Institut STIAMI dan KP2MI Resmikan Migrant Center!

Uwrite.id - Jakarta - Institut Ilmu Sosial dan Manajemen STIAMI mengambil langkah strategis dengan menjalin kolaborasi bersama Kementerian Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (KP2MI). Kerja sama tersebut diresmikan melalui penandatanganan Nota Kesepahaman (MoU) di Kampus Pusat Institut STIAMI, Jakarta, beberapa waktu lalu.
Acara ini dihadiri langsung oleh Wakil Menteri KP2MI, Dzulfikar Ahmad Tawalla, S.Pd, M.I.Kom, bersama Rektor Institut STIAMI, Prof. Dr. Sylviana Murni, S.H., M.Si., serta jajaran pimpinan institusi.
Kolaborasi ini mengusung semangat memperkuat pelindungan Pekerja Migran Indonesia dengan mengintegrasikan program Tridharma Perguruan Tinggi: pendidikan, penelitian, dan pengabdian masyarakat. Langkah ini juga menjadi bukti sinergi antara dunia akademik dan lembaga negara dalam menciptakan kebijakan berbasis data yang lebih inklusif dan partisipatif.
“Sebagai institusi pendidikan tinggi, Institut STIAMI memiliki tanggung jawab moral dan akademik dalam menjawab tantangan bangsa, termasuk isu perlindungan pekerja migran Indonesia. Melalui kemitraan strategis ini, kami percaya bahwa kolaborasi lintas sektor sangat penting untuk memperkuat perlindungan, peningkatan kapasitas, dan literasi kebijakan publik bagi para pekerja migran," tegas Prof. Sylviana.
Resmi Luncurkan Stiami Migrant Center
Salah satu bentuk nyata dari kemitraan ini adalah peresmian Stiami Migrant Center, unit kerja khusus yang akan menjadi pusat edukasi, advokasi, serta pendampingan terkait isu pekerja migran. Kehadiran Migrant Center ini akan mendukung berbagai program akademik bertema migrasi dan ketenagakerjaan global, mulai dari kuliah tematik hingga riset berbasis kebijakan.
Stiami Migrant Center juga akan menghadirkan program pelatihan literasi migrasi, advokasi hukum, hingga pemberdayaan ekonomi untuk komunitas purna migran. Pengukuhan pusat ini merupakan implementasi langsung dari MoU STIAMI dan KP2MI.
Ke depan, Stiami Migrant Center diharapkan bisa menjadi contoh bagi perguruan tinggi lain dalam membangun pusat-pusat studi yang mendukung kelompok rentan, serta menumbuhkan kepedulian mahasiswa terhadap isu migrasi global.
“Kami butuh kampus untuk menyuarakan pelindungan pekerja migran secara akademik. Kami butuh mahasiswa untuk menjadi agen perubahan di tengah masyarakat. Itulah makna strategis dari kolaborasi hari ini,” ujar Dzulfikar Ahmad Tawalla.
Kuliah Umum dan Podcast untuk Gaungkan Isu Migran
Sebagai bagian dari acara, Institut STIAMI juga menghadirkan Kuliah Umum Nasional bertema “Pekerja Migran Indonesia: Dari Perlindungan ke Pemberdayaan”, yang disampaikan langsung oleh Wakil Menteri KP2MI. Kuliah ini mendorong generasi muda memahami tantangan migrasi masa kini, sekaligus memperkuat kontribusi mereka dalam perlindungan PMI.
Tidak hanya itu, Dzulfikar turut hadir dalam sesi Posthink (Podcast Stiamers Everythink) yang tayang di kanal media sosial Institut STIAMI. Program podcast ini menjadi media edukasi seputar kebijakan publik dan isu nasional dengan pendekatan yang lebih dekat ke generasi muda.
Komitmen Konkret untuk Kampus Berdampak
Melalui kolaborasi ini, Institut STIAMI mempertegas perannya bukan hanya sebagai lembaga akademik, tetapi juga sebagai motor penggerak perubahan sosial. Inisiatif Stiami Migrant Center memperluas praktik Kampus Berdampak, memberikan ruang bagi mahasiswa untuk berperan langsung dalam persoalan kemasyarakatan.
Dengan sinergi antara Institut STIAMI dan KP2MI, upaya pelindungan pekerja migran kini menjadi gerakan nyata, bukan sekadar wacana. Dimulai dari lingkungan akademik, misi ini diharapkan menyebar hingga ke masyarakat luas.
Tulis Komentar