Muhammad Qodari Pinjamkan Kantor eks Gerakan Sekali Putaran di Tegalparang untuk Kantor Forum Aktivis Nasional

Peristiwa | 03 May 2024 | 00:46 WIB
Muhammad Qodari Pinjamkan Kantor eks Gerakan Sekali Putaran di Tegalparang untuk Kantor Forum Aktivis Nasional

Uwrite.id - Para aktivis dari berbagai generasi dan latar belakang organisasi Kamis malam, 2 Mei 2024 turut serta hadir dalam acara peresmian Forum Aktivis Nasional di Jalan Tegalparang Selatan No. 37, Jakarta Selatan. Acara itu juga dimaksudkan sekaligus guna memperingati 74 tahun usia Hariman Siregar.

Dengan diawali ngariung bersama dengan menu suguhan berbagai nyamikan pejuang antara lain ketela, ubi, talas, jagung, dan kacang tanah serta sajian teh dan kopi panas, ajang bertemunya aktivis pergerakan yang di antaranya ada yang sudah lama tidak saling jumpa itu, sontak menjadi sarana bersilaturahmi dan berhalal-bihalal pula.

Kegiatan ini mencerminkan semangat penyatupaduan pemikiran di antara para aktivis mengenai pentingnya mensejajarkan semua ornamen keaktivisan pasca Pilpres 2024, menjadi satu orkestrasi yang tidak saling menihilasi dan membenturkan sesama kalangan aktivis sendiri.

Terkait arah dukungan di Pilpres tahun ini kemarin, tiap aktivitas memiliki kecenderungan pendukungan yang berbeda, seperti Bursah Zarnubi ke Prabowo-Gibran, Hatta Taliwang ke Ganjar Pranowo-Mahfud MD sedangkan Syahganda Nainggolan bersama Jumhur Hidayat ke Anies-Muhaimin.

Pada acara peresmian nan khidmat yang ditandai dengan pemotongan tumpeng secara simbolis, dari tone pembicaraan para aktivis yang hadir tersirat sebuah inspirasi adanya kesepakatan gagasan pemikiran untuk bersatu dalam mewujudkan perubahan yang positif bagi masyarakat dan bangsa.

Mereka menyadari bahwa dengan bersatu, kalangan aktivis dapat memiliki pengaruh yang lebih besar dalam menghadapi berbagai permasalahan yang dihadapi oleh masyarakat Indonesia saat ini.

Salah satu poin utama dalam peresmian sekretariat tersebut adalah pentingnya kerjasama lintas generasi dan lintas organisasi.

Para aktivis muda diharapkan dapat belajar dari pengalaman para senior, sementara para senior diharapkan dapat mendengar dan memahami pandangan serta gagasan para aktivis muda.

Dengan demikian, diharapkan tercipta sinergi yang kuat antara generasi muda dan senior dalam upaya mencapai tujuan bersama. Namun, aktivis Malari, Hariman Siregar sedikit menyinggung mengenai keberadaan forum para aktivis.

Bagi sosok pergerakan angkatan 1974 yang juga telah menginjak usia 74 tahun tersebut, mendirikan forum untuk kalangan pergerakan adalah hal mudah. Tetapi, imbuh Hariman lagi, yang paling susah dalam soal forum ini adalah merawatnya.

Acara peresmian sekretariat Forum Aktivis Nasional bersamaan dengan Peringatan Hari Lahir aktivis Malari Hariman Siregar pada usianya ke-74 ini juga dihadiri oleh berbagai tokoh pergerakan dan pemangku kepentingan lainnya.

Tampak senior yang hadir antara lain Jimly Ashshidiqqi, Hariman Siregar, Muhammad Qodari, Maruarar Sirait, Syahganda Nainggolan, Jumhur Hidayat, Hatta Taliwang, Ketua FAN Bursah Zarnubi, Ketua Harian FAN Angelo dan masih tak terhitung jumlahnya tokoh-tokoh aktivis di semua angkatan dan lintas organisasi kelompok Cipayung Plus.

Dalam sambutannya, Bursah menyitir sembari berkelakar bahwa jika bukan karena Hariman Siregar yang diterakan di undangan, mungkin tamu yang hadir tidak sebanyak ini. Para senior yang hadir memberikan dukungan penuh terhadap gerakan penyatuan aktivis yang dilakukan oleh semua ketua-ketua dan eks ketua yang hadir pada malam itu.

Mereka percaya bahwa dengan adanya Forum Aktivis Nasional, semua lapisan aktivis di Indonesia dapat bekerja lebih efektif dan efisien dalam menyalurkan aspirasi para kalangan aktivis.

Selain meresmikan gedung di Jl Tegalparang Selatan No 37 tersebut sebagai tempat kongkow-kongkownya para aktivis dalam berbagi pemikiran di hari-hari ke depan, selepas acara inti itu, juga digelar nobar sepakbola Timnas U-23 antara Indonesia vs Iraq di layar yang sengaja dipasang di ruang peresmian di lantai dua bangunan itu.

Tampaknya upaya Bursah Zarnubi, Maruarar Sirait dan sejumlah tokoh senior pergerakan dari berbagai usia dan periode itu, memberi sebuah pemantik bagi upaya bersama untuk menyepakati pentingnya menjaga keberagaman dan menghargai perbedaan pendapat di dunia pergerakan dan di antara para aktivis.

Mereka menyadari bahwa dengan mendengarkan dan menghargai pendapat serta keberagaman, mereka dapat menghasilkan keputusan yang lebih baik dalam melaksanakan aksi-aksi kegiatan yang membawa nilai positif bagi upaya memajukan negeri ini ke arah yang lebih baik..

Mohammad Qodari itu sendiri adalah seorang pakar politik dan pendiri serta Direktur Eksekutif lembaga survei Indo Barometer di Indonesia. Dalam bingkai semangat tetap mewadahi energi positif setiap anak bangsa yang pernah berkecimpung di kancah pergerakan, Qodari merelakan kantor sekretariat bekas Gerakan Sekali Putaran di Tegalparang, Jakarta Selatan dijadikan markas sekretariat Forum Aktivis Nasional. Gagasan terkait forum ini tercetus pada saat bincang-bincang di antara Bursah Zarnubi dan Maruarar Sirait pada saat kegiatan temu muka Kawan Ara tepat satu malam menjelang Idul Fitri 1445 H beberapa waktu lalu.

Gerakan Sekali Putaran sendiri mungkin merujuk pada kelompok atau inisiatif politik tertentu yang mendukung sistem pemilihan dengan satu putaran suara, biasanya dalam konteks Pemilu atau Pilkada di Indonesia.

Sistem sekali putaran dalam pemilihan kepala daerah adalah metode pemilihan di mana pemenang ditentukan dalam satu putaran pemungutan suara, jika terdapat calon yang memperoleh suara mayoritas. 

Ini berbeda dengan sistem dua putaran, di mana jika tidak ada calon yang mendapatkan mayoritas suara di putaran pertama, dua calon dengan suara terbanyak akan maju ke putaran kedua. (*)

 

 

Jika anda keberatan dan memiliki bukti atau alasan yang kuat bahwa artikel berita ini tidak sesuai dengan fakta, anda dapat melakukan pengaduan pada tautan ini

Tulis Komentar

0 Komentar