Privasi di Ruang Publik: Saat Tanya Skincare Jadi Kebablasan

Internet | 18 Dec 2025 | 20:56 WIB
Privasi di Ruang Publik: Saat Tanya Skincare Jadi Kebablasan
Interview dadakan membuat wanita berbaju hitam tidak nyaman dan bingung.

Privasi di Ruang Publik dan Batas yang Sering Terlupa

Belakangan ini, praktik street interview di ruang publik semakin marak, termasuk konten yang menanyakan soal skincare. Situasi ini sering dianggap wajar, padahal tidak semua orang siap atau bersedia direkam dan dijadikan tontonan publik. Keberadaan seseorang di ruang publik memang membuatnya terlihat oleh orang lain. Namun, hal tersebut tidak serta-merta menghilangkan hak individu atas privasi, terutama ketika menyangkut perekaman dan publikasi wajah untuk kepentingan konten digital. Dalam etika komunikasi, interaksi yang baik menuntut adanya persetujuan dan keterbukaan. Street interview yang dilakukan secara tiba-tiba, tanpa penjelasan tujuan perekaman, berpotensi melanggar prinsip dasar komunikasi yang etis.

Pentingnya Consent dan Transparansi

Consent menjadi kunci utama dalam interaksi publik. Tanpa persetujuan yang jelas, individu yang direkam tidak memiliki kendali atas bagaimana dirinya direpresentasikan di media sosial. Dari sudut pandang filsafat moral, manusia seharusnya diperlakukan sebagai tujuan, bukan alat. Ketika seseorang dijadikan konten tanpa izin, ia kehilangan otonomi atas dirinya dan direduksi menjadi sarana hiburan semata. Walaupun perekaman di ruang publik sering dianggap sah, publikasi wajah seseorang terlebih untuk kepentingan komersial—tetap memiliki konsekuensi hukum dan sosial. Di era digital, dampak tersebut bisa berlangsung lama dan sulit dikendalikan.
 

Menulis di Uwrite bisa dapat penghasilan, Investasikan tulisan anda sekarang juga
Daftar di sini

Jika anda keberatan dan memiliki bukti atau alasan yang kuat bahwa artikel berita ini tidak sesuai dengan fakta, anda dapat melakukan pengaduan pada tautan ini

Tulis Komentar