Kapan Cawapres Ganjar Pranowo Diumumkan, Plt Ketum PPP: Mungkin Juga Minggu Depan

Uwrite.id - Pelaksana tugas atau Plt Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan, PPP, Muhammad Mardiono mengatakan, partai koalisi pendukung Ganjar Pranowo hingga saat ini belum memutuskan waktu pengumuman bakal cawapres.  

Jelas dia, semua kemungkinan waktunya bisa terjadi kapan saja untuk mengumumkan siapa bakal cawapres Ganjar. Termasuk minggu depan. "Kami tidak ada target 'oh September harus' (mengumumkan cawapres Ganjar), mungkin juga minggu depan bisa jadi gitu ya," tukas Mardiono kepada Uwrite.id di Senayan Park, Jakarta, Rabu, 23 Agustus 2023.

Mardiono memastikan juga, jika pengumuman bakal cawapres Ganjar tidak bakal menunggu deklarasi dari partai politik (parpol) lain. Pengumuman pendamping Ganjar, hanya menunggu keputusan partai pendukung koalisi Ganjar, yakni PDIP, PPP, Hanura dan Perindo.  

"Yang soal deklarasi (bakal cawapres Ganjar) itu kita tidak akan menunggu parpol lain, itu pasti. Tapi sekali lagi ya yang menjadi keputusan bersama ini haruslah yang betul-betul kita cermati," kata Mardiono. Menurut Mardiono, pendamping Ganjar yang didaftarkan ke KPU akan dipastikan merupakan pasangan yang memang 99%. Sebab yang 1% merupakan takdir Allah.

"Jadi semua dalam parpol yang bergabung, bekerja sama politik ini masing-masing mencermati dinamika, kemudian di lapangan seperti apa, apa yang dikehendaki oleh rakyat mayoritas saat ini dan sebagainya, kemudian baru kita mengambil keputusan itu," jelas Mardiono.

Mardiono memastikan juga, jika partai koalisi sudah memutuskan cawapres Ganjar maka hal itu merupakan keputusan yang terbaik. Sebab, keputusan koalisi tersebut sudah melalui kajian dan menyerap aspirasi dari berbagai elemen masyarakat.

Diterangkannya, penentuan cawapres Ganjar tidak elitis, yang hanya tergantung pimpinan partai politik koalisi. "Tentu kami tidak hanya terbatas pada koalisi partai ini saja, tetapi tentu kita juga berdiskusi dengan kalangan akademisi, berdiskusi juga dengan kalangan agamawan, juga dengan tokoh-tokoh bangsa yang lain, baik itu apakah diskusi tertutup tentunya dilakukan sebuah konsultasi,” katanya.

Sehingga, keputusan tidak saja dari elit-elit politik. Tetapi juga diserap dari berbagai sisi termasuk dari keinginan rakyat hingga akademisi. “Dan juga dari para tokoh-tokoh agama dan bangsa," imbuhnya. (*)