Mahakarya Arsitektur Islam yang Menakjubkan (Bagian 2)

Budaya | 10 Jan 2024 | 23:31 WIB
Mahakarya Arsitektur Islam yang Menakjubkan (Bagian 2)
Dibangun pada abad ke-16 oleh Kaisar Akbar, Benteng Agra menciptakan garis langit yang megah dengan dinding merah bata yang menjulang tinggi/Wikimedia Commons

Uwrite.id - Dalam perjalanan menggali keindahan dan kekayaan warisan arsitektur Islam, kita menjelajahi lebih dalam empat destinasi megah yang menandai kejayaan peradaban.

Di Irak, Masjid Agung Samarra menghadirkan keajaiban Abbasiyah yang tetap mempesona. Sementara di Spanyol, keunikan Masjid Agung Cordoba menciptakan perpaduan harmonis antara elemen Kristen dan Islam yang terpancar hingga kini.

Langkah selanjutnya membawa kita ke Turki, di mana Hagia Sophia menceritakan kisah perubahan sejarah dan budaya di Istanbul. Sementara di Iran, Jembatan Si-o-sel-Pol di Isfahan memberikan kesan megah dengan tiga puluh tiga lengkungan yang membentang indah di atas Sungai Zayandeh Rud.

Tak kalah menarik, Benteng Agra di India menjadi pintu gerbang menuju warisan kaya Mughal, menciptakan garis langit yang megah di tepi Sungai Yamuna.

Setiap mahakarya ini, dengan keunikan dan sejarahnya sendiri, mengajak kita merenung di balik masa lalu, memahami kejayaan peradaban, dan menghargai keindahan seni arsitektur Islam.

Masjid Agung Samara di Irak

Masjid Agung Samara di Irak/Wikimedia Commons

Dibangun pada masa kekuasaan Kerajaan Abbasiyah pada tahun 850, situs arsitektur Islam ini dulunya menjadi salah satu masjid terbesar di dunia dengan luas total mencapai 170.000 meter persegi.

Secara keseluruhan, eksterior masjid ini terbuat dari bata merah secara tradisional, sementara bagian interiornya dihiasi dengan gelas dan keramik berwarna biru kehijauan. Menariknya, satu-satunya karakter arsitektur Islam yang tetap terlihat dengan jelas dari masjid ini adalah minaret melingkar yang menjulang ke atas.

Menara Malwiya, dengan tinggi mencapai sekitar 52 meter, bukan hanya menonjolkan keindahan visual, tetapi juga menjadi saksi bisu peradaban Abbasiyah. Dibangun pada abad ke-9, menara ini tidak hanya berfungsi sebagai menara masjid, tetapi juga digunakan untuk pengamatan astronomi. Keberanian arsitektur ini memberikan nuansa artistik dan kepraktisan yang menyatu.

Masjid Agung Samara telah menyaksikan berbagai peristiwa sepanjang sejarahnya. Dibangun pada masa pemerintahan Khalifah Al-Mutawakkil, masjid ini menjadi pusat spiritual dan intelektual di masa itu. Namun, keunikan ini juga membuatnya menjadi target serangan selama berabad-abad, mengalami kerusakan yang signifikan.

Masjid Agung Samara diakui secara internasional ketika UNESCO menetapkannya sebagai salah satu situs warisan dunia pada tahun 2007. Pengakuan ini mengukuhkan posisinya sebagai perwakilan gemilang dari arsitektur Islam dan sejarah Irak yang kaya.

Bagi para wisatawan, Masjid Agung Samarra bukan hanya sekadar situs sejarah, tetapi juga jendela yang membuka cakrawala peradaban kuno. Berkunjung ke sini memberikan kesempatan untuk merenung di dalam dinding-dinding yang menyimpan rahasia masa lalu dan merasakan ketenangan di halaman yang dipenuhi aura spiritual.

Masjid Agung Cordoba di Spanyol

Masjid Agung Cordoba di Spanyol/Freepik.com

Masjid ini, juga dikenal sebagai Mezquita, terletak di kota Cordoba, Spanyol. Awalnya dibangun sebagai gereja Visigoth pada abad ke-6, kemudian diubah menjadi masjid oleh Muslim setelah penaklukan Moor di Spanyol pada tahun 711.

