Quo Vadis Hari Lahir Pancasila, Menyoal Perilaku Pejabat Publik yang Tidak Ber-Pancasila
Uwrite.id - Setiap tanggal 1 Juni, bangsa Indonesia memperingati Hari Lahir Pancasila. Momen ini seharusnya menjadi refleksi dari nilai-nilai luhur yang terkandung dalam Pancasila, menggugah kesadaran publik akan pentingnya nilai-nilai tersebut dalam kehidupan sehari-hari.
Namun, realitas yang kita hadapi saat ini sungguh memprihatinkan. Amat jarang kita melihat kesadaran publik akan nilai-nilai Pancasila. Bahkan lebih menyedihkan lagi, perilaku pejabat publik yang seharusnya menjadi panutan justru semakin menjauhi nilai-nilai Pancasila. Apakah Pancasila hanya menjadi slogan semata, tanpa makna dalam tindakan nyata?
Perilaku koruptif pejabat menjadi bukti nyata penyelewengan nilai-nilai Pancasila. Kejujuran, moralitas, dan keadilan yang seharusnya dijunjung tinggi malah dikesampingkan demi kepentingan pribadi. Uang rakyat yang seharusnya digunakan untuk kesejahteraan bersama justru diselewengkan untuk memperkaya diri sendiri dan golongan. Akibatnya, hak-hak rakyat tertindas, dan mereka tetap berada di bawah garis kemiskinan tanpa adanya solusi yang berarti.
Sila-sila dalam Pancasila mengajarkan kita untuk hidup dalam kemanusiaan yang adil dan beradab, mengedepankan persatuan Indonesia, dan bermusyawarah untuk mufakat. Namun, apa yang kita lihat dalam kehidupan sehari-hari nampaknya jauh dari harapan tersebut. Pejabat yang terlibat dalam korupsi, penyalahgunaan wewenang, dan praktik-praktik tidak bermoral lainnya, semakin menjauhkan kita dari cita-cita Pancasila.
Lebih ironis lagi, dalam berbagai pidato dan acara seremonial, Pancasila sering kali digaungkan sebagai dasar negara dan pandangan hidup bangsa. Namun, apa artinya pidato-pidato tersebut jika dalam praktiknya nilai-nilai Pancasila tidak diamalkan dengan sungguh-sungguh? Pancasila hanya menjadi retorika tanpa substansi yang nyata, sekadar alat untuk mendapatkan simpati dan dukungan politik.
Sudah saatnya kita menyadari bahwa pengamalan nilai-nilai Pancasila tidak bisa hanya sebatas pidato dan seremonial. Kita harus mempraktikkannya dalam setiap aspek kehidupan, dimulai dari para pemimpin dan pejabat publik. Rakyat akan mencontoh perilaku pemimpinnya. Jika pejabat publik menunjukkan integritas, kejujuran, dan keadilan, maka rakyat pun akan mengikuti teladan tersebut.
Hari Lahir Pancasila bukan hanya sekadar peringatan tahunan. Ini adalah panggilan bagi kita semua, terutama para pejabat publik, untuk kembali menghayati dan mengamalkan nilai-nilai luhur Pancasila dalam kehidupan sehari-hari. Tidak ada kata terlambat untuk berubah. Mari kita jadikan Pancasila sebagai pedoman nyata yang akan membawa kita menuju Indonesia yang lebih adil, makmur, dan beradab.
Dengan pengamalan yang sungguh-sungguh, yakinlah bahwa Pancasila tidak hanya akan menjadi slogan semata, tetapi juga akan menjadi jati diri bangsa yang nyata. Sudah saatnya kita bergerak bersama demi masa depan Indonesia yang lebih baik. Quo vadis, Hari Lahir Pancasila? Jawabannya ada pada kita semua. Mari kita wujudkan Indonesia yang benar-benar ber-Pancasila. (*)
Tulis Komentar