Sendimentasi Parah, Menteri PU Dody Hanggodo Sebut Usia Waduk Gajah Mungkur Tinggal 6 Tahun

Lingkungan Hidup | 09 Feb 2025 | 23:08 WIB
Sendimentasi Parah, Menteri PU Dody Hanggodo Sebut Usia Waduk Gajah Mungkur Tinggal 6 Tahun

Uwrite.id - Tingkat sedimentasi di Waduk Gajah Mungkur (WGM) sangat parah, mengancam usia produktif waduk yang kini diprediksi hanya tersisa sekitar enam tahun. Menteri Pekerjaan Umum (PU), Dody Hanggodo, dalam kunjungannya ke Wonogiri, Sabtu (8/2/2024), menyatakan bahwa kondisi ini memerlukan langkah penanganan segera.  

"Kami datang untuk melihat langsung kondisi Waduk Gajah Mungkur yang sedimentasinya sangat parah. Berdasarkan hasil tinjauan, usia produktif waduk ini diperkirakan hanya tersisa sekitar enam tahun," ujar Dody kepada wartawan.  

Sebagai upaya mitigasi, pengelola waduk telah membangun Closure Dike, sistem tanggul penutup yang bertujuan menahan aliran sedimentasi dari Sungai Keduang sebelum air dialirkan ke waduk utama. Dody berharap metode ini, ditambah dengan pengerukan sedimen, dapat memperpanjang usia waduk hingga lebih dari 50 tahun.  

Kapasitas Waduk Menyusut Drastis

Data teknis menunjukkan bahwa saat pertama kali dibangun, Waduk Gajah Mungkur memiliki kapasitas tampung 500 juta meter kubik air. Namun, akibat sedimentasi yang terus menumpuk, kapasitasnya kini menyusut menjadi hanya 340 juta meter kubik.  

"Jika sedimentasi tidak dikendalikan, maka ke depan kita perlu membangun tanggul penutup baru untuk menjaga volume tampungan waduk," kata Dody.  

WGM mulai beroperasi pada 1981 dengan proyeksi usia efektif 50 tahun. Jika tidak ada upaya konkret dalam mengatasi sedimentasi, waduk ini dikhawatirkan tidak lagi mampu berfungsi optimal dalam beberapa tahun mendatang.  

Ancaman Lingkungan dari Tambang Semen di Pracimantoro

Selain sedimentasi WGM, ancaman lingkungan lain muncul dari rencana penambangan batu gamping di Kecamatan Pracimantoro, Wonogiri. Lokasi tambang yang mencakup empat desa—Watangrejo, Sambiroto, Suci, dan Gambirmanis—menimbulkan kekhawatiran terhadap ekosistem Geopark Gunung Sewu serta potensi percepatan pendangkalan Waduk Gajah Mungkur.  

Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (DLHK) Jawa Tengah, Widi Hartanto, menyatakan bahwa lokasi tambang berada di luar kawasan Geopark Gunung Sewu yang dilindungi. Namun, masyarakat dan pemerhati lingkungan tetap mempertanyakan dampak jangka panjangnya.  

"Dari studi kelayakan, lokasi penambangan berada di luar kawasan karst yang dilindungi. Namun, aktivitas pertambangan dalam skala besar tetap berisiko mengganggu ekosistem setempat," kata Widi, Kamis (9/1/2025).

Produksi semen yang diproyeksikan mencapai 4,2 juta ton per tahun serta aktivitas tambang dalam skala besar berpotensi mengganggu keseimbangan lingkungan. Meskipun pemerintah menjamin tidak ada dampak signifikan, masyarakat masih menunggu kepastian bahwa eksploitasi sumber daya tidak akan mengorbankan kelestarian alam dan status Geopark Gunung Sewu sebagai warisan dunia.

Menulis di Uwrite bisa dapat penghasilan, Investasikan tulisan anda sekarang juga
Daftar di sini

Jika anda keberatan dan memiliki bukti atau alasan yang kuat bahwa artikel berita ini tidak sesuai dengan fakta, anda dapat melakukan pengaduan pada tautan ini

Tulis Komentar