Merti Dusun, Budaya Yang Masih Lestari di Pracimantoro, Wonogiri Sebagai Bentuk Syukur Kepada Illahi

Budaya | 01 Jun 2023 | 20:43 WIB
Merti Dusun, Budaya Yang Masih Lestari di Pracimantoro, Wonogiri Sebagai Bentuk Syukur Kepada Illahi

Uwrite.id - Budaya adalah warisan tak ternilai yang diperoleh dari nenek moyang kita. Keberagaman budaya yang dimiliki Indonesia menjadi salah satu kekayaan bangsa yang harus dilestarikan. Salah satu cara untuk memperbaiki budaya adalah melalui tradisi adat seperti Merti Dusun, Bersih Dusun atau Rasulan. Merti Dusun atau Bersih Dusun adalah acara adat yang diadakan setiap tahun sebagai bentuk rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas panen yang melimpah selama satu tahun. Selain itu, Rasulan juga dimaknai sebagai upacara adat tolak balak atau memohon keselamatan kepada Tuhan Yang Maha Esa.

Rasulan menjadi agenda kegiatan rutin tahunan yang dilakukan oleh sebagian besar masyarakat di Pracimantoro, Wonogiri, Jawa Tengah, dengan waktu pelaksanaannya berbeda-beda di setiap daerah. Salah satu contohnya adalah rangkaian kegiatan adat tradisi Bersih Dusun yang diadakan di Dusun Duren, Glinggang, Pracimantoro, Wonogiri. Kegiatan ini menampilkan berbagai jenis kegiatan budaya serta olahraga, seperti turnamen bola voli, pengajian shalawatan, serta kesenian tayub.

Bersih Dusun, Merti Dusun, atau Rasulan merupakan salah satu kearifan lokal yang masih lestari hingga saat ini. Kearifan lokal ini menjadi bagian dari warisan baik para leluhur dan menambah khazanah budaya bangsa.

Banyak wilayah di Indonesia juga melaksanakan upacara adat serupa dengan penamaan yang berbeda-beda tergantung lokasi pelaksanaannya. Di daerah pegunungan misalnya disebut labuhan gunung, di daerah pantai disebut labuhan laut atau sedekah laut, dan di daerah pertanian disebut Merti Dusun, Rasulan, Sedekah Bumi, atau Dusun Bersih. Setiap penamaan tersebut memiliki makna dan harapan tersendiri.

Masyarakat Jawa merupakan suku yang memiliki nilai budaya adi-luhung sebagai warisan para leluhur. Di dalam kebudayaan Jawa, terdapat kecenderungan untuk menggunakan "pasemon" atau kiasan dalam berbicara, dengan harapan tidak melukai perasaan orang lain. Hal ini juga terlihat dalam pelaksanaan Bersih Dusun dalam kebudayaan Jawa. Kata "bersih dusun" sendiri merupakan sarana membersihkan dari segala keburukan dan kejahatan, baik yang kasat mata maupun yang tersembunyi.

Para Walisongo dalam menyebarkan agama Islam di Jawa melakukan cara damai dengan mengadopsi budaya lama ke dalam ajaran baru. Islam tidak melarang masyarakat Jawa untuk tetap menjalankan adat-istiadatnya, melainkan justru memasukkan ajaran-ajaran Islam ke dalamnya. Semangat para Walisongo adalah “memelihara tradisi lama yang baik dan mengambil tradisi baru yang lebih baik”. Dalam hal ini, Bersih Dusun atau merti dusun juga bisa dijadikan sarana dakwah untuk masyarakat.

Bersih Dusun merupakan modal sosial yang kuat. Tradisi ini memiliki beberapa nilai positif yang dapat digunakan sebagai sarana memajukan pembangunan, baik fisik maupun non fisik. Meskipun makna Bersih Dusun mengalami pergeseran akibat pengaruh agama dan tingkat pendidikan, hal ini tidak menghapus adat tersebut, melainkan hanya mengubah isi atau maknanya.

Bersih Dusun juga dapat dijadikan objek wisata budaya yang menarik. Beberapa tempat telah mengemas prosesi Bersih Dusun dengan baik dan menjadikannya sebagai wisata tahunan. Pengelolaan yang baik dapat memberikan penyelesaian bagi desa dan meningkatkan ekonomi masyarakat. Strategi yang dapat dilakukan adalah dengan menggandeng pihak luar, seperti perusahaan melalui Corporate Social Responsibility (CSR), perguruan tinggi, maupun media massa.

Acara Bersih Dusun juga dapat ditambahkan dengan pameran produk lokal dan pertunjukan kesenian seperti wayang kulit, kesenian tayub, campursari, dll sehingga pengunjung tidak hanya menikmati satu acara, tetapi bisa menikmati beberapa pertunjukan sekaligus. Penduduk sekitar juga dapat memanfaatkan kesempatan tersebut untuk menjual makanan maupun mainan sehingga dapat meningkatkan penghasilan mereka.

Selain sebagai sarana mempererat tali persaudaraan, keperawatan aset budaya, dan mendukung perekonomian, Bersih Dusun juga dapat menjadi sarana pendidikan moral dan stimulus sejarah. Melalui tradisi ini, masyarakat mengajarkan untuk selalu bersyukur kepada Tuhan atas segala nikmat yang diberikan dan tidak lupa untuk berbagi dengan sesama melalui sedekah. Hal ini dapat membentuk karakter dan nilai-nilai kebaikan dalam masyarakat.

Dengan menjaga dan memelihara budaya melalui tradisi adat seperti Bersih Dusun atau Rasulan, warga masyarakat dapat memperkaya warisan budaya bangsa serta membangun kesadaran akan pentingnya keragaman budaya di Indonesia.

Melestarikan budaya bukan hanya tanggung jawab masyarakat desa, tetapi juga tugas semua stekholder untuk mewariskan kekayaan budaya ini kepada generasi mendatang. Mari kita jaga dan lestarikan budaya kita demi masa depan yang lebih baik.

Menulis di Uwrite bisa dapat penghasilan, Investasikan tulisan anda sekarang juga
Daftar di sini

Jika anda keberatan dan memiliki bukti atau alasan yang kuat bahwa artikel berita ini tidak sesuai dengan fakta, anda dapat melakukan pengaduan pada tautan ini

Tulis Komentar