Prabowo: Pemimpin Tak Boleh Alergi Kritik, Itu Vitamin Demokrasi
Uwrite.id - Presiden Republik Indonesia Prabowo Subianto menegaskan pentingnya kritik dalam kehidupan berdemokrasi. Ia menilai, seorang pemimpin tidak boleh alergi terhadap masukan karena kritik sejatinya adalah “vitamin” yang memperkuat arah perjalanan bangsa.
Pernyataan itu disampaikan Prabowo saat menghadiri acara pemusnahan barang bukti narkotika hasil pengungkapan Polri sepanjang satu tahun terakhir di Lapangan Bhayangkara, Mabes Polri, Jakarta, Rabu (29/10).
“Bersaing bagus, kritik harus, koreksi harus. Pemimpin yang tidak mau dikoreksi, dia akan terjebak dalam kesalahan-kesalahan,” ujar Prabowo di hadapan Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo, jajaran kabinet Merah Putih, tokoh agama, serta perwakilan ormas dan mahasiswa.
Belajar dari Kritik dan Fitnah
Prabowo mengungkapkan bahwa ia terbiasa mendengar kritik, bahkan dari media sosial. Menurutnya, mendengar berbagai pandangan publik menjadi cara untuk terus belajar memperbaiki diri.
“Saya suka malam-malam buka podcast-podcast itu, kadang-kadang dongkol juga, ‘apa ini?’ Tapi saya catat,” ucapnya disambut tawa hadirin.
Ia juga membagikan pelajaran hidup yang pernah diterimanya dari sang guru saat masih muda, ketika dirinya difitnah beberapa kali.
“Saya dulu punya guru, waktu saya masih muda, saya kena fitnah dua-tiga kali, saya down. Guru saya bilang, jangan kecil hati. Engkau difitnah berarti engkau diperhitungkan, engkau ditakuti. Jadi, hati-hati,” kenang Prabowo.
Dengan nada bercanda, ia sempat menantang hadirin.
“Angkat tangan yang pengin jadi presiden, enggak apa-apa, bagus. Tapi jadi presiden yang benar, jangan takut dikoreksi,” ujarnya yang langsung disambut tepuk tangan riuh.
Kritik Harus Diiringi Persatuan
Menurut Prabowo, kritik tetap harus diiringi semangat membangun dan menjaga persatuan bangsa. Ia menolak pandangan bahwa kritik hanya untuk menjatuhkan.
“Malam-malam saya buka (komentar), saya baca, apa iya saya otoriter? Rasanya enggak sih. Jadi ini bagus, koreksi itu baik, tapi di ujungnya ayo,” katanya sambil tersenyum.
Presiden menegaskan, dalam pengabdian kepada negara, seorang pemimpin harus menjaga hati dan tidak terbawa emosi pribadi.
“Dalam pengabdian berbangsa dan bernegara, tidak boleh diikuti oleh rasa sakit hati. Biasa itu,” ucapnya.
Apresiasi untuk Polri dan BNN
Dalam kesempatan yang sama, Prabowo menyampaikan apresiasi tinggi kepada Polri dan Badan Narkotika Nasional (BNN) atas kerja keras mereka memberantas peredaran narkoba di Indonesia.
Selama satu tahun terakhir, aparat berhasil menyita barang bukti narkotika berbagai jenis seberat 214,84 ton dengan nilai total mencapai Rp29,3 triliun.
“Kita harus lihat bagaimana mengatasi narkoba. Harus kerja sama, teamwork. Jadi, saya ucapkan selamat kepada kepolisian dan BNN. Saya minta kerja sama lebih dekat lagi dengan Bea Cukai, Kejaksaan, BIN, dan pemerintah daerah,” kata Prabowo.

Tulis Komentar