Sejak itu, masjid ini mengalami perluasan dan perubahan hingga menjadi salah satu contoh terbaik arsitektur Moor dan Islam di Spanyol. Setelah Reconquista, Masjid Agung Cordoba diubah menjadi katedral, menciptakan campuran unik antara elemen arsitektur Kristen dan Islam. Hari ini, situs ini menjadi salah satu tujuan wisata paling populer di Spanyol.

Dibangun pada abad ke-6 sebagai gereja Visigoth, Masjid Agung Cordoba mengalami transformasi monumental setelah penaklukan Moor di Spanyol pada tahun 711. Muslim mengubahnya menjadi masjid, dan kemudian, selama berabad-abad, melalui perluasan dan modifikasi, menciptakan salah satu pusat keagamaan Islam yang terbesar di dunia.

Masjid ini dikenal dengan arsitektur Moor yang megah, ditandai dengan hutan kolom marmer dan lengkungan yang indah. Kubah dan mozaik-mozaik yang memukau menjadi saksi bisu kejayaan seni Islam di Eropa.

Setelah Reconquista pada abad ke-13, Masjid Agung Cordoba diubah menjadi katedral Kristen, menciptakan campuran unik antara elemen arsitektur Islam dan Kristen. Rincian mozaik dan lengkungan tetap mempertahankan keindahannya, menciptakan harmoni visual yang mengesankan.

Selama masa kejayaannya, Masjid Agung Cordoba bukan hanya tempat ibadah, tetapi juga pusat kebudayaan dan pendidikan yang mendukung perkembangan ilmu pengetahuan, matematika, dan seni di dunia Islam.

Dalam perjalanan sejarahnya, Masjid Agung Cordoba telah menjadi daya tarik wisata yang sangat dikagumi. Setiap kolom, setiap lengkungan, dan setiap mozaik menceritakan cerita tentang masa lalu yang kaya.

Hari ini, Masjid Agung Cordoba menerima ribuan pengunjung setiap tahunnya. Sebagai situs warisan dunia UNESCO, masjid ini terus menjadi destinasi wisata yang menakjubkan dan menggugah rasa ingin tahu tentang perjumpaan budaya yang membentuk wilayah Spanyol.

Hagia Sophia di Turki

Hagia Sophia di Turki/Freepik.com

Hagia Sophia, atau Ayasofya dalam bahasa Turki, adalah sebuah bangunan bersejarah yang terletak di Istanbul, Turki. Dulunya merupakan gereja katedral Bizantium, kemudian menjadi masjid Ottoman, dan sekarang diubah menjadi museum. Hagia Sophia terkenal karena arsitektur megahnya yang mencerminkan perubahan sejarah dan budaya di wilayah tersebut.

Hagia Sophia, suatu keajaiban arsitektur yang menghadap pada perubahan sejarah di Istanbul, Turki, adalah bukti hidup dari berbagai peradaban yang menyentuh benua Eropa dan Asia. Bangunan ini, dengan indahnya, telah menjadi saksi bisu perjalanan panjang melintasi zaman.

Dibangun pada abad ke-6 sebagai gereja katedral Bizantium oleh Kaisar Justinian I, Hagia Sophia memukau dunia dengan kubah besar dan desain yang spektakuler. Setelah penaklukan Istanbul oleh Ottoman pada 1453, Hagia Sophia diubah menjadi masjid oleh Sultan Mehmed II, memperkaya warisan sejarahnya.

Interior Hagia Sophia/Freepik.com

Hagia Sophia mempesona dengan arsitektur megahnya yang mencakup kubah besar dan ornamen-ornamen indah. Kubahnya yang tinggi menciptakan atmosfer yang tak terlupakan di dalamnya. Simbolisme kekuatan dan keagungan tercermin dalam setiap sudut, menggambarkan peran Hagia Sophia sebagai pusat keagamaan dan kekuasaan politik.

Setelah berabad-abad menjadi masjid, Hagia Sophia mengalami perubahan besar ketika diubah menjadi museum oleh Republik Turki pada tahun 1935. Ini menjadi langkah signifikan untuk menjadikan warisan kultural ini lebih terbuka bagi semua, merangkul warisan multi-budaya kota Istanbul.

