Haidar Alwi: Sejarah Qurban Di Hari Raya Idul Adha

Uwrite.id - Sejarah Qurban Hari Raya Idul Adha.
Bsd city Tangerang, Haidar Alwi:
Hari raya qurban atau hari raya idul adha di ambil dari kisah nabi Ibrahim, nabi Ismail
Perayaan Idul Adha untuk mengenang wujud cinta Nabi Ibrahim terhadap Allah Subhanahu wa ta'ala.
Kisah yang mengharukan dari Nabi Ibrahim dan Ismail inilah yang menjadi asal muasal peringatan hari raya Idul Adha. Nabi Ismail adalah putra yang sangat dinantikan oleh nabi Ibrahim. Sewaktu nabi Ismail lahir, Allah Subhanahu wa ta'ala meminta kepada nabiIbrahim membawa sang istri yang sangat di cintai yang bernama Siti Hajar, dan anak mereka yang bernama nabi Ismail untuk keluar dari wilayah Palestina.
Mereka berjalan jauh melewati padang pasir yang gersang nan tandus, hingga sampai di sebuah lembah perbukitan yang sangat gersang dan tandus yang kini disebut Lembah Bakkah. Lembah bakkah saat ini di kenal sebagai Mekkah Al Mukaromah. Butuh perjuangan untuk bisa bertahan hidup di lembah bakkah tanpa persediaan makanan dan minuman yang cukup. Nabi Ibrahim meninggalkan sang istri yang bernama Siti Hajar dan anak yang bernama nabi Ismail dengan persediaan makanan dan minuman seadanya.
Walaupun demikian, nabi Ibrahim senantiasa berserah dan pasrah pada Allah Subhanahu wa ta'ala dalam ketakutan dan kekhawatirannya terhadap keluarga yang di cintai nya tersebut. Pertolongan Allah Subhanahu wa ta'ala datang, nabi Ismail dan ibunya Siti Hajar mampu bertahan hidup walaupun persediaan makanan terbatas. Nabi Ismail akhirnya bisa tumbuh besar di bakkah ( kini dikenal sebagai Mekkah) di bawah pengawasan dan didikan kedua orang tuanya.
Hingga akhirnya pada suatu ketika, nabi ibrahim bermimpi bahwa Allah Subhanahu wa ta'ala memerintahkannya untuk menyembelih sang anak nabi Ismail.
Di jelaskan disurat As-Saffat ayat 102, nabi Ibrahim berkata kepada nabi Ismail:
"Wahai anakku! Sesungguhnya aku bermimpi bahwa aku menyembelihmu. Maka pikirkanlah bagaimana pendapatmu!"
Lalu nabi Ismail dengan mantap, penuh keyakinan dan tidak ada keraguan di hatinya meminta sang ayah nabi Ibrahim untuk mengikuti perintah Allah Subhanahu wa ta'ala.
Nabi Ismail berkata:
"Wahai ayahku! Lakukanlah apa yang diperintahkan (Allah) kepadamu; insya Allah engkau akan mendapatiku termasuk orang yang sabar,"
Sebelum proses penyembelihan, nabi Ismail menyampaikan beberapa permintaan terakhirnya kepada nabi Ibrahim ayahandanya.
Permintaan yang Pertama, nabi Ismail meminta diikat dengan tali yang kuat agar tidak bisa meronta. Permintaan yang Kedua, pisau yang di gunakan untuk menyembelih harus diasah dengan tajam agar tidak ada rasa kesakitan yang berkepanjangan. Kemudian nabi Ismail juga meminta agar pakaian yang dikenakannya nanti setelah proses penyembelihan agar diberikan pada ibunda yang sangat di cinta, Siti Hajar sebagai kenang kenangan terakhir sebelum di sembelih.
Lalu di mulailah proses penyembelihan , nabi Ibrahim membaringkan sang putra nabi Ismail dan dengan bergetar nabi Ibrahim mulai menghunuskan pisaunya di leher nabi Ismail. Namun atas kuasa Allah Subhanahu wa ta'ala, pisau yang sangat tajam tersebut tidak mampu untuk menyayat leher Ismail.
Dari langit Allah Subhanahu wa ta'ala melihat cinta dan ketulusan Seorang nabi Ibrahim dan kemudian allah subhanahu wa ta'ala mengganti nabi Ismail dengan seekor kambing.
Dalam surat As-Saffat ayat 104-107 di terangkan:
"Lalu Kami panggil dia, "Wahai Ibrahim! Sungguh, engkau telah membenarkan mimpi itu." Sungguh demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik. Sesungguhnya ini benar-benar suatu ujian yang nyata. Dan Kami tebus anak itu dengan seekor sembelihan yang besar."
(Kisah mengharukan dari Nabi Ibrahim dan nabi Ismail pun Hingga kini dikenang dan di rayakan sebagai perayaan Idul Adha atau sering juga bisa disebut sebagai hari raya qurban.)
( IR. R. HAIDAR ALWI, MT)
Tulis Komentar