Widodo Supranoto: Gaung Poros Mataram Islam Kini Harus Terus Diabadikan Keberadaannya

Budaya | 21 Jun 2024 | 00:17 WIB
Widodo Supranoto: Gaung Poros Mataram Islam Kini Harus Terus Diabadikan Keberadaannya
Widodo Supranoto, S.I.P ketika ditemui penulis di sela-sela penyelenggaraan FGD mengenai Pengelolaan Cagar Budaya eks Mataram Islam meliputi Kotagede, Kerta Plered dan Imogiri, bertempat di Hotel Grand Rohan, Banguntapan. (Is

Uwrite.id - Jogjakarta - Dalam sejarah Indonesia, kerajaan Mataram memiliki peran yang sangat penting. Terbagi menjadi dua periode besar, yaitu Mataram Kuno yang berbasis Hindu dan Mataram Islam, ada sebuah mata rantai historis yang menghubungkan keduanya.

Widodo Supranoto, seorang tokoh budaya dan sejarah dari Jogjakarta, menegaskan pentingnya mengabadikan warisan Mataram Islam sebagai bentuk kesatuan dari sejarah tersebut.

Mataram Islam sebenarnya merupakan sebuah kerajaan yang berkuasa di tanah Jawa pada abad ke-16 hingga ke-17.

Kerajaan ini didirikan oleh Panembahan Senopati yang kemudian menjadi titik pusat penyebaran agama Islam di Jawa.

Salah satu jejak bersejarah peninggalan kerajaan ini adalah kawasan Kotagede, Kerta Plered dan Imogiri. Kotagede dikenal sebagai titik pemerintahan kerajaan, sementara Kerta Plered pusat transformasi budaya Mataram dan Imogiri menjadi kompleks makam raja-raja Mataram.

Ketika berjalan-jalan di Kotagede, dapat terlihat banyak sisa-sisa kejayaan kerajaan Mataram Islam.

Selain rumah-rumah tua dengan arsitektur khas, terdapat pula masjid-masjid bersejarah. Di Imogiri, penelusur masih akan menemukan makam raja-raja Mataram yang telah berjasa menyebarkan ajaran Islam.

Widodo Supranoto menyampaikan harapannya agar masyarakat lebih memahami keterkaitan antara Mataram dan Islam melalui peninggalan ini.

Kerajaan Mataram Islam memainkan peran penting dalam menyebarkan ajaran Islam di Jawa.

Mulai dari pendidikan agama melalui pondok pesantren hingga perluasan wilayah kekuasaan dengan diplomasi yang cerdas, Mataram Islam berhasil mengintegrasikan nilai-nilai Islam dalam kehidupan masyarakatnya.

Widodo berpendapat bahwa keterkaitan antara Mataram dan Islam harus terus dijaga sebagai satu kesatuan.Dan aset peninggalan di Kotagede, Kerta Plered dan Imogiri wajib dilestarikan.

"Ya, ini satu kesatuan mengapa dari tiga titik ini harus dikaitkan untuk Gaung Poros Mataram, Islam, itu harus satu kesatuan. Sejarahnya memang membuktikan bahwa Mataram dan Islam ini tidak bisa dipisahkan," ungkapnya.

Widodo juga menyoroti pentingnya memelihara situs-situs bersejarah yang ada di Kotagede.

Menurutnya, banyak orang yang kurang mengenal peninggalan Mataram Islam di sana.

"Jika kita bicara Mataram itu 'kan harus di Mataram Kuno, dan Mataram ini juga ungkapan. Dan leluhur kita dari dasar Mataram itu berbeda. Tapi semua itu adalah satu kesatuan yang memperkaya sejarah kita," jelas Widodo kembali..

Beliau berharap, dengan pemahaman yang lebih baik tentang sejarah Mataram Islam, masyarakat akan lebih mengapresiasi dan melestarikan warisan budaya ini.

"Ketika melihat situs di Kotagede, kita sebenarnya melihat warisan yang luar biasa dari Mataram Islam. Ini harus terus diabadikan agar tidak hilang ditelan zaman," tuturnya.

Tokoh budaya dan sejarah ini mengingatkan bahwa Mataram Islam tidak hanya sebatas sejarah, tetapi juga sebagai tonggak penting dalam penyebaran agama Islam di Indonesia.

Upaya menjaga dan melestarikan situs-situs bersejarah ini akan memperkuat Mataram sebagai episentrum kekuatan Islam di masa lalu dan masa kini. "Sudah waktunya kita jadikan Gaung Poros Mataram Islam sebagai warisan yang harus terus diabadikan," pungkasnya. (*)

Menulis di Uwrite bisa dapat penghasilan, Investasikan tulisan anda sekarang juga
Daftar di sini

Jika anda keberatan dan memiliki bukti atau alasan yang kuat bahwa artikel berita ini tidak sesuai dengan fakta, anda dapat melakukan pengaduan pada tautan ini

Tulis Komentar