Haidar Alwi: Kapolri Jenderal Listyo Sigit, Mewakili Arah Baru Transformasi Polri di Era Prabowo.

Peristiwa | 29 Sep 2025 | 11:41 WIB
Haidar Alwi: Kapolri Jenderal Listyo Sigit, Mewakili Arah Baru Transformasi Polri di Era Prabowo.

Uwrite.id - R. Haidar Alwi, pendiri Haidar Alwi Care dan Haidar Alwi Institute, menilai keberlanjutan kepemimpinan Jenderal Listyo Sigit Prabowo sebagai Kapolri di era Presiden Prabowo Subianto bukan sekadar rutinitas, melainkan arah baru bagi transformasi Polri. Kepercayaan yang diberikan kepada Kapolri adalah sinyal bahwa kepolisian kini memikul peran strategis untuk memastikan stabilitas bangsa berjalan seiring dengan aspirasi masyarakat. “Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo bukan hanya pemimpin Polri, tetapi representasi arah baru yang menjadikan kepolisian lebih dekat dengan rakyat dan lebih kokoh menopang pemerintahan,” jelas Haidar Alwi.

Ucapan itu menegaskan pembacaan Haidar Alwi yang jernih: Polri kini dituntut lebih dari sekadar menegakkan hukum, tetapi juga membangun legitimasi melalui prestasi yang bisa dirasakan masyarakat. Dari titik inilah perbincangan tentang prestasi Kapolri harus ditempatkan sebagai fondasi awal perubahan.

 

Prestasi Kapolri sebagai Fondasi Perubahan.

Bagi Haidar Alwi, prestasi adalah pijakan utama transformasi. Polri di bawah Jenderal Listyo Sigit Prabowo berhasil menghadirkan modernisasi pelayanan, mulai dari SIM dan SKCK online, tilang elektronik, hingga kanal pengaduan berbasis teknologi. Semua ini bukan hanya inovasi administratif, melainkan tanda Polri mampu menyesuaikan diri dengan kebutuhan zaman.

Namun prestasi yang lebih substansial adalah keberanian mengubah paradigma hukum. Dalam kasus narkotika, Polri mulai memberi ruang lebih besar bagi rehabilitasi ketimbang pemenjaraan. “Prestasi Polri tidak hanya diukur dari seberapa banyak kasus ditutup, tetapi dari keberanian menggeser paradigma hukum agar lebih manusiawi,”  kata Haidar Alwi.

Pandangan ini menunjukkan keluasan wawasan Haidar Alwi, yang memahami hukum tidak hanya sebagai teks, tetapi sebagai alat untuk menyelesaikan masalah sosial. Dari fondasi inilah, Haidar Alwi menegaskan bahwa Polri harus terus bergerak menyambungkan prestasi internal dengan aspirasi masyarakat yang berkembang.

 

Aspirasi Publik sebagai Kompas Moral.

Transformasi Polri menurut Haidar Alwi hanya akan bermakna jika rakyat benar-benar merasa dilibatkan. Aspirasi publik yang menuntut transparansi, akuntabilitas, dan kedekatan polisi dengan masyarakat harus dijadikan penuntun langkah. “Aspirasi rakyat bukan beban, melainkan kompas moral yang menjaga Polri tetap berada di jalurnya,” tegas Haidar Alwi.

Haidar Alwi menunjuk langkah Polri memperkuat pemberantasan perdagangan orang sebagai contoh nyata. Kebijakan ini sejalan dengan keresahan rakyat mengenai pekerja migran non-prosedural. Begitu pula modernisasi sistem imigrasi yang langsung menjawab tuntutan perlindungan WNI di luar negeri. Semua itu, bagi Haidar Alwi, adalah bukti bahwa Polri yang mau mendengar akan selalu menemukan legitimasi dari rakyatnya.

Narasi ini memperlihatkan keseimbangan yang ia tekankan: prestasi Kapolri memberi pondasi kokoh, sementara aspirasi rakyat memberi arah. Keduanya saling melengkapi, bukan saling meniadakan.

 

Arah Baru di Era Prabowo.

Di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto, Haidar Alwi melihat ruang transformasi Polri semakin terbuka lebar. Dukungan politik yang kuat memberi kesempatan kepada Kapolri untuk mempercepat agenda perubahan. Bagi Haidar Alwi, inilah momentum penting yang tidak boleh disia-siakan.

Tantangan Polri kini jauh lebih kompleks: mengawal stabilitas politik, menjaga keamanan investasi, menekan kejahatan transnasional, hingga memastikan perlindungan pekerja migran di berbagai negara. Haidar Alwi menilai, semua itu menuntut Polri menemukan keseimbangan yang sulit: tetap tegas dalam hukum, namun manusiawi dalam pelayanan. “Polri di era Prabowo harus hadir sebagai institusi yang berwibawa sekaligus dekat dengan rakyat. Kekuatan Polri sesungguhnya bukan pada senjata atau pangkat, tetapi pada kepercayaan publik,” kata Haidar Alwi.

Bagi Haidar Alwi, arah baru ini adalah keniscayaan. Transformasi Polri harus diletakkan di atas fondasi prestasi, diarahkan oleh aspirasi rakyat, dan dikuatkan oleh energi politik dari Presiden. Hanya dengan itu, Polri akan menjadi pilar stabilitas bangsa sekaligus simbol keadilan yang dibanggakan rakyat. “Jika prestasi, aspirasi, dan dukungan negara berpadu, Polri akan menjadi benteng keadilan dan harapan seluruh rakyat Indonesia,” pungkas Haidar Alwi.

Menulis di Uwrite bisa dapat penghasilan, Investasikan tulisan anda sekarang juga
Daftar di sini

Jika anda keberatan dan memiliki bukti atau alasan yang kuat bahwa artikel berita ini tidak sesuai dengan fakta, anda dapat melakukan pengaduan pada tautan ini

Tulis Komentar