Metode Hukuman Mati Kuno yang Mengerikan

Budaya | 02 Jan 2024 | 21:20 WIB
Metode Hukuman Mati Kuno yang Mengerikan
Banyak metode eksekusi kuno menawarkan gambaran kengerian yang sulit dibayangkan menciptakan bayangan kegelapan di lanskap hukuman manusia. Foto/megamitensei.fandom.com/wiki/Garrote

Uwrite.id - Hukuman mati, sebuah praktik yang telah mewarnai sejarah berbagai negara sejak zaman kuno, menggambarkan sudut gelap dalam evolusi sistem peradilan.

Meskipun kontroversial dan banyak negara yang telah menghapuskannya, beberapa metode eksekusi kuno menawarkan gambaran kengerian yang sulit dibayangkan.

Dari garrote Spanyol yang digunakan untuk mencekik atau mematahkan leher tahanan hingga metode Persia kuno yang mengerikan seperti scaphism, di mana korban dipaksa meminum susu dan madu sambil terapung di rawa bersama serangga.

Setiap metode memiliki kisah kelamnya sendiri, seperti flaying di masa Asiria yang melibatkan pemisahan kulit hidup-hidup atau lingchi, irisan pelan-pelan di Tiongkok, yang sering kali dianggap sebagai hukuman berat atas pengkhianatan atau pembunuhan.

Dalam perjalanan sejarah, Breaking Wheel yang digunakan di abad pertengahan, Brazen Bull yang memberikan kematian terpanggang hidup-hidup di zaman Yunani kuno, serta Disembowelment yang melibatkan pengeluaran sebagian isi tubuh, semuanya menciptakan narasi kematian yang tak terbayangkan.

Dalam uraian ini, kita akan menyelami kengerian dan kontroversi di balik beberapa hukuman mati kuno yang menciptakan bayangan kegelapan di lanskap hukuman manusia.

Garrote


Garrote, alat hukuman mati bersejarah, digunakan untuk mencekik atau mematahkan leher tahanan. Bentuknya seperti kursi dengan tahanan terikat, terakhir diterapkan di Spanyol pada 1977 dan dilarang pada 1978. Andorra sendiri melarang penggunaannya pada tahun 1990.

Scaphism


Scaphism, metode kejam Persia kuno, memaksa tahanan minum susu dan madu hingga diare berat. Dilumuri madu dan terapung di rawa bersama serangga, menyebabkan kematian yang lama dan menyakitkan, menciptakan gambaran penderitaan yang mengerikan.

Flaying


Flaying, pemisahan kulit dari daging yang kejam, tercatat pada masa Asiria (20 SM – 15 SM). Proses menguliti seseorang hidup-hidup sebagai hukuman menciptakan gambaran kekejaman yang sulit dipahami.

Lingchi


Lingchi, atau irisan pelan-pelan, menjadi hukuman tragis di China (900 AD - 1905 AD). Orang diiris sambil terpampang di bingkai kayu, diberi opium agar tidak pingsan selama proses, menciptakan pemandangan yang penuh penderitaan.

Breaking Wheel


Breaking Wheel, umum pada abad pertengahan, melibatkan korban diikat di roda berduri yang kemudian dipukul dengan gada besi, menusukkan tubuhnya. Gambaran kekejaman abad pertengahan yang menciptakan penderitaan melalui metode yang sangat barbar.

Brazen Bull


Brazen Bull, sebuah kekejaman zaman Yunani kuno, menggunakan banteng besi dengan pintu di sisi. Korban dimasukkan, dan api dinyalakan di bawahnya, menyebabkan kematian terpanggang hidup-hidup. Sebuah hukuman yang menciptakan gambaran kekejaman dan keteroran yang menakutkan.

Disembowelment


Disembowelment, tindakan mengeluarkan sebagian isi tubuh, sering digunakan sebagai hukuman mati atau ritual bunuh diri (Seppuku) di Jepang. Gambaran kekejaman yang menciptakan penderitaan melalui proses yang tidak manusiawi.

Boiling


Boiling, praktik menaruh korban dalam air mendidih, digunakan di Rusia atau Eropa sekitar 3000 tahun yang lalu. Sebuah hukuman yang menciptakan penderitaan melalui cara yang sangat kejam.

Impalement


Impalement, tindakan menusuk korban dengan benda asing, sangat menyakitkan, dan sering digunakan di kerajaan Neo Asiria, Yunani, dan Romawi. Sebuah metode yang menciptakan penderitaan yang ekstrim dan tidak terbayangkan.

Drawing and Quartering


Proses Drawing and Quartering, yang melibatkan gantung korban diikuti pemotongan tubuh menjadi beberapa bagian, sering dilakukan di Inggris pada abad pertengahan untuk kejahatan tingkat tinggi. Sebuah bentuk hukuman yang menciptakan gambaran kejam dan brutal dari keadilan zaman dahulu.

Jika anda keberatan dan memiliki bukti atau alasan yang kuat bahwa artikel berita ini tidak sesuai dengan fakta, anda dapat melakukan pengaduan pada tautan ini

Tulis Komentar

0 Komentar