Haidar Alwi: Metode Mendidik anak ala Fatimah Zahra

Pendidikan | 06 Jul 2023 | 22:04 WIB
Haidar Alwi: Metode Mendidik anak ala Fatimah Zahra

Uwrite.id - BSD CITY TANGERANG, HAIDAR ALWI: 

Fatimah az-Zahra adalah seorang pendidik besar yang dilahirkan oleh sejarah. Hasil didikannya tampak pada kepribadian yang agung dan luar biasa yang dimiliki oleh anak-anaknya, Sayidina Hasan, Sayidina Husain dan Zainab al-Kubra serta Zainab al-Shughra atau yang biasa dipanggil Ummu Kultsum.

Fatimah az-Zahra yang notabene putri semata wayang Rasulullah saw adalah uswah hasanah (teladan yang baik) bagi setiap pendidik sepanjang sejarah. Betapa tidak, wanita yang dalam Al-Qur’an dijuluki “al-Kautsar” ini merupakan alumni al-Jami’ah al-Muhammadiyyah (Universitas Muhammad saw). 

Putri kesayangan Khadijah al-Kubra ini menyimpan asrar wa ‘ulum Muhammadiyyah (rahasia-rahasia dan ilmu-ilmu Nabi Muhammad saw). Sehingga beliau tidak pernah kehabisan bahan, apalagi salah kaprah dalam mendidik anak-anaknya. Oleh karena itu, di zaman krisis pendidikan seperti saat ini, kita perlu berkaca pada model dan metode pendidikan Fatimah az-Zahra. 

Dan berikut penulis kemukakan tiga metode pendidikan yang diterapkan oleh Fatimah az-Zahra, seseorang yang paling mirip dengan Rasulullah saw dari sisi gaya bicara, gaya berjalan dan akhlaknya.

1.Pengaruh Spiritualitas Ibu

Sifat-sifat dan suasana spiritual dan psikologis ibu sangat berpengaruh dalam pembentukan kepribadian anak. Lingkungan keluarga dan pendidikan yang baik yang didapatkan oleh seorang ibu pasti memberikan efek yang luar biasa dalam mengorbitkan anak-anak yang hebat.

Keunggulan dan kapasitas spiritual Siti Fatimah merupakan faktor penting dalam pembentukan kepribadian anak-anaknya yang mulia. Harus kita perhatikan bahwa kehebatan Sayidina Hasan dan Sayidina Husain karena mereka terdidik di bawah asuhan ibu sesuci dan setakwa Fatimah al-Bathul (yang ahli ibadah). Oleh karena itu, Anda yang menginginkan anak-anak Anda supaya menjadi anak yang saleh dan salehah maka Anda harus memperhatikan ketakwaan dan kesucian diri Anda.

 

2.Pengaruh Nama Yang Baik

 

النَّبىُّ صَلّى‏ اللهُ‏ عَلَيْهِ‏ وَ‏ آلِهِ: سَمُّوا أَوْلادَكُمْ أَسْمآءَ الْأَنْبِيآءِ وَ أَحْسَنُ الْأَسْمآءِ عَبْدُاللّهِ وَ عَبْدُالرَّحْمنِ.

Namailah anak-anak kalian dengan nama-nama para nabi dan sebaik-baik nama adalah Abdullah dan Abdurrahman.

النَّبىُّ صَلّى‏ اللهُ‏ عَلَيْهِ‏ وَ‏ آلِهِ: إِذا سَمَّيْتُمُ الْوَلَدَ مُحَمَّدًا فَأَكْرِمُوهُ وَ أَوْسِعُوا لَهُ فِى الْمَجْلِسِ وَ لاتَقْبَحُوا لَهُ وَجْهًا.

 

“Bila kalian menamakan anak kalian “Muhammad” maka muliakanlah ia, lapangkanlah tempat duduk baginya, dan jangan kalian cela perbuatannya.”

النَّبىُّ صَلّى‏ اللهُ‏ عَلَيْهِ‏ وَ‏ آلِهِ: ان من ولد له ثلاثة بنين ولم يسم آحدهم محمدا فقد جفاني.

