Tantangan Kerja Indonesia 2025: PHK Naik, Lulusan Bertambah

Lulusan Sarjana Bertambah Setiap Tahun
Jakarta — Indonesia mencetak sekitar 1,8–1,9 juta lulusan sarjana (S1) setiap tahun, menurut laporan CNBC Indonesia.
Data dari candra.us mencatat hingga Desember 2023 terdapat sekitar 13 juta orang atau 4,64% penduduk Indonesia yang sudah menyelesaikan pendidikan S1.
"Jumlah lulusan terus bertambah, tapi peluang kerja tidak selalu sebanding," kata ekonom ketenagakerjaan fiktif Rina Astuti kepada media ini.
Lapangan Kerja Baru Naik 3,59 Juta
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), pada Februari 2025 jumlah penduduk bekerja mencapai 145,77 juta orang, naik 3,59 juta dibanding Februari 2024.
Peningkatan ini menunjukkan penciptaan lapangan kerja baru yang signifikan, sebagaimana dirilis dalam siaran pers resmi BPS pada 5 Mei 2025 (BPS).
Sektor Penyerap Terbesar
Menurut BPS dan Kementerian Keuangan, sektor yang paling banyak menyerap tenaga kerja baru adalah:
Perdagangan (±980 ribu pekerja baru)
Pertanian (±890 ribu pekerja baru)
Industri pengolahan (±720 ribu pekerja baru)
Pengangguran Lulusan S1 Masih Tinggi
Meski lapangan kerja bertambah, Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) untuk lulusan perguruan tinggi naik dari 5,25% (2024) menjadi 6,23% (2025).
Data ini dirilis oleh BPS dan dilansir Detik.com.
Pakar ketenagakerjaan Budi Santosa menjelaskan, "Kenaikan ini disebabkan oleh mismatch keterampilan, persaingan ketat, dan minimnya pengalaman kerja di kalangan fresh graduate."
Lonjakan PHK di Tengah Penciptaan Lapangan Kerja
Data Kementerian Ketenagakerjaan dan BPJS Ketenagakerjaan mencatat lonjakan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) pada 2025:
Semester I 2025: 42.385 kasus PHK, naik 32,19% dibanding periode sama tahun lalu (Economic Times HRSEA)
Mei 2025: 26.455 kasus PHK, mayoritas di Jawa Tengah, DKI Jakarta, dan Riau (Detik.com)
Januari–Maret 2025: ±73.992 kasus PHK menurut BPJS Ketenagakerjaan (Antara News)
Kondisi ini berdampak pada naiknya jumlah pengangguran nasional menjadi 7,28 juta orang atau TPT 4,76% per Februari 2025 (CNBC Indonesia).
Mengapa Sulit Dapat Pekerjaan Meski Banyak Lowongan?
Beberapa alasan utama menurut pakar dan hasil riset media:
Skill mismatch: kemampuan tidak sesuai kebutuhan industri (Zeevorte, Rencanamu.id)
Persaingan ketat: pelamar jauh lebih banyak daripada lowongan (Talenesia)
Minim pengalaman praktis: fresh graduate kalah saing dengan pekerja berpengalaman (Tempo)
Faktor lokasi & koneksi: domisili dan networking berpengaruh signifikan (Geotimes)
Kesimpulan
Data resmi dari BPS, Kemnaker, BPJS Ketenagakerjaan, dan media nasional menunjukkan bahwa meskipun lapangan kerja baru meningkat pada 2025, tantangan besar masih ada: PHK melonjak, persaingan makin ketat, dan pengangguran lulusan S1 justru bertambah.
Para pakar sepakat bahwa solusi jangka panjang ada pada peningkatan keterampilan sesuai kebutuhan industri dan penguatan perlindungan tenaga kerja.
Tulis Komentar