Jangan Asal Membuat Tagline Sekolah

Pendidikan | 12 Jun 2023 | 11:54 WIB
Jangan Asal Membuat Tagline Sekolah
image:pixabay.com/photos/positive-thought-useful-trust-4907261/

Uwrite.id - Hampir tiap sekolah memiliki tagline sekolah atau jargon yang terpampang diarea yang strategis agar mudah terlihat oleh banyak orang. Misalnya tulisan “sekolah cerdas”, “sma bla bla bla cerdas dan bertaqwa”, “selamat datang di sekolah ramah lingkungan”, “welcome to smart school”, “kampus hijau dan religius”, “sekolah aman nyaman dan menyenangkan”, dan seterusnya. Masih banyak lagi jargon ataupun tagline sekolah yang dibuat untuk mengenalkan, mengingat dan memotivasi bagi seluruh civitas sekolah. Jargon sekolah seakan menjadi mindset eksistensi sekolah tersebut berserta seluruh warganya. Tagline sekolah maupun jargon dibuat tentu dengan tujuan-tujuan yang baik sehingga mampu menjadi ruh untuk segala aktivitas siswa dan para guru. 

Tagline sekolah atau jargon, pada dasarnya bisa diartikan sebagai sebuah “positioning sekolah”. Nah, maka dari itu berhati-hatilah dalam menentukan positioning sekolah ini. Membuat tagline tidak sesederhana yang dikira namun juga tidak sesulit yang difikirkan. Tapi sebagai bahan diskusi saja pada kesempatan kali ini, maka  para kepala sekolah, guru-guru, dan seluruh tenaga administratif bahwa dalam membuat tagline sekolah ini haruslah melihat dan memikirkan beberapa hal-hal. Jadi membuat tagline sekolah tidak hanya asal bagus, keren, mengandung motivasi, mengandung unsur mendidik, dan hal - hal sejenis itu. Pada kesempatan ini penulis mengajak pembaca dalam memahami panduan atau guidance dalam menentukan tagline sekolah

Posisi Tagline Sekolah

Jangan sampai tagline sekolah itu muncul begitu saja dari hasil perenungan, kira-kira atau dibuat dengan cara berfikir yang ternyata sulit untuk di kuantifikasi, dan akhirnya hilang dan berganti begitu saja karena misalnya perubahan susunan pengurus, berganti kepala sekolah dan alasan-alasan lain sebagainya. Tagline sekolah menjadi rentan apabila dibuat berdasarkan kehendak bebas dan kebijaksanaan ( wisdom ) kepala sekolah dan guru-guru. Artinya, tagline sekolah janganlah lahir dan dibuat semata-mata dari hasil musyawarah mufakat pengurus sekolah dengan memunculkan dan mendiskusikan nilai-nilai luhur dari visi misi sekolah dalam pendidikan bagi para siswa. Ingat, tagline sekolah bukan hanya diposisikan sebagai sebuah kalimat belaka yang sekedar diekstrak dari visi dan misi sekolah. Tagline juga harus mampu hidup dan tumbuh dengan  tercermin dari gerak-gerik sekolah itu. Tagline adalah semacam janji sekolah bagi civitasnya dan tentu juga masyarakat pada umumnya. Posisi tagline sekolah harusnya semakin kuat dan menebal dari waktu ke waktu. Sejatinya tagline sekolah mampu menjadi acuan pola pikir dan cara bersikap dan bertindak bagi para civitas sekolah dari generasi ke generasi. Program-program sekolah, kegiatan ekstrakurikuler, infrastruktur dan budaya sekolah hendaklah mencerminkan tagline sekolah yang telah dibuat. Tagline sekolah jangan sampai hilang ruhnya karena civitas pengusungnya tidak sepenuhnya memahami dan mengerti. Jangan sampai tagline sekolah berganti 3 tahun sekali karena perubahan orang dalam struktur sekolah sehingga ia gugur sebelum dewasa. Tagline sekolah haruslah berumur panjang, ia harus hidup, tumbuh dan menguat sehingga tagline sekolah dikenal oleh masyarakat luas. Ibarat pada sebuah perusahaan jasa, tagline sekolah adalah brand positioning-nya

Cara Membuat Tagline Sekolah 

Tagline sekolah menurut saya bisa diekstrak dari minimal 3 sumber yaitu visi-misi sekolah, keadaan sosiokultur-demografi dimana sekolah itu berada, dan terakhir adalah keadaan sarana prasarana infrastruktur sekolah. Tagline sekolah haruslah sustainable dan mudah dikuantifikasi. Tagline sekolah yang terlalu konseptual justru akan mengaburkan makna dan memperlebar ruang multipersepsi. Tagline sekolah haruslah mengandung indikator yang mudah untuk dilihat dan dirasakan oleh orang awam. Mari kita analisa contoh-contoh tagline yang terlampau konseptual seperti berikut : “sekolah cerdas”, “be a real digital talent”, “sekolah nyaman dan religius”. “sekolah ecofriendly”, “smart school”, dan masih banyak lagi contoh-contoh tagline sekolah yang dirasa masih berpotensi multi makna, pengertian dan tafsirnya di masyarakat. Padahal tagline sekolah adalah tools yang paling sederhana dan mudah dipakai untuk branding sekolah dalam berbagai konteks dan keperluan. Maka dari itu, buatlah tagline sekolah yang mengandung indikator yang relatif mudah dideteksi dan mempersempit ruang multitafsir dan makna. Salah satu tips dan trick dalam menarik sebuah tagline adalah dengan menggunakan majas, contoh sekolah yang bervisi lingkungan adalah “Sekolah Seribu Pohon”. Setidaknya pikiran orang akan membayangkan bahwa sekolah tersebut keadaannya rindang, asri dan para siswanya peduli akan penghijauan. Sekolah yang bervisi smart school atau digital dapat membuat tagline seperti misalnya “Coding Is Easy and Fun”. Sekolah yang bervisi humanisme seperi anti bullying, sekolah ramah anak, dan sebagainya dapat membuat tagline serupa “Trendy and Friendly School” atau “Sekolah Rumah Kedua Kami”.  Tagline Sekolah yang visioner akan sulit tergantikan dan mampu menjadi energi bagi para civitasnya. Tagline sekolah yang hidup dan tumbuh akan juga menguatkan merek sekolah tersebut dan pada gilirannya akan membentuk persepsi dimasyarakat secara kuat dari waktu ke waktu

Menulis di Uwrite bisa dapat penghasilan, Investasikan tulisan anda sekarang juga
Daftar di sini

Jika anda keberatan dan memiliki bukti atau alasan yang kuat bahwa artikel berita ini tidak sesuai dengan fakta, anda dapat melakukan pengaduan pada tautan ini

Tulis Komentar

0 Komentar