Manfaat Silase untuk Pakan di Musim Kemarau

Ekonomi | 09 Dec 2025 | 02:10 WIB
Manfaat Silase untuk Pakan di Musim Kemarau
Silase kini makin dilirik kelompok ternak sebagai solusi menghadapi musim kemarau yang kerap memicu kelangkaan hijauan. (Foto: Kementan)

Uwrite.id - Silase kini makin dilirik kelompok ternak sebagai solusi menghadapi musim kemarau yang kerap memicu kelangkaan hijauan. Teknik pengawetan pakan ini dinilai menjadi alternatif paling realistis untuk menjaga performa ternak tanpa membebani biaya produksi.

Di sejumlah desa, termasuk kawasan sentra ternak di Priangan Timur, para peternak mulai memproduksi silase secara mandiri dengan memanfaatkan limbah pertanian seperti jagung, rumput gajah, atau daun singkong. 

Selain mudah dibuat, silase terbukti mampu mempertahankan kandungan nutrisi sehingga ternak tetap aman meski pasokan rumput menyusut.

Ketua kelompok ternak Hegar Makmur, Ade Somantri, menyebut silase menjadi “penyelamat” di musim paceklik pakan. “Setiap tahun masalahnya sama: hijauan habis, harga konsentrat naik. Silase membantu kami tetap stabil,” ujarnya, Senin, 8 Desember 2025.

Proses pembuatan silase juga relatif sederhana. Hijauan dicacah, dipadatkan dalam drum atau plastik kedap udara, kemudian difermentasi selama 21–30 hari. Hasilnya adalah pakan yang lebih awet, mudah disimpan, dan tetap memiliki aroma segar.

Peternak senior asal Ciamis, Yayan Hidayat, menilai penggunaan silase sudah sepatutnya diperluas melalui pelatihan tingkat desa. Menurutnya, pakan adalah komponen biaya terbesar dalam beternak. Jika kendali pakan diperkuat, maka stabilitas harga ternak bisa lebih terjaga.

“Silase itu teknologi murah tapi berdampak besar. Kalau kelompok ternak bisa memproduksi secara rutin, ketergantungan terhadap pakan komersial akan turun signifikan,” kata Yayan.

Beberapa desa bahkan mulai memadukan silase dengan probiotik untuk meningkatkan kualitas fermentasi. Pakan hasil fermentasi tersebut diyakini mampu meningkatkan nafsu makan, bobot badan, hingga kesehatan pencernaan ternak.

Pemerintah desa dan kecamatan didorong untuk memberikan dukungan berupa alat pencacah rumput, drum penyimpanan, serta pelatihan teknis. Para peternak juga berharap ada sinergi dengan UPTD peternakan untuk memastikan produksi silase memenuhi standar nutrisi yang tepat.

Jika program ini dijalankan secara konsisten, silase bukan hanya solusi darurat kemarau, tetapi bisa menjadi standar pakan masa depan bagi kelompok ternak. Dengan biaya lebih ringan dan kualitas terjaga, peternakan rakyat akan mendapat fondasi yang lebih kuat di tengah fluktuasi harga pakan.***

Menulis di Uwrite bisa dapat penghasilan, Investasikan tulisan anda sekarang juga
Daftar di sini

Jika anda keberatan dan memiliki bukti atau alasan yang kuat bahwa artikel berita ini tidak sesuai dengan fakta, anda dapat melakukan pengaduan pada tautan ini

Tulis Komentar