Tak Ada Untungnya, Ide Duet Anies-Ganjar Justru Merugikan

Politik | 24 Aug 2023 | 14:47 WIB
Tak Ada Untungnya, Ide Duet Anies-Ganjar Justru Merugikan
Ide penggabungan dua capres yang elektabilitasnya rendah, yakni Anies dan Ganjar menjadi satu koalisi menurut IPO justru akan merugikan.

Uwrite.id - Wacana atau ide untuk menggabungkan Anies Baswedan dan Ganjar Pranowo dianggap tak akan menguntungkan. Pengandaian tersebut hanya sebatas propaganda.

Hal itu disampaikan oleh Direktur Eksekutif Indonesia Political Opinion (IPO) Dedi Kurnia Syah. Jika keduanya bersatu justru akan merugikan kedua belah pihak.

“Penggabungan Anies Ganjar bisa merusak kedua belah pihak. PDI-P akan ditinggalkan pemilih karena sejauh ini loyalis mereka anti pada Anies Baswedan. Sebaliknya Anies akan kehilangan dukungan karena mereka juga anti PDI-P,” ujar Dedi sebagaimana dilansir Kompas[dot]com, Kamis (24/08).

Pengandaian untuk menggabungkan Anies dan Ganjar dianggap sebagai sikap putus asa, lantaran PDIP merasa ditinggal ditinggal oleh pemilih yang pro terhadap Joko Widodo (Jokowi). Mereka cenderung kini mendukung capres Prabowo Subianto.

“Anies sendiri tidak berbagi ceruk suara dengan siapapun, sementara Ganjar harus berbagi dan berebut dengan Prabowo,” katanya.

Menurutnya, Anies sudah benar berada di kubu kontra pemerintah. Untuk mendapatkan mendapat ceruk suara tersendiri, eks Gubernur DKI Jakarta itu memang harus berseberangan.

“Jika harus ada dua kubu (Pilpres 2024), maka dipastikan Anies tetap jadi salah satunya,” katanya.

Ia juga berpendapat wacana menduetkan Anies dan Ganjar hanya propaganda. Jika itu terjadi, maka akan melemahkan.

“Sebab semua masih dinamis, Jokowi terbukti mampu meluruhkan, merontokkan suara Ganjar, hal ini bukan tidak mungkin bisa terjadi juga pada Prabowo,” katanya.

Sebelumnya, wacana penggabungan Ganjar-Anies diungkap pertama kali oleh Ketua DPP PDI-P Said Abdullah. (*)

Menulis di Uwrite bisa dapat penghasilan, Investasikan tulisan anda sekarang juga
Daftar di sini

Jika anda keberatan dan memiliki bukti atau alasan yang kuat bahwa artikel berita ini tidak sesuai dengan fakta, anda dapat melakukan pengaduan pada tautan ini

Tulis Komentar