Masjid Assanabil Jadi Ruang Belajar Penuh Semangat

Mahasiswa PGMI IAI Miftahul Ulum Tanjungpinang Wujudkan Tri Dharma Perguruan Tinggi
Tanjungpinang - Setiap Sabtu pagi, halaman Masjid Assanabil di Kampung Sidomakmur RT 02 RW 12 dipenuhi anak-anak yang datang dengan penuh semangat. Mereka bukan hendak mengaji, melainkan mengikuti program Bimbingan Belajar Gratis yang diselenggarakan oleh Program Studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI) Institut Agama Islam (IAI) Miftahul Ulum Tanjungpinang.
Program pengabdian kepada masyarakat ini berlangsung selama empat bulan, dari 19 Oktober 2024 hingga 25 Januari 2025. Sebanyak 6 dosen dan 70 mahasiswa terlibat aktif memberikan bimbingan kepada puluhan siswa SD kelas rendah dan tinggi di wilayah tersebut.
Wujud Nyata Pengabdian untuk Masyarakat
Hairunnisa, M.Pd., selaku Ketua Pelaksana kegiatan, menjelaskan bahwa program ini merupakan bentuk nyata pengabdian kepada masyarakat sebagai salah satu pilar Tri Dharma Perguruan Tinggi. "Kami ingin berbagi ilmu dan memberikan kontribusi positif untuk pendidikan anak-anak di Kampung Sidomakmur. Ini adalah kesempatan bagi kami untuk langsung terjun ke masyarakat dan mengaplikasikan ilmu yang kami miliki," ujarnya dengan antusias.
Program ini merupakan kolaborasi antara dosen dan mahasiswa PGMI yang dirancang khusus untuk mendampingi anak-anak dalam proses belajar. Masjid Assanabil dipilih sebagai tempat pelaksanaan karena lokasinya yang strategis dan mudah diakses, serta memiliki ruang yang nyaman untuk kegiatan pembelajaran. Dukungan pengelola masjid dan masyarakat sekitar juga menjadi kekuatan besar terlaksananya program ini.
Metode Pembelajaran yang Menyenangkan
Berbeda dengan les pada umumnya, bimbingan belajar ini menerapkan metode pembelajaran yang interaktif dan menyenangkan. Mahasiswa yang bertindak sebagai tutor menggunakan permainan edukatif, alat peraga, dan pendekatan yang disesuaikan dengan karakter anak-anak.
"Kami tidak hanya mengajarkan materi pelajaran, tapi juga membangun minat belajar anak-anak. Kalau mereka senang dulu, otomatis mereka akan lebih mudah menyerap pelajaran," kata Mega Riyawati, M.Pd., salah satu dosen pembimbing.
Setiap pertemuan berlangsung selama dua jam, mulai pukul 09.00 hingga 11.00 WIB. Materi yang diajarkan mencakup Bahasa Indonesia, Matematika, IPA, IPS, Pendidikan Agama Islam, hingga Seni Budaya. https://www.instagram.com/pgmiiaimiftahululumtpi/reel/CzQHnsTPtuZ/
Perubahan yang Nyata
Setelah empat bulan berjalan, perubahan signifikan mulai terlihat. Anak-anak yang sebelumnya kesulitan membaca kini sudah bisa membaca kalimat sederhana dengan lancar. Pemahaman mereka terhadap pelajaran Matematika dan Sains juga meningkat.
Bu Siti, salah satu orang tua peserta, mengaku sangat bersyukur dengan adanya program ini. "Anak saya yang kelas 3 SD dulu sering menangis kalau ada PR karena saya tidak bisa membantu. Sekarang dia sudah bisa mengerjakan sendiri, bahkan suka cerita kalau dapat nilai bagus di sekolah," tuturnya dengan bangga.
Tidak hanya kemampuan akademik, perubahan juga terlihat dari sisi karakter anak. Mereka menjadi lebih percaya diri, disiplin, dan rajin mengerjakan tugas.
