Strategi Beternak Sapi Tanpa Bau Mengganggu Warga

Uwrite.id - Bau kandang sering menjadi sumber keluhan warga, terutama di kampung-kampung yang padat. Namun sejumlah kelompok ternak di wilayah Priangan Timur mulai menerapkan sistem manajemen kandang tanpa bau (odorless farming).

Melalui teknik sederhana seperti pengaturan drainase, penggunaan probiotik, hingga pemasangan biofilter, lingkungan kandang kini jauh lebih bersih dan nyaman. Kondisi tersebut membuat hubungan antara peternak dan warga sekitar tetap harmonis.

Peternak sapi asal Ciamis, Nanang Sutisna, mengatakan perubahan ini terjadi setelah beberapa kali mendapat keluhan dari warga. “Kami sadar bahwa kenyamanan lingkungan itu penting. Setelah pakai probiotik, bau kandang berkurang drastis,” ujarnya.

Probiotik disemprotkan ke lantai dan media kotoran untuk mempercepat dekomposisi. Sementara biofilter menggunakan media arang, serbuk kayu, atau zeolit untuk menyerap aroma amonia yang biasa muncul di kandang sapi.

Nanang menyebut sistem ini efektif jika diterapkan secara konsisten. Menurutnya, pengelolaan limbah ternak harus menjadi prioritas karena berpengaruh pada kualitas udara dan air tanah.

“Bau itu indikator. Kalau baunya hilang, berarti pengelolaan limbahnya benar. Ini harus jadi standar minimal kelompok ternak,” kata Nanang.

Selain teknologi, kebiasaan peternak juga harus diubah. Pembersihan lantai kandang secara rutin, pengangkutan kotoran ke tempat fermentasi, hingga pemisahan area pakan menjadi kunci utama mengurangi aroma.

Sejumlah desa kini mendorong program "Kampung Ternak Bersih" melalui bantuan probiotik, karung kompos, dan pelatihan manajemen limbah. Langkah ini diyakini mampu menjaga kualitas lingkungan sekaligus meningkatkan citra peternakan rakyat.

Dengan penerapan sistem tanpa bau, kelompok ternak tidak hanya menjaga ketertiban lingkungan, tetapi juga menunjukkan bahwa peternakan rakyat bisa dikelola profesional tanpa mengganggu warga sekitar.***