Ragna Crimson – Season 1 Episode 1 “The Day The Reaper Was Born”

Uwrite.id - Episode pembuka Ragna Crimson langsung melempar penonton ke dunia kelam yang dipenuhi darah, naga, dan takdir yang terasa kejam sejak menit pertama.
Cerita dibuka dengan sosok pejuang misterius yang meninggalkan jejak kehancuran, seolah menjadi pertanda lahirnya sesuatu yang mengerikan. Tak lama kemudian, fokus beralih ke Ragna, seorang pemburu naga level rendah yang hidupnya justru diselamatkan oleh gadis kecil bernama Leo.
Leo bukan gadis biasa. Di usia 12 tahun, ia sudah dikenal sebagai salah satu pemburu naga terkuat, bahkan disebut-sebut sebagai talenta nomor satu. Ragna sendiri hanya berada di sisinya sebagai partner, lebih tepatnya pendukung, dan ia sadar betul bahwa kemampuannya jauh tertinggal. Meski begitu, Ragna tetap bertahan, bukan demi kejayaan, melainkan demi bisa terus berguna bagi Leo.
Di Guildhall Kota Ronabera, dunia Ragna Crimson diperkenalkan dengan cukup rapi. Para pemburu naga hidup dari misi membasmi naga yang menjadi musuh alami umat manusia. Kita juga diperlihatkan dinamika sosial di antara para hunter, termasuk Sykes, pemburu naga peringkat dua yang terang-terangan meremehkan Ragna. Di sisi lain, Leo tampil sebagai sosok percaya diri dengan ambisi besar: menjadi yang terkuat dan suatu hari memburu Dewa Naga.
Konflik mulai mengental ketika Ragna berulang kali dihantui mimpi aneh. Dalam mimpi tersebut, naga membantai manusia, kota hancur, dan Leo tewas di hadapannya. Mimpi itu terasa terlalu nyata, apalagi setelah muncul sosok pria misterius yang seakan memberi peringatan tentang masa depan. Ragna mulai dihantui rasa takut: bukan soal kematiannya sendiri, melainkan kemungkinan kehilangan Leo.
Episode ini juga memperlihatkan latar belakang Ragna yang tragis. Setiap orang yang pernah menolongnya selalu berakhir dibunuh naga, membuatnya dicap sebagai pembawa kutukan. Namun Leo tetap menerimanya, bahkan memperlakukannya sebagai rekan sejajar. Hubungan keduanya menjadi inti emosional episode ini—bukan romansa klise, melainkan ikatan antara dua orang yang sama-sama terluka oleh dunia.
Puncak cerita terjadi saat kota diserang naga, dipimpin oleh naga kelas atas bernama Grymwette, salah satu “Superior Dragon”. Situasi yang Ragna lihat dalam mimpinya mulai menjadi kenyataan. Saat Ragna gagal melindungi Leo dan terlempar ke sungai, takdirnya berubah drastis. Sosok misterius itu kembali muncul dan mengungkapkan identitasnya: Ragna dari masa depan dan masa lalu.
Ragna versi masa depan mencerca kelemahan dirinya saat ini—ketergantungan, ketakutan, dan ketidakmampuan melindungi orang terpenting. Namun, ia juga menawarkan sesuatu yang mustahil: seluruh potensi kekuatannya. Tanpa ragu, Ragna menerima, meski sadar ada harga besar yang harus dibayar di kemudian hari.
Kebangkitan Ragna menjadi titik balik brutal episode ini. Dengan kekuatan baru, ia membantai para naga dengan mudah dan menghadapi Grymwette secara langsung. Teknik membekukan naga, kekuatan pedang yang menyatu dengan tubuh, hingga aura mengerikan yang memancarkan rasa takut—semuanya menandai kelahiran sosok baru. Grymwette pun akhirnya tumbang, dan Ragna berhasil mengubah takdir yang sebelumnya tak terelakkan.
Episode ditutup dengan nada suram namun penuh janji. Kota-kota lain dikabarkan telah hancur. Dunia tidak diselamatkan hari itu, tetapi sebuah legenda lahir: Reaper of Dragonkind.
Review Singkat
Sebagai episode pembuka berdurasi panjang, Ragna Crimson sukses membangun dunia, konflik, dan motivasi karakter utamanya dengan cukup solid. Transformasi Ragna dari karakter lemah menjadi figur mengerikan terasa ekstrem, namun justru menjadi daya tarik utama.
Secara visual, kualitas animasi cukup impresif meski penggunaan CGI pada beberapa adegan naga terasa kurang mulus. Namun, adegan mimpi, pembantaian, dan pertarungan klimaks tetap berhasil menghadirkan nuansa gelap dan brutal yang konsisten dengan tema ceritanya.
Karakter Leo layak mendapat sorotan khusus. Meski digambarkan sebagai “yang terkuat”, ia tidak terasa dingin atau arogan. Justru sifatnya yang protektif, jujur, dan memandang Ragna sebagai partner sejajar membuatnya menjadi karakter perempuan yang kuat sekaligus simpatik.
Meski episode ini belum menawarkan sesuatu yang benar-benar revolusioner, fondasi cerita yang dibangun cukup menjanjikan. Jika konsisten menjaga tensi emosional dan kualitas konflik, Ragna Crimson berpotensi berkembang menjadi anime dark fantasy yang layak diikuti dalam episode-episode selanjutnya.***

Tulis Komentar