Rocky Gerung dan Rektor Uniba Isradi Saling Beradu Argumen tentang IKN

Pendidikan | 16 Jun 2024 | 12:42 WIB
Rocky Gerung dan Rektor Uniba Isradi Saling Beradu Argumen tentang IKN
Dengan hadirnya berbagai pandangan ini, diskusi di Uniba menjadi semakin meriah dan membuka wawasan baru bagi peserta mengenai tantangan dan peluang IKN.

Uwrite.id - Balikpapan - Universitas Balikpapan (Uniba) kembali menjadi tuan rumah bagi diskusi menarik tentang pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN), kali ini mengundang pakar filsafat dan pengamat politik, Rocky Gerung. Diskusi yang diadakan pada Jumat, 14 Juni ini juga menghadirkan Rektor Uniba, Isradi Zainal dan Ketua Badan Pembina Yayasan Pendidikan Tinggi Dharma Wirawan (Yapenti DWK) Kaltim, Rendi Susiswo Ismail.

Rocky Gerung dalam paparannya mengaku sedang meneliti IKN, namun bukan karena terpikat dengan idenya. Ia mengkritik bahwa pembangunan IKN lebih terlihat sebagai ambisi rezim Presiden Joko Widodo (Jokowi). "Pak Jokowi ingin kita merayakan upacara kemerdekaan 17 Agustus mendatang di IKN, sementara air saja belum ada di situ," kata Rocky. Dia menyoroti bahwa pembangunan tersebut tidak hanya soal infrastruktur, tetapi juga perhitungan politik di belakangnya. Rocky agak pesimis dengan pembangunan IKN dan menyebut bahwa orang Indonesia tidak terlalu peduli dengan proyek megah tersebut.

Namun, berbeda dengan Rocky, Rektor Uniba Isradi Zainal memberikan pandangan yang lebih optimis. Menurut Isradi, pembangunan IKN berjalan dengan baik. "Setiap pekan, saya selalu mengunjungi dan memantau pembangunan IKN. Progresnya sudah mencapai 80,82 persen. Saya yakin tahun ini IKN sudah bisa dihuni," jelas Isradi.

Isradi menambahkan, meskipun terdapat perbedaan pendapat dengan Rocky Gerung, ia tetap menghargai kejujuran Rocky. Menurutnya, anggaran IKN adalah kontrak multiyears yang diperhitungkan dengan baik. "Pembangunan kantor presiden dan lainnya hampir selesai, diperkirakan Juli akan rampung. Saya berbicara seperti ini karena saya pantau langsung tiap pekan," lanjutnya. Dia juga menegaskan bahwa air di kawasan IKN bukan tidak ada, melainkan dengan memanfaatkan air dari permukaan sungai dan air hujan.

Lebih lanjut, Isradi menjelaskan bahwa Bendungan Sepaku-Semoi yang berada di area tersebut memiliki luas 322 hektare dengan kapasitas tampung 16,17 juta meter kubik. Bendungan ini diharapkan dapat mengurangi risiko banjir hingga 68 persen. "Soal investor, diutamakan investor lokal. Namun, ada beberapa investor asing yang sudah mulai berinvestasi dengan melalui mekanisme Letter of Intent (LoI) dan kunjungan lapangan meninjau lapangan," tambahnya.

Dalam diskusi itu, Rendi Susiswo Ismail juga memberikan pandangannya. Menurutnya, pembangunan IKN memberikan harapan besar bagi perkembangan kawasan Kalimantan Timur dan Indonesia secara umum. "Kita perlu melihat dari sudut pandang yang lebih luas. Pembangunan ini bukan hanya tentang infrastruktur, tetapi juga tentang masa depan dan peluang baru," ujar Rendi.

Diskusi ini menjadi ajang adu gagasan antara pandangan skeptis dari Rocky Gerung dan optimisme Isradi Zainal. Meski berbeda pendapat, keduanya setuju bahwa pentingnya kajian mendalam dan pangawasan ketat dalam setiap tahap pembangunan IKN.

Dengan hadirnya berbagai pandangan ini, diskusi di Uniba menjadi semakin meriah dan membuka wawasan baru bagi peserta mengenai tantangan dan peluang yang dihadirkan oleh proyek IKN. Satu hal yang pasti, masa depan IKN masih menjadi topik hangat yang layak untuk terus masyarakat pantau dan diskusikan.(*)

Menulis di Uwrite bisa dapat penghasilan, Investasikan tulisan anda sekarang juga
Daftar di sini

Jika anda keberatan dan memiliki bukti atau alasan yang kuat bahwa artikel berita ini tidak sesuai dengan fakta, anda dapat melakukan pengaduan pada tautan ini

Tulis Komentar