Wabah PMK Menggila, 63 Sapi Mati Mendadak di Gunungkidul: Pedagang Ternak Menjerit

Kesehatan | 09 Jan 2025 | 09:27 WIB
Wabah PMK Menggila, 63 Sapi Mati Mendadak di Gunungkidul: Pedagang Ternak Menjerit

Uwrite.id - Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), kini berada dalam situasi darurat menyusul merebaknya wabah Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) yang menyerang hewan ternak. Hingga saat ini, 893 ekor sapi dilaporkan terinfeksi, dengan 63 ekor di antaranya mati mendadak.  

Wabah ini menghantam perekonomian masyarakat, terutama pedagang ternak. Di Pasar Hewan Siyono Harjo, Kecamatan Playen, aktivitas jual beli sapi menurun drastis hingga 50%. Pasar yang biasanya ramai kini sepi pembeli, dengan transaksi yang didominasi antar pedagang.  

"Saat ini semua pedagang mengeluh karena sapi nggak lalu dan pembeli petani juga nggak ada. Pemerintah solusinya gimana juga belum ada tanggapan," ujar Woko, seorang pedagang sapi, dikutip dari Sindo.com, Selasa (7/1/25).

Rencana penutupan pasar hewan pun menuai protes dari pedagang. Mereka menilai kebijakan tersebut bukan solusi, melainkan menambah beban ekonomi.

"Kami minta solusi pemerintah yang jelas. Jangan cuma larangan membawa sapi sakit, tapi bagaimana membantu pedagang yang sudah hancur ini," tegas Wasis, pedagang lainnya.

Berdasarkan data Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Gunungkidul, Kecamatan Karangmojo menjadi wilayah dengan kasus PMK tertinggi, yaitu 478 sapi terinfeksi. Sementara itu, Kecamatan Paliyan mencatat jumlah kematian tertinggi dengan 16 sapi mati akibat PMK.  

Gejala PMK yang mengkhawatirkan seperti penurunan nafsu makan, mulut mengeluarkan cairan, hingga kaki pincang, membuat harga sapi anjlok tajam.

"Harga sapi potong yang biasanya Rp15 juta, sekarang cuma Rp9 juta. Sapi tani malah nggak ada yang beli," kata Woko.  

Pemerintah Siapkan 4 Juta Dosis Vaksin PMK

Di tingkat nasional, pemerintah melalui Kementerian Pertanian telah mengalokasikan Rp100 miliar untuk mendistribusikan 4 juta dosis vaksin PMK. Namun, distribusi vaksin ini baru menyentuh sebagian wilayah, termasuk Jawa Timur yang menerima 12.500 dosis.  

Menteri Pertanian Amran Sulaiman menekankan pentingnya vaksinasi, bahkan di daerah yang belum terjangkit.

"Meski Surabaya belum terkena wabah, vaksinasi tetap dilakukan untuk mencegah penyebaran," ujarnya pada Rabu, 8 Januari 2025.

Namun, vaksinasi saja belum cukup. Wabah ini telah menimbulkan dampak sosial dan ekonomi yang luas, terutama bagi peternak dan pedagang. Pemerintah daerah perlu segera turun tangan memberikan solusi konkret agar wabah ini tidak semakin memperburuk perekonomian masyarakat.

Hingga kini, pedagang seperti Woko dan Wasis masih menunggu kepastian dari pemerintah. Bagi mereka, waktu adalah hal yang mendesak, karena dampak wabah ini bukan hanya soal sapi, tetapi juga keberlanjutan hidup warga masyarakat.

Menulis di Uwrite bisa dapat penghasilan, Investasikan tulisan anda sekarang juga
Daftar di sini

Jika anda keberatan dan memiliki bukti atau alasan yang kuat bahwa artikel berita ini tidak sesuai dengan fakta, anda dapat melakukan pengaduan pada tautan ini

Tulis Komentar