LSM PENJARA 1 dan POLRI Tebar Cahaya Iman di Gunungkidul, Bakti Sosial Hari Bhayangkara ke-79

Uwrite.id - Gunungkidul, Yogyakarta — Di tengah suasana teduh perbukitan Kedungpoh Kulon, Kecamatan Nglipar, Kabupaten Gunungkidul, sinergi antara LSM PENJARA 1 dan Kepolisian Negara Republik Indonesia (POLRI) kembali menorehkan makna pengabdian yang mendalam. Melalui Program Bakti LSM PENJARA 1 Tahun 2025 yang digelar dalam semangat Hari Bhayangkara ke-79 bertema nasional “Polri untuk Masyarakat,” kegiatan ini menjadi simbol nyata kehadiran negara di tengah denyut kehidupan rakyat.
Masjid Al Ikhsan, sebuah rumah ibadah sederhana yang berdiri sejak tahun 1980-an hasil gotong royong warga muslim Kedungpoh, menjadi titik kedua dari total 27 lokasi mushala dan masjid yang disapa dalam rangkaian kegiatan bakti sosial di sembilan kapanewon/kecamatan wilayah Gunungkidul. Sejak awal, masjid ini tidak hanya menjadi tempat bersujud, tetapi juga pusat pembinaan keagamaan dan pendidikan Al-Qur’an bagi anak-anak melalui Taman Pendidikan Al-Qur’an (TPA) yang telah aktif sejak awal pendiriannya.
Kegiatan yang digelar pada 28 Juli 2025 ini berlangsung khidmat dan hangat. Turut hadir Kapolsek Nglipar, AKP Larso, S.H., M.M., bersama jajaran anggota Polsek dan relawan LSM PENJARA 1, yang bersama-sama menyerahkan mushaf Al-Qur’an, pompa air, serta bantuan bagi marbot sebagai bentuk apresiasi atas dedikasi mereka menjaga kesucian rumah Allah. Dalam suasana penuh kekeluargaan, masyarakat tampak antusias menyambut kehadiran rombongan dan menyampaikan rasa terima kasih atas kepedulian yang diberikan.
Sosok sesepuh setempat, Mbah Haji Suwarjo (Suwarjo Widya Pranoto), turut menceritakan sejarah awal berdirinya Masjid Al Ihsan yang dibangun murni atas semangat kebersamaan warga. Ia menuturkan bahwa dari tanah wakaf dan kerja sama sukarela, masjid ini tumbuh menjadi pusat ibadah dan pendidikan yang menumbuhkan ketenangan serta keberkahan bagi seluruh jamaah.
Ketua Umum LSM PENJARA 1, Teuku Z. Arifin, menegaskan bahwa program ini bukan sekadar kegiatan seremonial, tetapi bentuk panggilan nurani untuk menebarkan cahaya iman dan mempererat tali sosial antar anak bangsa. “Di tempat ibadah yang sederhana namun khusyuk, terukir kekuatan doa yang membelah langit. Di sanalah harapan tumbuh dan negeri dijaga dari dalam,” ujarnya dengan penuh makna.
Kegiatan yang berlandaskan tema “Polri untuk Masyarakat” ini mencerminkan wajah Indonesia yang penuh kasih, peduli, dan religius. Melalui kerja sama antara aparat kepolisian dan relawan LSM PENJARA 1, kegiatan ini memperlihatkan bahwa pengabdian sejati tidak hanya hadir di pusat kota, tetapi juga di desa-desa yang menjadi penjaga nilai-nilai spiritual bangsa. Dari masjid kecil di lereng Gunungkidul, semangat persaudaraan dan cinta tanah air tumbuh subur, mengalir dari jamaah ke jamaah, dari doa ke doa.
Menutup kegiatan, seluruh peserta, relawan, dan masyarakat menyatukan tangan dalam doa bersama, meneguhkan semangat kebersamaan dan pengabdian yang tulus. Sebuah kalimat yang menggema di penghujung acara merangkum seluruh makna perjalanan ini:
“Dari Bhayangkara, untuk Mereka yang Tak Pernah Meninggalkan Doa.”

Tulis Komentar