Hagia Sophia menyimpan koleksi seni dan artefak berharga yang mencerminkan peran pentingnya dalam sejarah. Mulai dari mozaik-mozaik Bizantium hingga kaligrafi dan lukisan-lukisan Ottoman, setiap elemen menceritakan kisah perkembangan seni dan budaya di wilayah tersebut.

Sebagai salah satu destinasi wisata terkemuka di Turki, Hagia Sophia menarik perhatian wisatawan dari seluruh dunia. Pengunjung dapat mengagumi keindahan arsitektur, menjelajahi galeri seni, dan merenung di dalam ruang yang dipenuhi sejarah.

Jembatan Si-o-sel-PoL di Iran

Jembatan Si-o-sel-PoL di Iran/Wikimedia Commons

Jembatan Si-o-sel-Pol, sebuah mahakarya arsitektur yang memukau di kota Isfahan, Iran, tidak hanya menjadi lintasan melintasi Sungai Zayandeh Rud, tetapi juga menyiratkan sejuta cerita dan keindahan. Nama "Si-o-sel-Pol" yang berarti "Tiga Puluh Tiga Jembatan" dalam bahasa Persia, mencerminkan pesona unik dari tiga puluh tiga lengkungan megah yang membentang di atas air.

Dibangun selama masa pemerintahan Dinasti Safawi, Jembatan Si-o-se Pol memancarkan pesona kemegahan era tersebut. Setiap lengkungan jembatan ini adalah bukti cermelangnya arsitektur Safawi, dengan penggunaan bata merah dan desain yang memukau yang menciptakan paduan sempurna antara fungsi dan estetika.

Membentang sepanjang 297,67 meter, Si-o-sel-Pol adalah jalan yang membawa kita ke dalam kenangan sejarah. Sepanjang jalur jembatan, kita dapat merasakan getaran masa lalu yang dihiasi dengan lampu-lampu indah yang menerangi jalan di malam hari, menciptakan suasana yang romantis dan magis.

Dari puncak Si-o-sel-Pol, kita disuguhi pemandangan memukau Sungai Zayandeh Rud yang tenang. Kombinasi antara arsitektur megah dan lanskap alam yang menakjubkan membuat pengalaman berjalan di atas jembatan ini begitu tak terlupakan.

Benteng Agra di India

Benteng Agra di India/Wikimedia Commons

Benteng Agra, sebuah cagar sejarah megah di kota Agra, India, bukan hanya sekadar benteng batu bata, tetapi pintu gerbang menuju warisan kaya India. Terletak di tepi barat Sungai Yamuna, merupakan salah satu bangunan pertahanan kerajaan Mughal.

Dibangun pada abad ke-16 oleh Kaisar Akbar, Benteng Agra menciptakan garis langit yang megah dengan dinding merah bata yang menjulang tinggi. Desainnya yang kokoh mencerminkan perpaduan unik antara seni Mughal dan elemen arsitektur Hindu, menjadikannya sebagai contoh nyata dari keindahan dan ketangguhan.

Meskipun sering kali hidup dalam bayang-bayang keindahan Taj Mahal yang terkenal, Benteng Agra memiliki daya tariknya sendiri. Dari Dewan Privy hingga Moti Masjid, setiap sudut benteng ini menyampaikan pesona dan keagungan era Mughal yang tak terlupakan.

Berjalan melintasi taman-taman yang teratur dan mengunjungi Mahkamah Jahangiri, pengalaman di Benteng Agra tidak hanya memperkaya pengetahuan sejarah tetapi juga memanjakan mata dengan pemandangan yang menakjubkan.

Bagi para pengunjung, Benteng Agra bukan sekadar situs bersejarah. Ini adalah perjalanan melintasi waktu, merasakan getaran masa lampau, dan menghargai kekayaan budaya India. Dengan setiap batu dan dinding, Benteng Agra tetap menjadi jendela yang membuka rahasia sejarah yang mendalam di tanah yang kaya budaya ini.

Jika anda keberatan dan memiliki bukti atau alasan yang kuat bahwa artikel berita ini tidak sesuai dengan fakta, anda dapat melakukan pengaduan pada tautan ini

Tulis Komentar

0 Komentar