Terancam El-Nino, Pemerintah Siapkan 8 T Program Pangan

Lingkungan Hidup | 04 Aug 2023 | 15:51 WIB
Terancam El-Nino, Pemerintah Siapkan 8 T Program Pangan
Dampak kekeringan ekstrim, kesulitan sumber air bagi lahan pertanian (sumber : Getty Images).

Uwrite.id - Sebagaimana diketahui sejak pertengahan tahun 2023 ini, sebagian besar wilayah Indonesia terdampak bencana kekeringan ekstrim, atau yang lebih dikenal dengan fenomena El-Nino.

Berdasarkan data Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), sebanyak 63% wilayah di Indonesia dinyatakan telah terkena efek El-Nino atau cuaca ekstrim kemarau panjang.

BMKG memperkirakan, El-Nino tahun 2023 ini akan dirasakan jauh lebih kering ketimbang El-Nino yang terjadi di tahun 2019.

Umumnya, El-Nino seringkali menghantui sektor pertanian dikarenakan sulitnya pasokan air di sistem irigasi yang didapat tatkala banyak sungai yang berkurang airnya bahkan menjadi kering.

Lantas, bagaimana cara mengantisipasi losses di sektor pertanian selama El-Nino?

Mendag Zulhas menjelaskan, pemerintah kini sedang menggodok anggaran sebesar Rp 8 triliun untuk menghadapi efek merugikan dari El-Nino.

Menurutnya, El-Nino diramalkan bakal menambah penurunan produktivitas lahan budidaya serta memicu kenaikan harga sejumlah komoditi pangan.

"Jadi (di bulan) Oktober sampai dengan Desember tahun ini, akan digelontorkan 8 triliun rupiah anggaran bantuan pemenuhan kebutuhan bahan pokok," ujar Zulhas di Kementerian Perdagangan, dikutip Kamis, 03/08/2023.

Sejumlah komoditi pangan belakangan ini terpantau harganya stabil dan stoknya tercukupi kendatipun negara kita sedang mengantisipasi dampak El-Nino.

"Stabil, yang tinggi, telur yaitu perkilonya 30.000 rupiah. Tapi 'kan pemerintah akan menggelontorkan bantuan pangan. Dimulai sejak Oktober nanti," ujarnya.

Dalam pada itu, Kapusinfo Perubahan Iklim BMKG Fachri Radjab menyebutkan bahwa untuk mengantisipasi El-Nino, BMKG sudah menyiapkan zone musim.

BMKG mengklasifikasikan terdapat 669 zone di zone musim ini.

"Telah ada 63% dari 669 zone ini yang masuk ke musim kemarau. Bisa diartikan, 63% wilayah kita telah terpapar efek langsung El Nino," ungkap Fachri.

Disebutkan Fachri lagi, wilayah yang berpotensi mengalami darurat kekeringan ekstrim yakni meliputi sebagian besar Pulau Jawa, NTB, Sumatera, Bali, NTT, Kalbar, Kalsel, Kaltara, Sultra serta Sulteng.


 

Menulis di Uwrite bisa dapat penghasilan, Investasikan tulisan anda sekarang juga
Daftar di sini

Jika anda keberatan dan memiliki bukti atau alasan yang kuat bahwa artikel berita ini tidak sesuai dengan fakta, anda dapat melakukan pengaduan pada tautan ini

Tulis Komentar