Prabowo: Polri Selamatkan 629 Juta Jiwa dari Bahaya Narkoba

Hukum | 03 Nov 2025 | 12:21 WIB
Prabowo: Polri Selamatkan 629 Juta Jiwa dari Bahaya Narkoba
Presiden Prabowo Subianto menyampaikan apresiasi tinggi terhadap Polri yang berhasil menyita 214,84 ton narkotika dengan nilai ekonomi mencapai Rp29,37 triliun. (Foto: Istimewa)

Uwrite.id - Presiden Republik Indonesia Prabowo Subianto menyampaikan apresiasi tinggi terhadap Kepolisian Negara Republik Indonesia (Polri) yang berhasil menyita 214,84 ton narkotika dengan nilai ekonomi mencapai Rp29,37 triliun sepanjang periode Oktober 2024 hingga Oktober 2025, atau satu tahun masa pemerintahannya.

Menurut Prabowo, keberhasilan itu bukan sekadar capaian penegakan hukum, tetapi juga bentuk nyata penyelamatan bangsa.

“Capaian ini sama artinya dengan menyelamatkan 629 juta jiwa manusia dari potensi kerusakan akibat narkoba, lebih dari dua kali lipat jumlah penduduk Indonesia,” ujar Prabowo saat memimpin pemusnahan barang bukti narkoba di Lapangan Bhayangkara, Mabes Polri, Jakarta, Rabu (29/10).

Narkoba, Ancaman Nyata bagi Bangsa

Presiden menegaskan bahwa ancaman terhadap bangsa kini datang dalam berbagai bentuk, mulai dari ancaman militer hingga ancaman non-fisik seperti narkoba, korupsi, dan disinformasi.

“Ancaman terhadap bangsa dan negara ada di depan mata. Ada yang bersifat fisik seperti militer, ada juga ancaman psikologis dan politis. Tapi ancaman yang tidak kalah berbahaya adalah ancaman narkoba,” tegasnya.

Menurut Prabowo, narkoba telah menjadi alat penghancur generasi dan sekaligus pintu masuk bagi melemahnya daya saing nasional.

Tiga Tugas Utama untuk Polri

Sejak awal pemerintahannya, Prabowo telah memberikan mandat langsung kepada Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo untuk memimpin tiga agenda strategis utama: pemberantasan narkoba, penyelundupan, dan judi online.

“Saya tidak menitip satu pun pejabat. Tidak ada titipan keluarga, tidak ada titipan ponakan. Saya hanya titip tiga hal: berantas narkoba, berantas penyelundupan, dan berantas judi online,” tegas Prabowo.

Ia menilai tiga persoalan tersebut merupakan akar dari kebocoran kekayaan negara dan sumber melemahnya kedaulatan ekonomi nasional.

“Kalau kekayaan kita terus bocor, bangsa ini akan gagal. Ibarat tubuh manusia, kalau darahnya terus keluar, tubuh itu akan mati,” katanya.

Peringatkan Mafia di Lingkar Pemerintahan

Dalam pidatonya, Prabowo juga menyinggung soal adanya oknum di lingkar pemerintahan yang berusaha mencari keuntungan pribadi atau kelompok. Ia menegaskan, praktik semacam itu tidak akan ditoleransi.

“Tidak boleh ada pemerintah dalam pemerintah. Tidak boleh ada mafia dalam pemerintahan. Tidak boleh ada orang pintar yang merasa bisa mengakali rakyat dan pemimpin politik,” ujarnya.

Prabowo berjanji untuk membongkar seluruh jaringan mafia pemerintahan hingga ke akar-akarnya.

“Mereka yang mencuri uang rakyat, uang negara, akan kita bongkar sampai ke akar-akarnya,” lanjutnya.

Bangun Integritas, Tutup Kebocoran Negara

Presiden menekankan bahwa pemberantasan mafia birokrasi dan penegakan integritas aparatur negara bukan hanya soal moral, tetapi syarat mutlak bagi kebangkitan ekonomi nasional.

Dengan menutup kebocoran anggaran dan memperkuat tata kelola pemerintahan, negara dapat menghemat triliunan rupiah yang bisa dialihkan untuk pendidikan, kesehatan, dan ketahanan pangan.

Prabowo juga menyerukan sinergi lintas lembaga — Polri, TNI, Kejaksaan, BPK, dan KPK — agar bekerja dalam satu kesatuan misi.

“Tidak boleh ada ego sektoral. Semua lembaga harus bersatu menjaga kekayaan bangsa. Ini tanggung jawab sejarah kita bersama,” pungkasnya.

Menulis di Uwrite bisa dapat penghasilan, Investasikan tulisan anda sekarang juga
Daftar di sini

Jika anda keberatan dan memiliki bukti atau alasan yang kuat bahwa artikel berita ini tidak sesuai dengan fakta, anda dapat melakukan pengaduan pada tautan ini

Tulis Komentar