Trump dan Xi Bahas Penguatan Hubungan Dagang, Komitmen Redakan Ketegangan Ekonomi Dunia

Amerika | 30 Oct 2025 | 19:51 WIB
Trump dan Xi Bahas Penguatan Hubungan Dagang, Komitmen Redakan Ketegangan Ekonomi Dunia
Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump dan Presiden China Xi Jinping.

Uwrite.id - Presiden Amerika Serikat Donald Trump dan Presiden China Xi Jinping menggelar pertemuan penting di Busan, Korea Selatan, Kamis (30/10/25). Pertemuan tersebut menjadi momen bersejarah dalam upaya kedua negara memperbaiki hubungan yang sempat memanas akibat perang dagang dan persaingan teknologi dalam beberapa tahun terakhir.

Keduanya bertatap muka di Bandara Internasional Gimhae, Busan, disambut dengan upacara sederhana namun penuh makna diplomatik. Trump menggambarkan pertemuan itu sebagai “sukses besar” dan bahkan menilai hasilnya melebihi ekspektasi. “Jika diukur dari skala 0 hingga 10, saya pikir pertemuan ini bernilai 12. Saya merasa sangat optimistis,” ujar Trump di dalam pesawat Air Force One, seperti dikutip Associated Press.

Dalam pertemuan tersebut, Trump menyampaikan rencana pemerintahannya untuk memotong tarif impor terhadap barang-barang asal China, sebagai bagian dari kesepakatan awal untuk menurunkan tensi dagang. Tarif yang semula mencapai total 57 persen akan diturunkan menjadi 47 persen. Langkah ini diambil setelah Beijing menyatakan kesediaannya mengekspor mineral langka ke Amerika Serikat dan kembali membeli produk pertanian utama AS, termasuk kedelai.

“Kesepakatan ini bukan hanya soal angka, tapi soal arah hubungan dua negara besar yang harus kembali ke jalur dialog,” tambah Trump. Ia juga menegaskan komitmennya untuk menjaga keterbukaan ekonomi global yang adil dan saling menguntungkan.

Selain isu perdagangan, kedua pemimpin juga membahas kerja sama di bidang teknologi tinggi, khususnya terkait ekspor chip komputer canggih. Trump mengungkapkan bahwa perusahaan semikonduktor AS, Nvidia, akan segera membuka pembicaraan resmi dengan pejabat China. “Kami ingin memastikan inovasi tetap menjadi jembatan, bukan tembok pemisah,” kata Trump.

Sementara itu, Presiden Xi Jinping menekankan pentingnya menumbuhkan rasa saling percaya dalam hubungan dua negara terbesar di dunia tersebut. Xi menyatakan, kerja sama antara China dan Amerika Serikat memiliki dampak langsung terhadap stabilitas global.

“Kedua pihak harus mempertimbangkan perspektif jangka panjang, berfokus pada manfaat kerja sama, dan menghindari lingkaran setan saling balas dendam,” ujar Xi. Ia menambahkan, kemitraan konstruktif lebih dibutuhkan dunia daripada kompetisi yang merugikan banyak pihak.

Dalam konteks yang lebih luas, pertemuan Busan ini juga membahas arah kebijakan ekonomi global, termasuk potensi koordinasi dalam stabilisasi rantai pasok dan pengendalian inflasi pasca-pandemi. Para pengamat menilai, kedua pemimpin mencoba mengirim sinyal bahwa rivalitas mereka tidak harus selalu berujung pada konfrontasi, tetapi dapat diarahkan menuju keseimbangan baru yang lebih produktif.

Trump juga mengonfirmasi rencana kunjungan resminya ke China pada April 2026, sementara Xi Jinping dijadwalkan melakukan kunjungan balasan ke Washington D.C. tak lama setelahnya. Pertukaran kunjungan ini diharapkan menjadi kelanjutan konkret dari dialog Busan yang disebut-sebut sebagai “pemanasan kembali diplomasi AS–China”.

Kementerian Luar Negeri Korea Selatan dalam pernyataannya menyambut positif pertemuan tersebut, menyebutnya sebagai “langkah yang menenangkan bagi kawasan Asia Timur”. Sementara sejumlah analis di Washington dan Beijing menilai kesediaan kedua pemimpin untuk menurunkan tarif dan membuka dialog baru sebagai tanda pergeseran dari strategi konfrontatif menuju diplomasi ekonomi pragmatis.

Bagi pasar global, kabar ini disambut dengan optimisme. Harga komoditas seperti kedelai dan logam langka langsung menguat di perdagangan Kamis sore waktu Asia, sementara indeks saham utama di Wall Street dan Shanghai mencatatkan kenaikan tipis. Para pelaku pasar menilai, pengurangan tensi antara dua kekuatan ekonomi terbesar dunia dapat membantu menjaga kestabilan rantai pasok internasional yang sempat terganggu dalam beberapa tahun terakhir.

Pertemuan di Busan bukan hanya simbol pencairan hubungan, tetapi juga refleksi bahwa kedua negara kini melihat manfaat jangka panjang dari kolaborasi dibandingkan kompetisi terbuka. Dengan sikap saling menghormati dan fokus pada kepentingan bersama, pertemuan Trump–Xi kali ini menjadi langkah penting menuju keseimbangan baru dalam peta ekonomi dan diplomasi dunia.

 

Menulis di Uwrite bisa dapat penghasilan, Investasikan tulisan anda sekarang juga
Daftar di sini

Jika anda keberatan dan memiliki bukti atau alasan yang kuat bahwa artikel berita ini tidak sesuai dengan fakta, anda dapat melakukan pengaduan pada tautan ini

Tulis Komentar