Standar Hygiene Industri dan Menakar Risiko Kerja di Industri Jadi Fokus K3 ke Depan

Kesehatan | 25 Sep 2024 | 11:09 WIB
Standar Hygiene Industri dan Menakar Risiko Kerja di Industri Jadi Fokus K3 ke Depan
Solusi yang dapat dilakukan yaitu, perusahaan perlu memastikan bahwa mereka memiliki tim atau individu yang bertanggung jawab. Hal itu bertujuan untuk agar SMK3 dapat terlaksana.

Uwrite.id - Jakarta - Salah satu tantangan utama dalam implementasi higiene industri yaitu kompleksitas dari peraturan dan standar yang berlaku. Masing-masing negara atau wilayah memiliki regulasi yang berbeda terkait dengan aspek-aspek seperti pengendalian bahaya kimia, pengelolaan limbah, penggunaan Alat Pelindung Diri (APD), dan lain-lain. 

Hal ini dapat membuat perusahaan akhirnya tidak mampu mengejar kemampuannya di dalam memahami dan mematuhi seluruh ketentuan yang berlaku. Demikian disampaikan Sahat Silalahi, Wakil Ketua Umum Asosiasi Hiperkes dan Keselamatan Kerja saat berbicara pada Opening Ceremony dan Grand Launching event Safe Work Indonesia pertama di Jakarta.

Adapun solusi yang dapat dilakukan yaitu, perusahaan perlu memastikan bahwa mereka memiliki tim atau individu yang bertanggung jawab. Hal itu bertujuan untuk memantau dan memastikan kepatuhan terhadap semua peraturan yang berlaku. Training secara kontinyu kepada pegawai mengenai regulasi-regulasi ini juga sangat urgen.

Perubahan dalam teknologi dan proses kerja juga dapat menjadi tantangan dalam implementasi higiene industri.

Keterlibatan pegawai dalam identifikasi bahaya dan evaluasi risiko juga dapat membantu dalam menemukan solusi yang efektif.

Kerap, teknologi baru atau perubahan dalam proses produksi dapat memperkenalkan bahaya-bahaya baru atau meningkatkan risiko yang sudah ada. Umpamanya, penggunaan mesin-mesin otomatis dalam produksi dapat meningkatkan risiko cedera karena kontak dengan peralatan.

Antara lain jalan keluar yang dapat dilakukan yakni dengan mengintegrasikan penilaian risiko ke dalam proses perubahan teknologi atau proses kerja baru adalah kunci untuk mengidentifikasi serta mengurangi risiko sejak awal.

Budaya dan kebiasaan kerja yang sudah tertanam dalam organisasi juga dapat menjadi hambatan dalam implementasi higiene industri. Contohnya, sikap "mementingkan pekerjaan selesai lebih dari pada keselamatan" maupun kebiasaan memakai APD hanya ketika ada inspeksi bisa mengancam keberhasilan program higiene industri.

Jalan keluar yang dapat diambil yakni dengan mengetahui urgensi guna membangun budaya keselamatan yang kuat di seluruh organisasi. Hal ini dapat dilakukan melalui pelatihan rutin, komunikasi yang jelas tentang pentingnya keselamatan, dan memberikan penghargaan kepada karyawan yang mematuhi mekanisme keselamatan. (")

Menulis di Uwrite bisa dapat penghasilan, Investasikan tulisan anda sekarang juga
Daftar di sini

Jika anda keberatan dan memiliki bukti atau alasan yang kuat bahwa artikel berita ini tidak sesuai dengan fakta, anda dapat melakukan pengaduan pada tautan ini

Tulis Komentar