Sekolah Ramah Anak Berawal Dari Toilet Sekolah!

Opini | 10 Jun 2023 | 07:20 WIB
Sekolah Ramah Anak Berawal Dari Toilet Sekolah!
image:pixabay.com/vectors/school-back-to-school-education-2596090/

Uwrite.id - Sejak lama konsep sekolah ramah anak digaungkan oleh pemerintah. Sekolah sebagai ujung tombak pembentukan karakter manusia Indonesia yang mandiri diawali dengan pengondisian sekolah ramah anak. Hal - hal yang bersifat konseptual, strategic hingga sarana dan prasarana melingkupi semesta sekolah ramah anak. Sekolah harus menjadi ekosistem pendidikan yang paling ideal bagi para siswa pada setiap jenjangnya. Sekolah ramah anak ibarat nafas yang selalu hidup dalam setiap denyut kehidupan dilingkungan sekolah. 

Katakanlah rata-rata siswa Indonesia menghabiskan waktu di sekolah sektiar 5-7 jam setiap harinya, maka sudah seharusnya sekolah menjadi rumah kedua bagi para siswa. Konsep sekolah ramah anak harus benar-benar diwujudkan dalam berbagai indikator yang memadai pada setiap kondisi dan situasi sekolah. Seluruh civitas pendidikan harus benar-benar turut serta dalam membangun suasana yang kondusif dan sustainable pada sekolah ramah anak ini. Para siswa atau murid harus selalu antusias untuk bertemu para guru, bergaul di lingkungan sekolah dan selalu tak sabar ingin melampiaskan kreatifitasnya di sekolah. Sekolah jangan sampai membentuk situasi ketaatan yang terpaksa bagi para murid-muridnya atau kebahagiaan yang semu pada sebagian siswa.

Salah satu konsep sekolah ramah anak yang ingin penulis hilite adalah hal yang cukup sederhana, mudah dinilai namun krusial yaitu keberadaan toilet sekolah. Sekolah seringkali menghabiskan dana besar untuk membangun laboratorium, namun apa kabar alokasi anggaran dan dana pemeliharaan toilet sekolah? Seberapa besar perhatian sekolah akan keberadaan toiletnya. Toilet sekolah yang bersih,  terang, selalu tersedia tissue dan sabun cair, toilet yang harum, air yang selalu mengalir, toilet yang selalu kering , kinclong dan tidak licin, serta  memadai dalam jumlahnya tentu secara secara siginifikan akan membangun “perilaku toilet” yang juga bersih dan sehat. Coba kita perhatikan keadaan toilet sekolah secara umum yang seringkali terlihat menyedihkan dan berbau tidak sedap, ditambah kondisi pintu dan aksesorisnya yang seringkali dalam keadaan rusak. Belum lagi berbagai macam coretan-coretan ungkapan berbagai perasaan hadir diarea toilet. Toilet juga kadangkala dijadikan tempat “bersembunyi” untuk menghindari peraturan sekolah. Sekolah kadang memberi perhatian yang cukup berlebih pada infrastruktur kelas-kelas dan lapangan olah raga, kalaupun ada perhatian lebih pada toilet biasanya toilet khusus kepala sekolah namun biasa-biasa saja pada pembangunan toilet murid-muridnya. Alangkah kerennya bila sekolah memiliki petugas kebersihan khusus toilet yang berjaga sepanjang jam sekolah di toilet siswa.

Toilet yang memadai dalam jumlah, tampilan dan fasilitasnya akan sangat berpengaruh pada psikologis siswa. Fasilitas toilet sekolah yang ideal memengaruhi psikologis siswa akan segala kebersihan diri disekolah. Jangan sampai para siswa terlihat patuh dikelas, namun meluapkan segala perasaannya di toilet. Mulai dari pembicaraan-pembicaraan yang dirasa tidak pantas, coretan-coretan di pintu atau dinding toilet, menyimpan bahan contekan ulangan di area toilet, dan bentuk-bentuk perilaku melanggar lainnya yang bisa dilakukan relatif leluasa di area toilet. Toilet hendaknya tidak cukup sampai direvitalisasi setiap setahun sekali, namun keberadaanya harus mendapat perhatian penuh dari sekolah melalui unit terkait. Bila perlu wejangan pembina upacara harus menyampaikan kondisi dan fakta-fakta toilet sekolah karena menjaga toilet sekolah adalah tanggung jawab seluruh masyarakat sekolah mulai petugas kebersihan, guru-guru, tenaga administratif hingga para siswa sebagai pengguna utama.

Persepsi sekolah di masyarakat bisa dimulai dan dibangun dari keadaan toilet sekolah. Penulis pernah berkesempatan mendatangi salah satu sekolah swasta di Kota Bandung dan mencoba masuk ke area toiletnya, sungguh luar biasa, meskipun tidak semewah toilet di mall atau hotel, namun toilet sekolah tersebut terlihat bersih, harum dan kering. Selalu terlihat penjaga khusus toilet yang berada dijalur masuk area toilet untuk selalu mengeringkan lantai, mengelap wastafel dan menjaga kebersihannya secara detail. Tissue tersedia dan sabun pencuci tangan penuh pada dispensernya di watafel. Keluar dari kampus sekolah, maka terbentuklah persepsi yang positif akan sekolah tersebut. Bahwa sekolah itu sangat peduli akan keberadaan toiletnya, secara maknawi bisa dikatakan bahwa sekolah juga sangat memanusiakan para murid-muridnya.

 

Menulis di Uwrite bisa dapat penghasilan, Investasikan tulisan anda sekarang juga
Daftar di sini

Jika anda keberatan dan memiliki bukti atau alasan yang kuat bahwa artikel berita ini tidak sesuai dengan fakta, anda dapat melakukan pengaduan pada tautan ini

Tulis Komentar

0 Komentar