INSS Soroti Geopolitik Pangan dalam Diskusi “Peran Pemuda dalam Ketahanan Pangan Nasional”

Pendidikan | 28 Oct 2025 | 22:52 WIB
INSS Soroti Geopolitik Pangan dalam Diskusi “Peran Pemuda dalam Ketahanan Pangan Nasional”
Pemuda melek geopolitik pangan, INSS dorong kedaulatan bangsa berkelanjutan.

JAKARTA, 28 Oktober 2025 — INSS (Intelligence and National Security Studies) menegaskan bahwa isu pangan kini telah memasuki ranah keamanan nasional dan geopolitik. Hal ini disampaikan oleh Wakil Direktur INSS, Yusup Rahman Hakim, dalam diskusi publik bertajuk “Peran Pemuda dalam Ketahanan Pangan Nasional” yang digelar di HOPES KOPI pada Selasa malam (28/10).

Diskusi yang menghadirkan tiga narasumber ini memberikan pandangan komprehensif dari sudut agraria, inovasi pemuda, hingga keamanan nasional. Hadir sebagai pemateri yaitu Dr. Bayu Eka Yulian, SP, M.Si (Kepala Pusat Studi Agraria/PSA), Afif Fahreza (Presiden Mahasiswa BEM KM IPB University), serta Yusup Rahman Hakim (Wakil Direktur INSS – Intelligence and National Security Studies).

Dalam pemaparannya, Dr. Bayu menekankan bahwa keadilan agraria merupakan fondasi utama kedaulatan pangan nasional dan pemuda harus mengambil peran dalam mengawal agenda tersebut.

Sementara itu, Afif Fahreza menyoroti pentingnya inovasi, teknologi, dan keberanian pemuda dalam membawa perubahan pada sektor pangan. Ia menegaskan bahwa kampus harus hadir sebagai penggerak solusi, bukan hanya ruang diskusi.

Dari perspektif lembaga INSS (Intelligence and National Security Studies), Yusup Rahman Hakim menegaskan bahwa pangan telah menjadi instrumen strategis dalam percaturan geopolitik global.

“Pangan bukan lagi soal produksi dan distribusi semata. Dalam perspektif keamanan nasional, pangan adalah center of gravity kedaulatan suatu negara. Ketergantungan impor membuat bangsa rentan terhadap tekanan asing,” tegas Yusup.

Ia mendorong generasi muda untuk memiliki kesadaran intelijen dalam membaca ancaman pangan, termasuk memetakan risiko rantai pasok, faktor geopolitik, dan potensi eksploitasi oleh negara lain.

Diskusi yang dipandu oleh Adam Maulana ini menghasilkan pandangan bahwa ketahanan pangan bersifat multidimensi sehingga memerlukan sinergi antara gerakan agraria, inovasi teknologi, dan pemahaman strategis pemuda dalam kerangka keamanan nasional.

Acara ini terselenggara atas kolaborasi INSS (Intelligence and National Security Studies), HKS, dan Lentera Indonesia, dan menjadi bagian dari upaya memperkuat literasi strategis pemuda terhadap isu kedaulatan pangan.


 


 


 

Menulis di Uwrite bisa dapat penghasilan, Investasikan tulisan anda sekarang juga
Daftar di sini

Jika anda keberatan dan memiliki bukti atau alasan yang kuat bahwa artikel berita ini tidak sesuai dengan fakta, anda dapat melakukan pengaduan pada tautan ini

Tulis Komentar