Ganjar Tandem Mahfud. Sisi Perubahan Mulai Terlihat
Seketika banyak yang bertanya-tanya mengapa pada akhirnya Ganjar Pranowo berpasangan dengan Mahfud MD. Setelah banyak yang mengira bahwa Ganjar ditakdirkan dengan Sandiaga Uno yang punya ‘kans’ terkuat apalagi secara survey dia terkesan relatif tinggi hingga ‘last minute’ pendaftaran sejatinya sosok Sandi adalah ‘pemain’ dalam bursa. Tapi mengapa harus Mahfud yang sebenarnya belum lama masuk dalam bursa? Apa saat itu sudah terjadi sebuah kebuntuan? Atau mungkin memang sudah ada siratan tersendiri yang hanya elit-elit seperti Megawati yang tahu?
Geger Geden Mahfud MD Masuk Bursa
Mahfud MD, Gusdurian dan Reformasi
Sepertinya pertimbangan rasional terlepas banyak spekulasi yang muncul dalam drama ini sekalipun memang nama Mahfud muncul 2 bulan terakhir dan semakin menguat setelah Capres antitesa yaitu Anies Baswedan berpasangan dengan Muhaimin iskandar maka ada pertimbangan memperkuatnya dengan rasionalitas elektoral Nahdliyin yang harus dijaga apalagi golongan Gusdurian. Kira-kira nama Mahfud kuat setelah ada korelasi antara Ganjar yang mulai ‘mendekat’ dengan Yenny Wahid. Dimana menariknya saat itu Yenny Wahid dibursakan ramai berpasangan dengan Anies dan sempat membuat ‘resah’ Demokrat yang terkesan merasa AHY sudah memadai. Toh, juga bersama AHY pun batal dan Demokrat keluar dari Gerbong Perubahan.
Mahfud MD, Sosok Kritis dan Kontroversi
Kembali lagi soal Mahfud MD. Beliau dikenal sebagai Menteri ceplas-ceplos, sarat prestasi tapi kaya kontroversi. Sebagai Menkopolhukam, beliau paling banyak bertanggungjawab dan menunjukkan performanya. Namun disisi lain, dia jadi seperti oposisi dan merasa bahwa terjadi sebuah kondisi dimana tidak sebagaimana mestinya. Kan aneh, bahwa Menko Polhukam berkata bahwa reformasi hukum jelang 2 tahun terakhir sebelum Pemerintahan habis malah melemah, apalagi perkara Korupsi dan penyelewengan penegak hukum. Kemana saja Pemerintah? Tapi harus diakui, siapapun yang menjadi kontestan akan mengamini kondisi penegakan hukum dan reformasinya jalan ditempat bahkan mundur.
Sinyal Terang Megawati dan Harapan Perubahan Ala Ganjar
Keresahan Megawati Sebagai Sinyal
Hal ini pula yang berulang kali dijelaskan oleh Megawati, bahkan belum lama dia juga mengatakan bahwa dia heran dengan perilaku aparatur penegak hukum yang jauh dari integritas dan moralitas. Bahwa seorang Menko juga mengamini bahwa dia tidak punya cukup daya untuk menyelesaikannya. PDIP pun merasa antitesa dengan kondisi yang terjadi saat ini. Sehingga wajar saja secara substantif demi memperkuat argumentasi bahwa Ganjar bukan soal bicara Keberlanjutan Jokowi. Secara contoh, infrastruktur, hilirisasi, ekonomi kerakyatan, atau soal IKN boleh lah dilanjut. Tapi perkara penegakan hukum, sepertinya tidak hanya Anies dan Prabowo saja. Ganjar pun juga merasa bahwa hukum kita sedang tidak baik-baik saja. Namun, tidak lantas orang mempercayai argumentasi tersebut maka perlulah sosok yang punya gagasan perubahan tersebut yaitu Mahfud MD.
Peran Dwitunggal Menentukan Semuanya Bukan Satu Orang Saja
Mahfud MD, sang Menteri rasa Oposan juga merasa bahwa mungkin jika dia sekalipun menjadi seorang ‘Banserep’ tapi minimal dia punya kuasa direktif sekalipun bukan sebagai policy maker. Tapi minimal dia masih di jajaran eksekutif dimana bisa jadi Presiden yaitu Ganjar Pranowo akan banyak delegasikan perkara law reform terhadap Mahfud. Sebagaimana beberapa urusan Pemerintahan yang didelegasikan antara Jokowi dengan Kyai Ma’ruf Amin. Tiada hal yang aneh. Tinggal kita tunggu saja, apakah benar-benar berdampak atau tidaknya? Tentu Dwitunggal juga yang akan banyak bertanggungjawab dan merespon sejauh mana efektivitas hal tersebut?
Sumber : https://www.kompas.id/baca/polhuk/2023/10/18/mahfud-nilai-pembenahan-hukum-dimulai-dari-aparat
Baca Artikel Selanjutnya : Panasnya Bulan Oktober Sepanas Prabowo-Gibran Berduet
Tulis Komentar