PSI, Tidak Diakui Oleh PDIP Dirangkul Prabowo Subianto
Uwrite.id - Ketua Umum Partai Gerindra, Prabowo Subianto, mengajak Partai Solidaritas Indonesia (PSI) untuk merapat ke dalam Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya (KKIR) guna menghadapi Pemilu 2024. Dalam konferensi pers di Kantor DPP PSI, Prabowo menyatakan keinginannya untuk bersatu dengan seluruh kekuatan Indonesia.
Saat konferensi pers usai menyambangi Kantor DPP PSI di Jalan Wahid Hasyim, Jakarta, Prabowo mengungkapkan kegembiraannya atas undangan PSI untuk berkomunikasi dengan partai politik yang memiliki identitas warna merah dan putih. Ia menekankan bahwa ukuran partai bukanlah masalah, yang penting adalah kesamaan idealisme.
"Saya juga sangat gembira diundang dan bagi saya bukan soal besar kecil, tapi idealisme," kata Prabowo, Rabu (2/8/23), dikutip dari Antara.
Prabowo juga mengapresiasi kualitas PSI sebagai partai yang diisi oleh kaum muda yang idealis, memiliki cita-cita tinggi, dan berkomitmen untuk mewujudkan serta menjaga persatuan bangsa.
Dalam pertemuan tertutup yang berlangsung selama satu jam, Prabowo menyampaikan pandangannya dan melihat adanya banyak kesamaan antara Partai Gerindra dan PSI.
"Yang saya lihat, banyak kecocokan, banyak kecocokan, dan mereka (PSI) janji akan balas kunjungan ke tempat saya," papar Prabowo mengenai kesan pertemuan dengan PSI.
Prabowo menyatakan optimisme dalam menghadapi masa depan dan berkomitmen untuk melanjutkan perjuangan pemerintahan. Ia juga mengimbau semua pihak untuk menjaga suasana sejuk selama tahun politik guna mencapai tujuan bersama yang diinginkan.
"Indonesia sudah berada di jalan yang benar dan kami akan teruskan. Dengan kebersamaan, dengan kesejukan, kerukunan, kami akan capai yang kita cita-citakan itu," ujarnya.
Berdasarkan jadwal Komisi Pemilihan Umum (KPU), pendaftaran bakal calon presiden dan wakil presiden Pemilu 2024 akan dimulai pada 19 Oktober hingga 25 November 2023.
Sesuai dengan Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilihan Umum (UU Pemilu), pasangan calon presiden dan wakil presiden diusulkan oleh partai politik atau gabungan partai politik peserta pemilu yang memenuhi persyaratan perolehan kursi paling sedikit 20 persen dari total kursi DPR atau memperoleh 25 persen dari suara sah secara nasional pada pemilu anggota DPR sebelumnya.
Mengingat saat ini terdapat 575 kursi di parlemen, maka pasangan calon presiden dan wakil presiden pada Pilpres 2024 harus memiliki dukungan minimal 115 kursi di DPR RI atau pasangan calon diusung oleh parpol atau gabungan parpol peserta Pemilu 2019 dengan total perolehan suara sah minimal 34.992.703 suara.
Politisi Senior PDIP Tuding PSI Berbohong
Sebelumnya, politisi senior PDIP Deddy Sitorus buka-bukaan terkait Partai Solidaritas Indonesia atau PSI yang sempat menyatakan diri mendukung Bacapres Ganjar Pranowo. Deddy Sitorus menuding PSI berbohong.
Deddy mulanya bercerita tentang pola gerak politik PSI sejak lama. Dia menyebut PSI sempat menyukai Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo.
"Mereka kan dulu suka Ganjar kan, lari ke Golkar, sekarang lari ke mana lagi, memang lagi suka lari. Dulu kan ke Pak Airlangga bangun komitmen kalau saya nggak salah baca berita," kata Deddy Sitorus dalam Adu Perspektif seperti disiarkan detikcom, Rabu (2/8/23).
Baca Juga: Budiman Sudjatmiko Menemui Prabowo, PDIP: Kalau Mau Bebas, Jangan Gabung PDIP!
Deddy pun menuding PSI berbohong soal mendukung Ganjar Pranowo sebagai Capres di 2024. Dia juga menilai hasil rembug rakyat PSI juga hanya lip sync.
"Oh enggak, bohong, bohong (dukung Ganjar). Halah itu kan lip sync menurut saya, apa yang dilakukan Ade Armando dengan bilang jangan begini jangan begono, itu kan intinya framing menjelekkan Ganjar untuk menaikkan dirinya, bohong itu, gimik menurut saya," ujarnya.
Tulis Komentar