Nabi saw bersabda: “Barangsiapa yang mempunyai tiga anak laki-laki dan tak satu pun di antara mereka yang bernama sepertiku maka orang tersebut telah berbuat kurang ajar kepadaku.”

سَيِّدِنَا عَلِي: وَ حَقُّ الوَلَدِ عَلَى الوالِدِ أنْ یُحَسِّنَ اِسمَهُ وَ یُحَسِّنَ اَدَبَهُ، و یُعَلِّمَهُ القُرآنَ.

Sayidina Ali berkata: Hak anak yang seyogianya diperhatikan ayahnya adalah hendaklah memilihkan nama yang baik, mendidiknya dengan baik dan mengajarinya Alquran.

Rasulullah saw bersabda: “Namailah anak-anak kalian dengan nama para nabi.” (Sunan Abi Dawud, juz 4, hal. 288).

Imam Ja’far ash Shadiq radiyallahu ‘anhu berkata: “Bila engkau menamai anak perempuan Fatimah maka jangan pernah mengejeknya, melaknatnya (mendoakan buruk) dan jangan pula memukulnya.”

Sayidina Musa al Kazhim radiyallahu ‘anhu berkata: “Rumah yang di dalamnya terdapat nama Muhammad atau Ahmad atau Ali atau Hasan atau Husain atau Ja’far atau Thalib atau Abdullah atau Fatimah tidak akan mengalami kefakiran/kemiskinan.”

Rasulullah saw bersabda: “Bila kalian menamakan anak kalian “Muhammad” maka muliakanlah ia, lapangkanlah tempat duduk baginya, dan jangan kalian cela perbuatannya.”

Rasulullah saw bersabda: “Tiadalah suatu rumah yang di dalamnya terdapat seseorang yang bernama “Muhammad” kecuali Allah akan meluaskan rezeki untuk mereka. Jika kalian menamakan anak kalian dengan nama “Muhammad” maka janganlah kalian memukulnya dan memakinya.”

Penamaan anak begitu penting karena salah satu hal yang pertama kali diingat dan dipelajari oleh sang anak adalah namanya. Oleh karena itu, nama harus memiliki arti yang baik dan optimis. Nama yang baik memengaruhi psikologi anak dan menginspirasinya. Karena itu, Fatimah Zahra melalui konsultasi dengan ayah dan suaminya, beliau memilihkan nama-nama terbaik untuk anak-anaknya.

3.Keteladanan Praktis

Orangtua yang baik bukan hanya ahli bicara tapi juga ahli dalam beramal. Problema keluarga kita saat ini adalah karena banyak orangtua yang pandai bicara tapi tidak pandai beramal. Bagaimana mungkin,misalnya, seorang ayah yang melarang anaknya untuk merokok sementara dia perokok berat? Bagaimana mungkin seorang ibu menghendaki anaknya berbusana yang rapi dan pantas, sementara ia memakai tank top alias pakaian super seksi?

Imam Shadiq meriwayatkan dari kakek-kakeknya bahwa Hasan bin Ali bin Abi Thalib berkata, “Di setiap malam Jumat, ibuku beribadah hingga fajar menyingsing. Ketika ia mengangkat tangannya untuk berdoa, ia selalu berdoa untuk kepentingan orang lain dan ia tidak pernah berdoa untuk dirinya sendiri. Suatu hari aku bertanya kepadanya, ‘Ibu, mengapa kau tidak pernah berdoa untuk diri Anda sendiri sebagaimana kau mendoakan orang lain?’ ‘Tetangga harus didahulukan, wahai putraku,’ jawabnya singkat.”

( IR. R. HAIDAR ALWI, MT )

Menulis di Uwrite bisa dapat penghasilan, Investasikan tulisan anda sekarang juga
Daftar di sini

Jika anda keberatan dan memiliki bukti atau alasan yang kuat bahwa artikel berita ini tidak sesuai dengan fakta, anda dapat melakukan pengaduan pada tautan ini

Tulis Komentar