Haidar Alwi: Radikalisme Bukan Ajaran Agama Manapun.

Politik | 07 Jul 2023 | 21:09 WIB
Haidar Alwi: Radikalisme Bukan Ajaran Agama Manapun.

Uwrite.id - Bsd city Tangerang, Haidar Alwi: 

Istilah Islam radikal sudah menjadi buah bibir yang sering dilontarkan berbagai pihak, tanpa menghiraukan ketersinggungan penganut Islam lainnya dan seolah mengabaikan kesucian Islam itu sendiri, mau tak mau istilah Islam radikal sudah terdaftar dalam kosakata masyarakat Indonesia secara umum.

Tapi tak dapat dipungkiri, dalam sejarah Islam itu sendiri, kelompok radikal ini sudah ada semenjak lama. Yang dikenal dengan kelompok Khawarij.

Sebagai golongan, kaum Khawarij memang sudah lama punah, tetapi sebagai paham Khawarijisme (baca radikalisme) masih ada. Abul Ala Maududi (1903-1979) menulis, “Khawarij tidak tidak pernah masuk ke Indonesia, karena keburu punah. Tetapi karakteristiknya dijadikan model kefanatikan mazhab oleh semua mazhab yang ada di Indonesia.”

Secara spesifik, yang menjadi ciri khas kelompok radikal ini adalah pemahaman yang formalistis, patuh ritual tetapi kurang ukhuwwah.

Pertama, mereka sangat patuh kepada teks-teks formal al-Quran dan Hadist. Mereka hampir tidak dapat menangkap yang tersirat. Mereka mengambil hanya apa yang tersurat.

Persis seperti pemahaman kelompok Khawarijisme, yang mewajibkan wanita haid untuk berpuasa, karena menurut mereka dalam al-Quran wanita tidak dibebaskan dari kewajiban berpuasa. Wanita haid tidak termasuk yang sakit, atau bepergian, atau yang tidak mampu berpuasa.

Salah satu semboyan dari Khawarij yang terkenal adalah “la hukma illa lillah” (tidak ada hukum kecuali kepunyaan Allah). Semboyan ini lahir berdasar ayat “Waman lam yahkum bi ma anzalallah fa ulaika humul kafirun”. Mereka menghukum kafir siapa saja yang memutuskan perkara tidak berdasarkan al-Quran.

Padahal al-Quran bukan hanya mengandung ayat-ayat praktis, bahkan “berdasarkan al-Quran” yang mereka maksudkan adalah sesuai dengan standard mereka.

Kedua, patuh ritual, tetapi kurang ukhuwwah. Secara koherensial, kelompok radikalisme yang berbungkus keagamaan ini akan kita temukan pada Orang Khawarij di masa lampau, yang sangat patuh menjalankan ibadat ritual, tapi sangat kaku dalam hubungan sosial, bahkan sesama kaum Muslimin.

Kelompok Khawarij sangat rajin bangun tengah malam untuk melaksanakan ibadah. Bila ayat-ayat yang berkaitan dengan siksaan neraka disampaikan kepada mereka, maka tubuh mereka pun berguncang hebat; seakan-akan mereka berada tepat didepan neraka..Dahi mereka menghitam karena bekas sujud. Tidak jarang mereka terisak-isak dalam sholat mereka.

Dalam Musnad Ahmad dikisahkan, bahwa di depan Nabi Saw. ada seorang laki-laki yang terkenal khusuk dalam ibadat. Tapi Nabi menubuwwatkan bahwa orang itu akan menjadi sumber perpecahan di kalangan Muslim. Dan menurut para ulama Hadist laki-laki itu kelak menjadi penghulu kaum Khawarij.

Jadi, radikalisme itu bukanlah Islamisme, kelompok yang dianggap Islam Radikal itu adalah orang-orang yang paling bertanggung jawab disandingkannya kata Islam pada gerakan yang jelas menyimpang dari ajaran Islam itu sendiri.

Dalam hal ini bukan pada ayat Quran atau matan Hadist apa yang disampaikan, melainkan oleh siapa yang menyampaikan itu. Karena ajaran tentang kekerasan dan memecah belah tidak pernah diajarkan oleh agama manapun.

( IR. R. HAIDAR ALWI, MT )

Menulis di Uwrite bisa dapat penghasilan, Investasikan tulisan anda sekarang juga
Daftar di sini

Jika anda keberatan dan memiliki bukti atau alasan yang kuat bahwa artikel berita ini tidak sesuai dengan fakta, anda dapat melakukan pengaduan pada tautan ini

Tulis Komentar