Pengakuan Penduduk Pasuruan yang Lihat UFO, Perlu Dicek Lebih Lanjut

Peristiwa | 13 Apr 2025 | 11:45 WIB
Pengakuan Penduduk Pasuruan yang Lihat UFO, Perlu Dicek Lebih Lanjut
Obiwara dan istrinya melihat benda seperti UFO dan mengunggahnya ke akun Twitter 'Kabar UFO'.

Uwrite.id - Pasuruan - Ramai di media sosial soal pengakuan warga Pasuruan, Jawa Timur, yang melihat benda terbang tak dikenal alias UFO.

Adalah Obiwara dan istrinya yang melihat benda tersebut dan mengunggahnya ke akun Twitter 'Kabar UFO'. Mereka menyaksikannya pada dua tahun lalu, pukul 12.00 WIB.

"Objek berbentuk pipih/lonjong, warna putih, terbang lurus dari timur ke barat dan tidak ada suara," demikian keterangan yang Obiwara sampaikan.

Penampakan benda asing seperti UFO telah membingungkan Pentagon dan badan intelijen AS selama bertahun-tahun.

Dari sebuah dokumen terlihat ada 144 insiden UFO antara tahun 2004 dan 2021 yang dilaporkan oleh sumber-sumber pemerintah AS, sebagian besar personel militer Amerika.

Ini memicu teori tentang alien luar angkasa dan memata-matai negara yang bermusuhan menggunakan teknologi canggih.

Namun, pejabat pemerintah AS mengatakan banyak laporan soal UFO memiliki penjelasan yang masuk akal.

Sue Gough dari Departemen Pertahanan AS mengatakan bahwa Pentagon akan melindungi semua informasi sensitif terkait UFO. Pentagon menekankan pihaknya tidak akan gegabah melakukan analisis terhadap benda-benda asing tersebut.

"Kami mengumpulkan data sebanyak yang kami bisa, mengikuti data ke mana arahnya dan akan membagikan temuan kami jika memungkinkan," katanya dikutip dari NY Times, Kamis (13/07) dua tahun lalu.

Tidak jelas berapa banyak laporan intelijen baru yang akan dipublikasikan. Tetapi dari kasus-kasus yang telah diselesaikan, sebagian besar terbukti merupakan sampah yang menyimpang di langit, seperti balon, atau aktivitas pengintaian.

Secara resmi, banyak insiden lama yang masih belum dapat dijelaskan dan hanya ada sedikit data bagi pejabat Pentagon atau intelijen untuk membuat kesimpulan.

"Dalam banyak kasus, fenomena yang diamati diklasifikasikan sebagai 'tidak teridentifikasi' hanya karena sensor tidak dapat mengumpulkan informasi yang cukup untuk membuat atribusi positif," kata Ms. Gough, mengacu pada kamera, radar, dan perangkat lain yang mengumpulkan informasi.

"Kami sedang bekerja untuk mengurangi kekurangan ini untuk masa depan dan untuk memastikan kami memiliki data yang cukup untuk analisis kami," jelas dia. (*)

Menulis di Uwrite bisa dapat penghasilan, Investasikan tulisan anda sekarang juga
Daftar di sini

Jika anda keberatan dan memiliki bukti atau alasan yang kuat bahwa artikel berita ini tidak sesuai dengan fakta, anda dapat melakukan pengaduan pada tautan ini

Tulis Komentar