Panitia Penyelenggara Konferensi Sawit Internasional Enggan Akomodir Kehadiran Media

Uwrite.id - Dalam pelaksanaan konferensi sawit internasional, kerap kali kru media massa menjadi bulan-bulanan panitia penyelenggara. Ketika media dianggap mengganggu keterlaksanaan sebuah acara yang berskala internasional, panitia sering kali melempar tanggung jawab antara satu sama lain. Situasi ini menyebabkan jurnalis yang hadir merasa sangat kesal dan kecewa.
Pada awalnya, panitia bersikap baik dan menerima kehadiran awak media, khususnya sahabat dari online media yang bertugas di Jakarta. Sambutan hangat tersebut sayangnya berubah seiring berjalannya waktu. Saat hari semakin siang dan semakin banyak awak media yang hadir, panitia mulai mencari alasan taktis. Mereka berjanji akan memberi akses atau informasi yang dibutuhkan, namun janji tersebut tak kunjung terealisasi hingga petang hari, saat acara mendekati akhir.
Memang, event sawit internasional ini biasanya digelar di kota-kota yang menjadi sentra penghasil sawit atau yang memiliki fasilitas Meeting, Incentive, Conference, and Exhibition (MICE) yang lengkap. Beberapa kota yang pernah menjadi tuan rumah adalah Bengkulu, Medan, Samarinda, dan Denpasar. Tidak hanya menggunakan anggaran pribadi, pendanaan acara ini juga menggunakan dana publik seperti anggaran Ditjenbun Kementerian Pertanian dan Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS).
Dengan menggunakan dana publik, seharusnya panitia tidak bersikap eksklusif dan arogan. Sayangnya, kenyataan di lapangan sering kali berbeda. Awak media yang hadir merasa dipinggirkan dan diabaikan. Ini sangat disayangkan, mengingat seharusnya konferensi sebesar ini bisa diliput dengan baik untuk memberikan informasi yang akurat kepada masyarakat luas.
Sikap lepas tangan panitia terhadap kru media ini sangat membingungkan. Di event-event lain yang juga diadakan oleh instansi atau sektor pertanian, awak media selalu dilayani dengan penuh perhatian. Ini menunjukkan perbedaan perlakuan yang tidak adil dan tidak profesional dari panitia penyelenggara acara sawit internasional.
Sebagai jurnalis, mereka juga manusia yang menjalankan tugasnya untuk memberi informasi. Mereka tidak selayaknya diperlakukan dengan buruk atau diabaikan. Harapannya, di event-event selanjutnya, panitia lebih profesional dalam mengakomodir kehadiran media sehingga informasi yang disampaikan kepada publik lebih komprehensif dan transparan. Contoh baik dari event-event Agro dan Pertanian lainnya bisa menjadi panutan agar tercipta hubungan yang harmonis antara panitia dan media.
Dengan demikian, kolaborasi yang baik antara panitia dan kru media sangat dibutuhkan agar semua pihak merasa dihargai dan tugas masing-masing bisa diselesaikan dengan baik. Semoga ke depannya, tidak ada lagi peristiwa serupa di konferensi sawit internasional atau acara-acara besar lainnya.
Jurnalis adalah ujung tombak dalam menyampaikan informasi, dan layaknya syair lagu populer, mereka juga manusia yang pantas mendapatkan perlakuan baik dan fasilitas yang memadai selama melaksanakan tugasnya. (*)
Tulis Komentar