.

Adapun, Jejakin akan terlibat dalam monitoring dampak lingkungan atas program ini. Sementara itu, Katadata Green akan berperan menginformasikan seluruh perkembangan program ini melalui beragam produk komunikasi.

Program 'Sabuk Hijau Nusantara 'dinisiasi pada area sekitar Kelurahan Pemaluan, Kecamatan Sepaku, Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU), Kalimantan Timur.

“Kalau dilihat dari situ sebagai besar hutan sudah tidak ada. Kalau ditanya bisa menemukan primari forest jawaban tidak. Konversi sudah lama berlangsung di wilayah tersebut. Yang tersisa di IKN hutan sekunder,” kata Myrna.

Lanjut Myrna, Kota Hutan IKN Nusantara dibangun untuk memulihkan lingkungan yang saat ini banyak terdegradasi.

Upaya utamanya adalah melakukan reforestasi atau penanaman kembali lahan-lahan yang hilang akibat kebakaran atau penebangan liar.

Hal ini dipaparkan Myrna dalam konferensi pers kegiatan kolaborasi ‘Green Movement: Sabuk Hijau Nusantara’ tersebut. Peluncuran gerakan Sabuk Hijau Nusantara ini merupakan bagian dari rangkaian event tahunan flagship Katadata, yaitu Sustainability Action for the Future Economy (SAFE) 2023, yang akan digelar pada 26 September 2023 di Grand Ballroom Hotel Kempinski, Jakarta, pungkas Yura Syahrul kembali. (*)

 

 

 

 


 

.

Menulis di Uwrite bisa dapat penghasilan, Investasikan tulisan anda sekarang juga
Daftar di sini

Jika anda keberatan dan memiliki bukti atau alasan yang kuat bahwa artikel berita ini tidak sesuai dengan fakta, anda dapat melakukan pengaduan pada tautan ini

Tulis Komentar