Keterlibatan Orang Tua
Salah satu kunci keberhasilan program ini adalah keterlibatan aktif orang tua. Tim pelaksana rutin berkomunikasi dengan orang tua untuk memberikan informasi tentang perkembangan anak-anak mereka.
"Kami juga memberikan penyuluhan kepada orang tua tentang bagaimana cara mendampingi anak belajar di rumah. Jadi bukan hanya anak yang belajar, orang tua juga mendapat pengetahuan," jelas Dr. Saripuddin, M.Pd.I, salah satu pemateri.
Antusiasme orang tua sangat tinggi. Mereka tidak hanya mengantarkan anak-anak, tetapi juga sering bertanya tentang cara membantu anak belajar di rumah.
Tantangan di Lapangan
Meski berjalan dengan baik, program ini tidak lepas dari tantangan. Keterbatasan waktu menjadi kendala utama. Dengan durasi hanya dua jam per pertemuan, tidak semua materi bisa disampaikan secara mendalam.
"Kami juga menghadapi kendala dengan rentang usia peserta yang bervariasi, dari kelas 1 hingga kelas 6 SD. Kadang anak-anak yang lebih kecil sulit fokus dalam waktu lama," ungkap Sri Winarti, M.Pd.I.
Keterbatasan alat peraga dan media pembelajaran berbasis teknologi juga menjadi catatan untuk perbaikan ke depan.
Dukungan Berbagai Pihak
Kegiatan ini mendapat dukungan penuh dari Rektor IAI Miftahul Ulum Tanjungpinang, Dra. Hj. Mardhiah, M.M. Pendanaan program berasal dari institusi dan iuran dosen PGMI.
"Ini adalah implementasi nyata dari Tri Dharma Perguruan Tinggi, khususnya pengabdian kepada masyarakat. Kami berharap program ini bisa berkelanjutan dan menjadi model bagi lembaga pendidikan lainnya," kata Rektor dalam sambutannya.
Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) IAI Miftahul Ulum juga memberikan bimbingan dan arahan dalam proses pelaksanaan kegiatan.
Evaluasi dan Keberlanjutan
Pada pertemuan ke-14 tanggal 18 Januari 2025, tim pelaksana mengadakan evaluasi akhir. Hasilnya sangat menggembirakan. Hampir semua peserta menunjukkan peningkatan kemampuan akademik yang signifikan.
"Tingkat kehadiran peserta mencapai 85%, ini menunjukkan antusiasme mereka sangat tinggi. Kami juga mendapat feedback positif dari orang tua dan pihak sekolah," ungkap Hairunnisa.
Program ditutup pada 25 Januari 2025 dengan acara penutupan yang dihadiri seluruh peserta, orang tua, dosen pembimbing, dan mahasiswa.
Harapan untuk Masa Depan
Meski program empat bulan ini telah berakhir, harapan untuk keberlanjutan masih besar. Beberapa orang tua bahkan meminta agar program ini bisa dilanjutkan atau dijadwalkan kembali di masa depan.
"Kami berencana untuk mengajukan program serupa di periode mendatang, mungkin dengan durasi yang lebih panjang dan jangkauan yang lebih luas," kata Muhammad Imaaduddin, M.M., Ketua LPPM IAI Miftahul Ulum.
Bagi anak-anak di Kampung Sidomakmur, bimbingan belajar gratis di Masjid Assanabil bukan sekadar tempat belajar akademik. Ini adalah ruang di mana mereka menemukan harapan, percaya diri, dan semangat untuk meraih masa depan yang lebih baik.
"Terima kasih untuk kakak-kakak yang sudah sabar ngajarin kami. Semoga bisa ketemu lagi," ujar salah satu peserta dengan mata berbinar di acara penutupan. https://uwrite.id/news/belajar-calistung-seru-di-sidomulyo-bersama-pgmi-iaimu
Tulis Komentar