Prancis Membara, Gara-gara Polisi Tembak Mati Remaja, Massa Mengamuk

Eropa | 02 Jul 2023 | 14:07 WIB
Prancis Membara, Gara-gara Polisi Tembak Mati Remaja, Massa Mengamuk
Suasana unjuk rasa diwarnai kerusuhan di wilayah Nanterre, pinggiran Paris, Prancis. Foto: Aurelien Morissard/AP Photo.

Uwrite.id - Prancis membara. Eropa memanas. Penyebab kerusuhan di Prancis ialah tindakan polisi Prancis yang menembak remaja berusia 17 tahun yang diidentifikasi bernama Nahel M.

Nama belakanganya tidak disebut dengan lengkap. Namun, disebutkan bahwa Nahel adalah imigran keturunan Aljazair dan Maroko. Dalam kejadian tersebut, dilaporkan bahwa 80 polisi mengalami luka-luka.

Meskipun demikian, Kementerian Dalam Negeri Prancis menyatakan bahwa situasi kerusuhan sedikit lebih tenang dibandingkan dengan malam-malam sebelumnya. Kementerian juga melaporkan bahwa sebanyak 994 penangkapan dilakukan di seluruh Prancis dalam semalam.

Kerusuhan ini telah menyebabkan mobilisasi sebanyak 45.000 petugas polisi, termasuk pasukan khusus, sejak Jumat malam. Dua kota besar di Prancis, yaitu Marseille dan Lyon, dilaporkan mengalami kekacauan terparah dengan adanya penjarahan toko.

Menurut laporan dari The Guardian pada Sabtu (1/7/2023), di Lyon dan sekitarnya, para perusuh membakar mobil dan melancarkan serangan dengan kembang api terhadap polisi. Untuk meredam kerusuhan di kota terbesar ketiga Prancis tersebut, polisi telah mengerahkan pengangkut personel lapis baja dan helikopter.

Kerusuhan ini bermula setelah Nahel M ditembak oleh polisi pada hari Selasa lalu ketika ia berhenti di pinggiran kota Paris. Kematian Nahel yang tercatat dalam sebuah video telah memunculkan kembali kekhawatiran lama mengenai kekerasan polisi dan rasisme.

Petugas polisi yang terlibat dalam penembakan tersebut telah diadili atas tuduhan pembunuhan sukarela dan saat ini berada dalam penahanan sementara.

Sementara itu, Nahel akan dimakamkan dalam sebuah upacara yang dijadwalkan pada hari Sabtu. Pengacara keluarga telah meminta kepada para wartawan agar menganggapnya sebagai "hari refleksi" bagi keluarga Nahel.

Kerusuhan ini telah menjalar secara nasional ke berbagai kota di Prancis, termasuk Marseille, Lyon, Toulouse, Strasbourg, Lille, dan Paris.

Presiden Prancis, Emmanuel Macron, bahkan telah memerintahkan platform media sosial untuk menghapus video yang sensitif dan merekam penembakan remaja tersebut.

Kerusuhan kali ini dikatakan telah membangkitkan kembali peristiwa serupa yang terjadi pada tahun 2005, ketika terjadi tiga minggu kerusuhan nasional yang memaksa Presiden Jacques Chirac untuk mengumumkan keadaan darurat setelah dua pemuda tewas tersengat listrik di sebuah gardu listrik ketika.

Jika anda keberatan dan memiliki bukti atau alasan yang kuat bahwa artikel berita ini tidak sesuai dengan fakta, anda dapat melakukan pengaduan pada tautan ini

Tulis Komentar

0 Komentar