Skenario Gibran Cawapres Upaya Gembosi Suara Ganjar

Pemilu | 21 Oct 2023 | 22:19 WIB
Skenario Gibran Cawapres Upaya Gembosi Suara Ganjar
Guru Besar Ilmu Komunikasi Universitas Airlangga (UNAIR) Surabaya, Prof. Henri Subiakto memprediksi akan terjadi perubahan arah dukungan politik jika putra sulung Presiden Joko Widodo.

Uwrite.id - Guru Besar Ilmu Komunikasi Universitas Airlangga (UNAIR) Surabaya, Prof. Henri Subiakto memprediksi akan terjadi perubahan arah dukungan politik jika putra sulung Presiden Joko Widodo sekaligus Wali Kota Solo, Gibran Rakabuming Raka maju sebagai Calon Wakil Presiden (Cawapres) pada 2024 mendatang. Menurutnya, pendukung Jokowi selama ini bisa saja banyak yang berpindah dukungan mengikuti posisi politik Gibran.

Diketahui, nama Gibran semakin santer disebut-sebut akan menjadi Cawares pendamping Calon Presiden (Capres) dari Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto jika Mahkamah Konstitusi (MK) yang dipimpin oleh paman Gibran sendiri, Anwar Usman, memutuskan mengubah batas usia minimal Cawapres dari 40 tahun menjadi 35 tahun.

Henri berpendapat, jika Gibran maju jadi Cawapres Prabowo, maka yang paling dirugikan adalah Capres dari PDI Perjuangan, Ganjar Pranowo.

“Para pendukung yang ikut Gibran itu lebih banyak berasal dari pendukung Ganjar, bukan dari para pendukung Anies. Jadi yang paling dirugikan pencawapresan Gibran adalah Ganjar,” kata Henri melalui platform X resminya, @henrysubiakto pada Kamis (12/10).

Henry mengungkapkan, tujuan mendorong Gibran menjadi Cawapres Prabowo adalah upaya untuk menggembosi suara Ganjar sekaligus mengadu domba keluarga Jokowi dengan PDIP. Diketahui, Jokowi dan Gibran merupakan kader partai pimpinan Megawati Soekarnoputri itu.

“Siapa yang mendorong skenario ini terjadi adalah mereka yang ingin menggembosi atau memecah suara dukungan terhadap Capres Ganjar Pranowo, lewat perpindahan Gibran. Mereka ingin menarik sekaligus membenturkan keluarga besar Jokowi dengan PDIP, Megawati, Ganjar dan pendukungnya,” ungkap Henri.

Skenario tersebut, kata Henri, diyakini bisa menjadi strategi jitu untuk mengalahkan kekuatan Ganjar Pranowo.

“Jika ini terjadi (Gibran jadi Cawapres Prabowo), maka suara Prabowo akan naik dapat tambahan dari para pendukung Gibran yang ikut berpindah,” jelasnya.

Pun, lanjut Henri, pasangan Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar (AMIN) yang kerap berada di posisi paling buncit dalam survei elektabilitas Capres dan Cawapres 2024, akan diuntungkan dari perubahan dukungan ini.

“Kalau suara yang ikut terbawa (Gibran) itu tinggi, maka pasangan Amin juga akan diuntungkan,” ujarnya.

“Anies dan Cak Imin yang selama ini selalu di nomor buncit atau 3 dari dua yang lain, bisa punya kesempatan naik peringkat jadi nomer dua, karena turunnya suara Ganjar yang berpindah dukungan,” lanjutnya.

Dengan demikian, kata Henri, AMIN punya kans untuk bisa lolos ke putaran kedua bersama Prabowo-Gibran.

“Namun berjalan tidaknya semua ini tergantung pada faktor kesadaran dan pemahaman mayoritas para pemilih terhadap karakter personal masing-masing calon pemimpin yang diskenariokan tadi,” tutur Henri. (*)

 

 

Menulis di Uwrite bisa dapat penghasilan, Investasikan tulisan anda sekarang juga
Daftar di sini

Jika anda keberatan dan memiliki bukti atau alasan yang kuat bahwa artikel berita ini tidak sesuai dengan fakta, anda dapat melakukan pengaduan pada tautan ini

Tulis Komentar