Susi Pudjiastuti Tanggapi Pernyataan Presiden Jokowi Yang Soroti Sulitnya Cari Kerja, Lulusan S2 Jadi Tukang Sapu

Ekonomi | 15 Jun 2023 | 20:39 WIB
Susi Pudjiastuti Tanggapi Pernyataan Presiden Jokowi Yang Soroti Sulitnya Cari Kerja, Lulusan S2 Jadi Tukang Sapu
Presiden Joko Widodo dan Mantan Menteri KKP Susi Pudjiastuti.

Uwrite.id - Dalam acara peluncuran Indonesia Emas 2045 yang berlangsung pada hari Kamis, Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyinggung masalah yang dihadapi oleh banyak orang dalam mencari pekerjaan saat ini. Dalam pidatonya, Presiden Jokowi memberikan contoh kasus mengenai sulitnya mencari pekerjaan yang dialami oleh sejumlah lulusan S2 yang pada akhirnya terpaksa bekerja sebagai tukang sapu.

"Saya baca di berita, ini di negara lain, saking sulitnya mencari kerja, lulusan S2 yang harusnya bisa jadi guru, saat ini menjadi tukang sapu," kata Jokowi, dikutip dari CNN Indonesia, Kamis (15/6).

Tak hanya itu, Presiden Jokowi juga memaparkan bahwa Indonesia akan menghadapi puncak demografi pada tahun 2030, di mana pada saat itu sebanyak 68,3 persen penduduk berusia produktif. Kondisi ini sebenarnya dapat menjadi peluang yang besar bagi kemajuan negara, namun juga berpotensi menjadi bencana jika tidak dikelola dengan baik.

Karenanya, Jokowi tak ingin Indonesia menjadi seperti salah satu negara Afrika yang mengalami bonus demografi pada 2015 tapi tak bisa mengelolanya dengan baik. Tanpa menyebutkan nama negara tersebut, Jokowi mengatakan yang terjadi di negara Afrika itu justru pengangguran yang melonjak.

"Dalam tujuh tahun justru yang terjadi pengangguran melonjak jadi 33,6 persen. Saya tidak usah sebut negaranya mana," kata Jokowi

Menanggapi pernyataan Presiden Jokowi, Susi Pudjiastuti, yang merupakan mantan Menteri Kelautan dan Perikanan, memberikan tanggapan melalui akun media sosial pribadinya. Ia mengungkapkan bahwa saat ini usaha di luar sektor sumber daya alam (SDA) tidaklah mudah. Hal ini disebabkan oleh biaya yang tinggi, baik secara resmi maupun tidak resmi, serta kesulitan dalam beban usaha yang umumnya dihadapi oleh para pelaku usaha.

Selain itu, Susi juga mengakui adanya penurunan permintaan dan penurunan pasokan dalam bisnis tersebut akibat rendahnya kompetensi dan kapabilitas perusahaan, serta banyaknya perusahaan yang mengalami penurunan modal. Di samping itu, minimnya insentif bagi pelaku usaha yang sedang berjalan juga menjadi salah satu kendala yang sedang dihadapi.

"Usaha non SDA sedang tidak mudah, karena biaya tinggi baik yang resmi maupun tidak resmi, kemudahan administrasi usaha umum yang juga sulit. Demand naik suply turun karena size kompetensi dan kapability perusahaan juga banyak yang shrinking/tergerus modal. Minimnya insentif untuk usaha yang berjalan dll," tulis Susi, Kamis 15/6/23.

Dalam konteks Indonesia Emas 2045, tantangan dalam mencari pekerjaan menjadi isu yang perlu mendapat perhatian serius. Permasalahan ini tidak hanya berdampak pada lulusan S2 yang terpaksa bekerja di sektor yang tidak sesuai dengan pendidikan mereka, tetapi juga melibatkan aspek demografi yang akan mencapai puncaknya pada tahun 2030.

Diharapkan dengan pemahaman yang lebih mendalam tentang masalah ini, langkah-langkah strategis dapat diambil oleh Presiden selanjutnya untuk mengatasi kesulitan mencari kerja serta meningkatkan potensi ekonomi negara.

 

 

Menulis di Uwrite bisa dapat penghasilan, Investasikan tulisan anda sekarang juga
Daftar di sini

Jika anda keberatan dan memiliki bukti atau alasan yang kuat bahwa artikel berita ini tidak sesuai dengan fakta, anda dapat melakukan pengaduan pada tautan ini

Tulis Komentar