UGM Gelar SNTT 2025, Dorong Riset Terapan Jadi Solusi Nyata untuk Pembangunan Berkelanjutan

Pendidikan | 25 Oct 2025 | 21:57 WIB
UGM Gelar SNTT 2025, Dorong Riset Terapan Jadi Solusi Nyata untuk Pembangunan Berkelanjutan
Tiga pembicara dalam SNTT 2025 (Foto Yusuf)

Uwrite.id - Yogyakarta, — Sekolah Vokasi Universitas Gadjah Mada (UGM) menegaskan perannya dalam mendorong riset berbasis solusi nyata melalui Seminar Nasional Teknologi Terapan (SNTT) 2025, yang digelar Sabtu (25/10) di Gedung TILC UGM.

Dengan tema “Gerakan Riset Terapan yang Berdampak Nyata dan Berkelanjutan”, acara ini mempertemukan akademisi, industri, dan pemerintah untuk memperkuat kolaborasi dalam mendukung pembangunan berkelanjutan (SDGs).

“SNTT bukan sekadar forum ilmiah, tapi gerakan kolaboratif untuk menjembatani riset kampus dan kebutuhan masyarakat,” ujar Yudistira Hendra Permana, S.E., M.Sc., Ph.D., moderator sekaligus dosen Sekolah Vokasi UGM.

Kolaborasi Lintas Sektor untuk Inovasi Nyata

Tahun ini, SNTT diikuti 168 peserta dari berbagai institusi, terdiri dari 164 peserta dari UGM dan 4 peserta dari luar, seperti Universitas Indonesia, Universitas Diponegoro, dan Petrolink Indonesia. Peserta berasal dari beragam bidang seperti Sains dan Teknologi, Agro, Kesehatan, dan Sosiohumaniora.

Para peserta SNTT 2025 di Sekolah Vokasi UGM (Foto Yusuf)

Menurut Yudistira, keberagaman peserta menunjukkan bahwa riset terapan tidak hanya milik satu disiplin, melainkan jembatan antar sektor.
“Kolaborasi lintas sektor menjadi kunci inovasi berkelanjutan di masa depan,” katanya.

Bahas Hilirisasi hingga Transformasi Digital

SNTT 2025 menghadirkan tiga pembicara utama yang mewakili pemerintah, akademisi, dan industri.

Pembicara pertama, Dr. Fauzan Adziman, S.T., M.Eng., Direktur Jenderal Riset dan Pengembangan Kemendiktistek RI, menekankan pentingnya hilirisasi riset agar manfaatnya dirasakan langsung masyarakat.
“Riset tidak boleh berhenti di jurnal, tapi harus menghasilkan solusi nyata bagi publik,” ujarnya.

Dosen Sekolah Vokasi UGM Dr. Eng. Agustinus Winarno, S.T., M.Eng., menyoroti kolaborasi akademisi dan industri yang saling menguntungkan.
“Kampus punya ide, industri punya lahan penerapan. Ketika bersinergi, hasilnya luar biasa,” jelasnya.

Sementara Dwi Handri Kurniawan, MBA, CEO PT Trimitra Sistem Solusindo, membagikan praktik terbaik transformasi digital di industri.
“Banyak riset kampus sudah siap diterapkan. Tantangannya tinggal mempertemukan peneliti dan pelaku industri,” katanya.

Peserta Antusias: “Materinya Aplikatif dan Menginspirasi”

Antusiasme peserta terasa sejak awal acara. Mereka aktif berdiskusi dan berbagi pandangan tentang penerapan riset di dunia nyata.

Rara Widyastuti, mahasiswa Teknologi Rekayasa Internet UGM, mengaku terinspirasi.
“Ilmu yang didapat sangat aplikatif. Saya jadi tahu bagaimana riset bisa berdampak langsung untuk masyarakat,” ujarnya.

Peserta dari Universitas Diponegoro, Fikri Ardiansyah, juga memberikan apresiasi.
“SNTT memberi kesempatan bertemu peneliti lintas bidang. Kolaborasi seperti ini harus terus ada,” tuturnya.

Riset untuk Masa Depan Berkelanjutan

Melalui kegiatan ini, Sekolah Vokasi UGM berharap riset terapan dapat menjadi motor inovasi nasional. Dengan kolaborasi lintas sektor, riset diharapkan tidak hanya menghasilkan teori, tetapi juga solusi bagi tantangan nyata.

“SNTT 2025 adalah langkah konkret menuju masa depan yang berkelanjutan. Ketika riset menjadi gerakan bersama, manfaatnya akan dirasakan seluruh lapisan masyarakat,” tutup Yudistira.

Dengan semangat sinergi, UGM terus membuktikan bahwa riset bukan sekadar akademik — tetapi penggerak kemajuan bangsa. (Yusuf)

Menulis di Uwrite bisa dapat penghasilan, Investasikan tulisan anda sekarang juga
Daftar di sini

Jika anda keberatan dan memiliki bukti atau alasan yang kuat bahwa artikel berita ini tidak sesuai dengan fakta, anda dapat melakukan pengaduan pada tautan ini

Tulis Komentar