Sekolah Rakyat: Tantangan atau Peluang bagi Pendidikan Berkualitas?

Pendidikan | 06 Oct 2025 | 19:49 WIB
Sekolah Rakyat: Tantangan atau Peluang bagi Pendidikan Berkualitas?
suasana kelas sekolah negeri

Uwrite.id - Pendidikan adalah hal penting bagi kemajuan bangsa, tetapi masih banyak anak-anak di Indonesia yang sulit mendapatkan pendidikan yang merata dan berkualitas. Menjawab hal tersebut hadirlah sekolah rakyat, sebuah gagasan yang diusungkan oleh Presiden Prabowo untuk menjadi alternatif untuk anak-anak bisa belajar. Sekolah ini memberi pelajaran yang dekat dengan kehidupan sehari-hari dan menumbuhkan kebersamaan. Meski bermanfaat, muncul pertanyaan: apakah Sekolah Rakyat bisa menjadi peluang untuk meningkatkan kualitas pendidikan, atau justru menjadi tantangan dalam hal pengakuan dan keberlanjutannya?

Sekolah Rakyat adalah program pendidikan gratis yang dirancang pemerintah untuk memberikan akses belajar bagi anak-anak dari keluarga miskin ekstrem dan miskin (data desil 1 dan 2 berdasarkan Data Tunggal Sosial Ekonomi Nasional (DTSEN)). Program ini berbeda dengan sekolah formal pada umumnya karena menggunakan sistem berasrama penuh serta menyediakan seluruh kebutuhan dasar peserta didik secara gratis, mulai dari biaya sekolah, seragam, makan, hingga tempat tinggal. Tujuan utamanya adalah membuka akses pendidikan yang merata, menekan angka putus sekolah, dan memutus rantai kemiskinan antargenerasi. Dari 100 lokasi yang ditargetkan untuk Sekolah Rakyat pada 2025, sebanyak 64 titik telah menandatangani kontrak. Namun, tiga di antaranya masih memerlukan perbaikan berdasarkan catatan Kementerian Pekerjaan Umum (KemenPU). Sementara itu, 47 lokasi lainnya masih menjalani proses survei. 

Peluang Sekolah Rakyat

Kehadiran Sekolah Rakyat memberi peluang besar bagi dunia pendidikan di Indonesia. Beberapa di antaranya adalah:

  1. Memperluas akses pendidikan bagi anak-anak miskin ekstrem dan daerah terpencil sehingga mereka bisa menikmati pendidikan yang layak.
  2. Pembelajaran relevan dengan kehidupan lokal, membuat siswa lebih mudah memahami dan mengaitkan pelajaran dengan keseharian mereka.
  3. Fasilitas dasar gratis, mulai dari pendidikan hingga kebutuhan hidup, yang meringankan beban keluarga miskin.
  4. Menekan angka putus sekolah serta memutus rantai kemiskinan antargenerasi melalui dukungan sistem berasrama.
  5. Mendukung pemerataan pendidikan melalui teknologi digital, memungkinkan anak-anak di berbagai wilayah menikmati pembelajaran modern.
  6. Membentuk generasi berdaya saing dan berkarakter, dengan bekal akademik, keterampilan hidup, dan nilai-nilai moral yang kuat.

Berdasarkan data dari BPS yang kini telah tercantum dalam Data Tunggal Sosial dan Ekonomi Nasional (DTSEN), terdapat lebih dari 4 juta anak usia 7-18 tahun tidak atau belum sekolah serta putus sekolah, sehingga program ini dipandang sebagai langkah strategis untuk memperluas pemerataan pendidikan. Kehadirannya diharapkan mampu meningkatkan partisipasi anak-anak untuk terus melanjutkan pendidikan.

Tantangan Sekolah Rakyat

Namun, di balik peluang tersebut, Sekolah Rakyat juga menghadapi tantangan yang tidak ringan. Beberapa di antaranya mencakup:

  1. Keterbatasan guru berkualitas yang bersedia ditempatkan di daerah terpencil.
  2. Fasilitas belajar yang minim, karena masih banyak lokasi pembangunan yang belum memenuhi standar.
  3. Pendanaan yang belum stabil, mengingat biaya operasional mencakup semua kebutuhan siswa.
  4. Kesulitan menjaga kualitas pendidikan secara merata karena luasnya wilayah dan keterbatasan pengawasan.
  5. Regulasi pendidikan formal yang kaku, yang belum sepenuhnya mendukung model pendidikan alternatif.
  6. Perlunya kolaborasi lintas pihak agar keberlangsungan dan tujuan besar program dapat tercapai.

Meski berbagai tantangan tersebut cukup kompleks, peluang yang ditawarkan Sekolah Rakyat sesungguhnya lebih besar dan dominan. Program ini mampu menjangkau anak-anak dari keluarga miskin ekstrem yang selama ini sulit mengakses pendidikan, menyediakan lingkungan belajar yang inklusif, serta memfasilitasi kebutuhan dasar peserta didik secara menyeluruh. Dengan pendekatan kurikulum yang relevan dan dukungan teknologi, Sekolah Rakyat berpotensi melahirkan generasi yang tidak hanya berdaya saing, tetapi juga memiliki karakter kuat dan keterampilan hidup yang berguna bagi masyarakat. Agar program ini berkelanjutan, diperlukan peningkatan kualitas guru dan kepala sekolah, dukungan infrastruktur dan pendanaan yang memadai, sistem evaluasi yang kuat, serta kolaborasi dengan masyarakat dan kurikulum yang lebih fleksibel sesuai kebutuhan lokal.

Harapan besarnya, melalui sinergi antara pemerintah, masyarakat, dan seluruh pemangku kepentingan, Sekolah Rakyat dapat berkembang sebagai strategi pendidikan yang adil, berkelanjutan, dan berkontribusi pada terwujudnya Indonesia Emas 2045. Komitmen bersama dan pengelolaan yang serius akan menjadi kunci agar potensi besar program ini benar-benar nyata dan memberi dampak positif luas bagi bangsa.

Menulis di Uwrite bisa dapat penghasilan, Investasikan tulisan anda sekarang juga
Daftar di sini

Jika anda keberatan dan memiliki bukti atau alasan yang kuat bahwa artikel berita ini tidak sesuai dengan fakta, anda dapat melakukan pengaduan pada tautan ini

Tulis Komentar