Ribuan Gempa dan Pentingnya Pendidikan Geografi Sejak Dini

Pendidikan | 20 Sep 2025 | 09:26 WIB
Ribuan Gempa dan Pentingnya Pendidikan Geografi Sejak Dini
Ring of fire (source : https://www.tvonenews.com/lifestyle/trend/83776-apa-itu-cincin-api-pasifik-penyebab-seringnya-terjadi-gempa-di-indonesia)

Uwrite.id - Dalam delapan bulan pertama tahun 2025, aktivitas tektonik di Indonesia kembali menunjukkan intensitas yang tinggi. Menurut data BMKG, setiap bulan tercatat ribuan gempa bumi, mulai dari 2.441 gempa pada Januari hingga mencapai puncak 4.340 gempa pada Mei. Deretan angka ini bukan sekadar data statistik, melainkan cermin bahwa tanah yang kita pijak terus bergerak tanpa henti. Indonesia, sekali lagi, diingatkan sebagai negeri yang tidak pernah benar-benar sepi dari getaran bumi.

Fenomena ini sesungguhnya bukan sesuatu yang mengejutkan. Indonesia terletak di jalur Cincin Api Pasifik, tepat di titik temu lempeng tektonik yang sangat aktif. Posisi geografis ini memberi keuntungan berupa kesuburan tanah dan keindahan gunung berapi, tetapi sekaligus menjadi sumber ancaman bencana. Masalahnya, meski fakta ini sudah lama diketahui, masyarakat masih sering panik dan tidak siap setiap kali guncangan terjadi. Padahal, data yang terus meningkat jelas menunjukkan bahwa kesiapsiagaan harus menjadi budaya, bukan hanya reaksi sesaat.

Ribuan gempa bumi itu menuntut langkah serius, baik dari pemerintah maupun masyarakat. Negara berkewajiban menegakkan aturan bangunan tahan gempa, menata ruang berdasarkan risiko bencana, hingga memastikan jalur evakuasi benar-benar dapat digunakan. Namun, masyarakat juga memikul tanggung jawab penting, misalnya dengan melatih diri melakukan evakuasi, mengajari anak-anak cara berlindung yang benar, serta menyiapkan prosedur keselamatan di lingkungan keluarga. Tindakan sederhana ini sering kali menjadi pembeda antara keselamatan dan kehilangan.

Sayangnya, pola yang sering terjadi justru sebaliknya: kita baru bereaksi setelah bencana melanda. Data BMKG yang memuat ribuan gempa bulanan kerap dianggap sekadar laporan rutin, bukan sinyal peringatan yang harus ditindaklanjuti. Jika kondisi ini dibiarkan, bangsa kita akan terus terjebak dalam siklus kepanikan dan kerugian setiap kali bencana besar datang.

Di sinilah peran penting mata pelajaran Geografi tidak bisa diabaikan. Geografi bukan sekadar pelajaran menghafal nama gunung atau sungai, melainkan ilmu yang membekali generasi muda dengan pemahaman tentang dinamika bumi dan cara manusia beradaptasi. Di tingkat SD, anak-anak bisa dikenalkan dengan konsep dasar bumi yang senantiasa bergerak. Di SMP, mereka mulai memahami keterkaitan antara kondisi fisik wilayah dengan potensi bencana. Sementara di SMA, siswa dibekali kemampuan analitis untuk membaca data, memetakan kerentanan, serta merumuskan strategi mitigasi. Jika dipelajari secara berjenjang, Geografi mampu membentuk masyarakat yang lebih tanggap dan siap menghadapi ancaman bencana.

Tak kalah penting, kearifan lokal yang berkembang di berbagai daerah Indonesia juga menyimpan banyak pelajaran. Tradisi gotong royong, aturan adat dalam membangun rumah, hingga praktik masyarakat dalam menjaga harmoni dengan alam bisa menjadi pelengkap pendekatan ilmiah. Menggabungkan pengetahuan modern dengan nilai-nilai tradisional akan menghasilkan strategi mitigasi yang lebih mudah diterima dan dipraktikkan masyarakat.

Indonesia akan selalu menyandang julukan sebagai “negeri seribu gempa.” Namun, kita memiliki pilihan: membiarkan diri terus menjadi korban, atau menjadikan pengetahuan sebagai senjata untuk bertahan. Pendidikan Geografi sejak dini menjadi salah satu fondasi utama untuk melahirkan generasi yang lebih adaptif, sadar risiko, dan berdaya. Pada akhirnya, yang paling menentukan bukanlah seberapa sering bumi berguncang, melainkan seberapa kuat kita mampu berdiri setelahnya.

Menulis di Uwrite bisa dapat penghasilan, Investasikan tulisan anda sekarang juga
Daftar di sini

Jika anda keberatan dan memiliki bukti atau alasan yang kuat bahwa artikel berita ini tidak sesuai dengan fakta, anda dapat melakukan pengaduan pada tautan ini

Tulis Komentar