Haidar Alwi, Malaikat Relawan Yang Merajut Republik Dalam Hening.

Politik | 24 May 2025 | 08:10 WIB
Haidar Alwi, Malaikat Relawan Yang Merajut Republik Dalam Hening.

Uwrite.id - Haidar Alwi, Malaikat Relawan Yang Merajut Republik Dalam Hening.

Oleh: @erhastudios (tiktok)

 

Pada tahun-tahun menjelang Pilpres 2019, saat suhu politik memanas dan narasi kebangsaan terbelah oleh isu sektarian, muncul satu aliansi besar yang tidak dibentuk oleh elite, tetapi oleh rakyat sendiri. Mereka menyebutnya ARJ, Aliansi Relawan Jokowi. Di balik itu semua, ada satu nama yang menjadi pemersatu lintas kelompok dan penanggung jawab utama gerakan ini: Ir. R. Haidar Alwi, MT.

 

Bukan Sekadar Tim Pemenangan, Melainkan Gerakan Rakyat.

Aliansi yang digalang oleh Ir. R. Haidar Alwi, MT bukan sekadar alat bantu kampanye. Ia adalah ekosistem sosial yang terdiri dari ratusan organisasi relawan independen. ARJ menjangkau komunitas keagamaan moderat, tokoh adat, kaum perempuan, mahasiswa, aktivis lokal, dan banyak lainnya.

Di tengah kampanye yang dipenuhi ujaran kebencian dan propaganda identitas, ARJ menjadi ruang aman dan rasional bagi warga yang tetap ingin menjaga persatuan dalam keberagaman. Mereka tidak hanya menyuarakan dukungan, tapi juga menyusun gerakan-gerakan nyata untuk membantu masyarakat.

 

Dari ARJ ke Akar Rakyat: Infrastruktur Sosial yang Tidak Bubarkan Diri.

Setelah Jokowi–Ma’ruf Amin dilantik pada akhir 2019, struktur formal ARJ memang tidak dilanjutkan sebagai alat politik, namun semangat dan program-programnya justru makin membumi. Peralihan aktivitas dilakukan melalui dua lembaga yang didirikan langsung oleh Ir. R. Haidar Alwi, MT: Haidar Alwi Institute dan Haidar Alwi Care.

Kedua lembaga ini menampung energi besar dari para relawan yang tak ingin berhenti berbuat setelah pilpres usai. Dari politik, mereka kembali ke kemanusiaan.

Program-Program Nyata yang Menyentuh Rakyat.

Apa yang dilakukan oleh Haidar Alwi dan jaringannya selama masa pemerintahan Jokowi–Ma’ruf bukanlah pekerjaan retoris. Mereka menyalurkan program konkret yang bisa dirasakan secara langsung:

- Sebanyak 800 ambulans dihadiahkan untuk kepentingan masyarakat di berbagai daerah. Tidak disewakan, tidak di-branding, hanya digunakan untuk menyelamatkan nyawa tanpa syarat.

- Santunan kepada satu juta anak yatim dan dhuafa dikonsolidasikan dan disalurkan menjelang akhir masa jabatan nasional 2023–2024. Ini bukan simbol, tapi aksi distribusi yang terdokumentasi di berbagai wilayah.

- Gerakan “Rakyat Bantu Rakyat” diluncurkan dan dijalankan secara konsisten. Dalam gerakan ini, bantuan tidak harus menunggu instruksi negara: pembagian sembako, biaya pengobatan, beasiswa anak relawan, bahkan dukungan UMKM dijalankan atas dasar solidaritas langsung.

 

Yang menakjubkan, gerakan ini tetap berlangsung hingga hari ini, meskipun Jokowi–Ma’ruf telah menyelesaikan tugas negara mereka. Inilah warisan sosial dari kerja relawan yang tidak mengenal siklus kekuasaan.

 

Pendekatan Budaya sebagai Tameng dari Ekstremisme.

Salah satu elemen paling strategis dari langkah Ir. R. Haidar Alwi, MT adalah pendirian Presidium Adat Nusantara, sebuah forum nasional berbasis nilai-nilai lokal. Tujuannya bukan sekadar menghidupkan tradisi, tetapi meneguhkan kembali identitas bangsa dalam menghadapi arus ekstremisme global yang mulai menyusup ke ruang publik.

Presidium ini menjadi ruang dialog bagi para pemangku adat, tokoh spiritual, dan masyarakat akar rumput untuk menyampaikan pesan damai, moderat, dan bersatu.

Bukan Sekadar Nama, Tapi Kehadiran yang Dirasakan.*

Ir. R. Haidar Alwi, MT tidak menuntut pengakuan. Dalam banyak kesempatan, ia justru menghindar dari panggung publik. Tapi bagi para relawan dan warga yang menerima manfaat dari ambulans, bantuan sosial, atau program pendidikan, sosok ini tidak bisa dilupakan.

Salah satu pernyataannya yang paling mengena adalah:

> “Jika ada yang menyebut saya malaikat relawan, maka saya sadar bukan manusia yang akan membalas. Saya hanya berharap pertolongan dari Tuhan.”

 

Itu bukan pernyataan merendah. Itu cermin dari orientasi pengabdian yang tidak dikaitkan dengan kekuasaan.

 

Jika Negara Tak Ingat, Rakyat Masih Menyimpan.

Hari ini, Jokowi dan Ma’ruf Amin telah menyelesaikan periode pemerintahan mereka. Tapi banyak program sosial yang hidup di tengah masyarakat masih bersumber dari semangat dan sistem yang dibangun oleh relawan seperti Haidar Alwi dan jaringannya.

Estafet relawan yang terus bergerak, tanpa slogan, tanpa spanduk. Gerakan yang tidak mengejar panggung, tetapi menyentuh banyak ruang kehidupan rakyat.

Ir. R. Haidar Alwi, MT, namanya tertanam dalam pengalaman nyata masyarakat yang pernah ditolong.

Menulis di Uwrite bisa dapat penghasilan, Investasikan tulisan anda sekarang juga
Daftar di sini

Jika anda keberatan dan memiliki bukti atau alasan yang kuat bahwa artikel berita ini tidak sesuai dengan fakta, anda dapat melakukan pengaduan pada tautan ini

Tulis Komentar