Surveyor Senior Ini Bongkar Kedok Lembaga Survei, Sebut Anies ‘Korban’

Pemilu | 28 Jan 2024 | 14:48 WIB
Surveyor Senior Ini Bongkar Kedok Lembaga Survei, Sebut Anies ‘Korban’
Hasil dari lembaga survei itu berbeda-beda. Sebagian mengunggulkan Capres Gerindra Prabowo Subianto, terdapat pula yang mengunggulkan Capres Koalisi Perubahan Anies. Sedangkan posisi Capres PDIP Ganjar Pranowo, selalu ketiga.

Uwrite.id - Menjelang kurang dari dua pekan menuju hari pemungutan suara, beberapa institusi survei opini publik kini nampak berlomba-lomba merilis hasil surveinya terkait dengan elektabilitas figur capres dan cawapres.

Hanya saja, hasil dari lembaga survei itu berbeda-beda. Sebagian mengunggulkan Capres Gerindra Prabowo Subianto, sebagian Capres Koalisi Perubahan, Anies. Sedangkan posisi Capres PDIP Ganjar Pranowo, selalu ketiga.

Peneliti opini publik Agung Prihatna memaparkan, sebenarnya elit politik dan bohir yang telah mengeluarkan dana besar jauh lebih bingung jika dibandingkan dengan masyarakat.

“Sebenarnya bukan masyarakat yang terlalu bingung. Yang bingung sebenarnya bohir. Karena ini menyangkut satu pertarungan yang besar, yang nggak sedikit, besar sekali,” ungkap Agung. Hal tersebut juga pernah disampaikannya melalui kanal YouTube Hersubeno Point.

“Kita masyarakat ini sebenarnya biasa-biasa aja. Kita cuma bingung karena yang mana yang benar. Tapi sebenarnya yang paling bingung adalah elit politik dan bohir,” sambungnya.

Dia membayangkan lembaga survei atau polster yang sering melakukan survei ini pasti juga sering dapat telepon dari bohir untuk penjelasan mengapa hasilnya beda dengan yang lain. 

"Saya membayangkan itu pasti alasannya macam-macam dan sebagainya,” gumamnya.

Lebih lanjut mantan Ketua Senat Mahasiswa MIPA Unhas itu mengatakan, survei yang ada dasarnya bias. Bias afiliatif dari para pemimpin lembaga survei.

“Karena kalau kita perhatikan sebenarnya itu jelas kelihatan lembaga-lembaga survei yang memihak kepada capres tertentu,” papar Agung.

Menurutnya, sejumlah lembaga survei ini telah mengorbankan Anies Baswedan tidak bisa muncul di peringkat nomor satu. Padahal, hasil lembaga survei asing, seperti Uting Research Australia dan Bloomberg, Amerika Serikat mengunggulkan Anies sebagai yang berada di peringkat pertama.

“Kalau melihat survei lalu tampaknya yang tinggi adalah capres yang diunggulkan lembaga survei itu, yang afiliatif. Demikian juga sebaliknya. Yang menjadi korban itu adalah capres yang murni unggul, yakni Anies Baswedan, dengan elektabilitas yang senantiasa ditaruh di posisi hanya kedua. Padahal kalau kita cermati, itu sebenarnya Anies berpeluang teratas untuk saat ini,” tandasnya.

Salah satu lembaga survei yakni IPPOL Center, sebagaimana dikatakan Direktur Eksekutifnya, Leissa Mintular, selalu mengeluarkan hasil survei dengan menempatkan Prabowo di posisi teratas.

Rating Prabowo Subianto dan Anies Baswedan terus-menerus bergerak ke atas. Sedangkan Capres PDIP Ganjar Pranowo terus menurun.

Hal ini berdasarkan survei wawancara terbaru.

IPPOL Center menemukan elektabilitas Prabowo dan Anies terus berkejar-kejaran. Namun, Prabowo masih relatif teratas.

“Sementara elektabilitas Ganjar terus menurun. Dari sisi kedikenalan, Anies masih berpeluang naik. Dari sisi kedisukaan, Ganjar turun signifikan,” tutur Leissa dalam keterangannya.

Dari sisi kualitas, Anies cenderung lebih positif dibanding Prabowo dan Ganjar. Hal ini tercermin dari performa Debat Kandidat Capres-Cawapres yang digelar oleh KPU.

“Dalam survei, di antara yang tahu, yang suka kepada Ganjar 24%, Prabowo 43%, Anies 29%. Dalam 1,5 bulan terakhir, kedisukaan Ganjar cenderung turun dari 27% menjadi 24%. Sementara, pada periode yang sama, kedisukaan Anies relatif stabil,” jelasnya.

“Simulasi head to head putaran kedua, Prabowo unggul signifikan atas Ganjar dan Anies. Sementara Anies juga unggul signifikan atas Ganjar jika Prabowo diasumsikan tidak lolos ke putaran kedua,” imbuh Leissa.

Pemilihan sampel dilakukan melalui metode random digit dialing (RDD). RODD adalah teknik memilih sampel melalui proses pembangkitan nomor telepon secara acak.

Dengan teknik RDD sampel sebanyak 1230 responden dipilih melalui proses pembangkitan nomor telepon secara acak, validasi, dan screening. Margin of error survei diperkirakan + 2.9% pada tingkat kepercayaan 95%, asumsi simple random sampling.

Wawancara dengan responden dilakukan lewat telepon oleh pewawancara yang dilatih. (*)

Menulis di Uwrite bisa dapat penghasilan, Investasikan tulisan anda sekarang juga
Daftar di sini

Jika anda keberatan dan memiliki bukti atau alasan yang kuat bahwa artikel berita ini tidak sesuai dengan fakta, anda dapat melakukan pengaduan pada tautan ini

Tulis Komentar