Haidar Alwi: Dirgahayu TNI PRIMA, Sinergi Rakyat, dan Arah Baru Indonesia Maju.

Uwrite.id - R. Haidar Alwi, pendiri Haidar Alwi Care dan Haidar Alwi Institute, menyebut bahwa kebijakan pertahanan nasional di masa Presiden Prabowo Subianto dan Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto diarahkan untuk memperkuat profesionalisme militer sekaligus memperluas peran sosial TNI dalam mendukung pembangunan dan kesejahteraan rakyat.
Tema “TNI PRIMA - TNI Rakyat - Indonesia Maju” pada peringatan HUT ke-80 TNI tahun 2025 mencerminkan semangat tersebut. Lima nilai yang terkandung dalam akronim PRIMA, profesional, responsif, integratif, modern, dan adaptif, menjadi dasar pembaruan agar kekuatan TNI tidak hanya disegani di medan perang, tetapi juga dipercaya di tengah rakyat.
Haidar Alwi menilai, arah baru ini menandai kembalinya TNI ke jati dirinya sebagai kekuatan moral bangsa: kuat dalam disiplin, tegas dalam tugas, dan lembut dalam pelayanan kepada rakyat.
Dari 5 Oktober 1945 ke 2025: Keteguhan yang Bertransformasi.
Sejak berdiri pada 5 Oktober 1945, TNI telah melewati berbagai babak sejarah, dari perjuangan mempertahankan kemerdekaan hingga penegakan kedaulatan di masa modern. Namun Haidar Alwi menilai, yang membuat TNI istimewa bukan semata kekuatan tempurnya, melainkan kemampuannya beradaptasi dengan zaman tanpa kehilangan akar kerakyatannya. Di era global sekarang, tantangan pertahanan bukan hanya tentang senjata, tetapi tentang menjaga kepercayaan publik dalam dunia yang semakin sarat disinformasi.
Puncak peringatan HUT ke-80 TNI akan digelar di Monumen Nasional (Monas), Jakarta, dengan Presiden Prabowo Subianto dijadwalkan bertindak sebagai inspektur upacara dan Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto memimpin jalannya formasi pasukan. Acara tersebut menjadi simbol keterpaduan antara kekuatan negara dan semangat kerakyatan, diiringi gelar pasukan lintas matra serta pameran alutsista yang menggambarkan kesiapan pertahanan nasional di era modern.
“Profesionalisme TNI tidak boleh berhenti pada kemampuan teknis. Kekuatan militer tanpa kekuatan moral akan kehilangan arah. TNI harus menjadi cermin disiplin, kesetiaan, dan keberanian yang lahir dari hati rakyat,” kata Haidar Alwi.
Haidar Alwi menambahkan, setiap kali prajurit turun membantu rakyat di daerah bencana, mengamankan daerah konflik, atau mengawal distribusi pangan, di situlah wajah sejati TNI tercermin. Bukan hanya penjaga batas negara, tetapi penjaga rasa aman. Menurutnya, usia delapan dekade adalah momentum refleksi: TNI harus terus bertransformasi tanpa kehilangan semangat pengabdian. Dari keteguhan masa lalu, bangsa ini kini menatap masa depan dengan harapan baru.
Sinergi TNI-Polri dan Gerakan Rakyat Bantu Rakyat.
Dalam pandangan Haidar Alwi, keteguhan pertahanan tidak akan berarti tanpa stabilitas sosial. Di sinilah pentingnya sinergi antara TNI dan Polri sebagai dua pilar utama keamanan nasional. Di bawah komando Panglima Jenderal Agus Subiyanto dan Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo, kolaborasi dua lembaga ini semakin solid. Dari pengamanan agenda kenegaraan, penanganan konflik sosial, hingga tanggap darurat bencana, sinergi keduanya menjadi bukti bahwa keamanan bukan monopoli senjata, melainkan hasil kepercayaan yang dibangun bersama.
“Soliditas TNI dan Polri adalah jantung stabilitas bangsa. Mereka bukan alat kekuasaan, tetapi penjaga keadilan dan pengayom rakyat. Ketika TNI dan Polri bersatu, rakyat merasa aman, bukan karena takut, tapi karena percaya,” tegas Haidar Alwi.
Haidar Alwi melihat bahwa semangat kolaboratif ini sejalan dengan gerakan Rakyat Bantu Rakyat yang diinisiasi oleh Haidar Alwi Care (HAC) dan Haidar Alwi Institute (HAI). Menurutnya, negara yang kuat adalah negara yang masyarakatnya saling menopang. Melalui program sosial seperti distribusi beras nasional, beasiswa yatim, pendidikan gratis, dan bantuan bencana, Haidar Alwi Care menunjukkan bahwa gotong royong adalah bentuk pertahanan sipil yang paling kuat. Jika TNI menjaga batas negara, maka rakyat menjaga batas moral bangsa.
Haidar Alwi menilai, sinergi TNI-Polri dan rakyat merupakan bentuk harmoni yang membangun ketahanan nasional sejati. “Ketika aparat hadir dengan empati, rakyat akan membalas dengan loyalitas. Di situlah stabilitas menjadi kepercayaan, dan kepercayaan berubah menjadi kekuatan bangsa,” ujar Haidar Alwi.
Pernyataan itu mengalir alami ke pesan yang lebih besar: negara tidak bisa kokoh hanya oleh instruksi, tetapi oleh solidaritas. Semangat Rakyat Bantu Rakyat yang tumbuh di masyarakat menjadi kepanjangan tangan dari nilai TNI Rakyat, sama-sama menjaga negeri dengan keikhlasan.
Optimisme Era Prabowo dan Arah Baru Kedaulatan Bangsa.
Haidar Alwi menyebut bahwa kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto membuka babak baru bagi kebijakan pertahanan nasional Indonesia. Modernisasi alutsista, penguatan industri pertahanan dalam negeri, serta peningkatan kesejahteraan prajurit adalah wujud nyata dari visi kemandirian bangsa. Namun ia menegaskan bahwa kekuatan militer tanpa keadilan sosial hanya akan melahirkan kesenjangan. TNI harus menjadi kekuatan yang menenangkan, bukan menakutkan.
“Kedaulatan sejati tidak hanya diukur dari kemampuan bertahan, tetapi dari kemampuan melindungi rakyat dari ketidakadilan dan ketakutan. Negara ini akan berdiri kokoh selama pemimpinnya mendengar rakyat, dan aparatnya melindungi rakyat, bukan menindas rakyat,” kata Haidar Alwi.
Haidar Alwi percaya bahwa arah kebijakan Presiden Prabowo yang menempatkan rakyat sebagai pusat dari sistem pertahanan adalah langkah strategis yang patut dijaga. Menurutnya, Indonesia hanya akan benar-benar berdaulat jika pembangunan ekonomi, sosial, dan pertahanan berjalan seirama. Ketika rakyat kuat, tentara dihormati, dan keadilan ditegakkan, maka kedaulatan menjadi nyata, bukan slogan.
“Kekuatan bangsa ini tidak diukur dari banyaknya senjata, tetapi dari kedalaman cinta aparatnya kepada rakyat. Selama TNI dan rakyat berbaris dalam satu langkah, Indonesia tidak akan pernah kalah, bahkan oleh waktu. Selamat HUT ke-80 TNI. Terima kasih kepada seluruh prajurit dan purnawirawan atas dedikasi dan pengabdian tanpa pamrih. Semoga TNI terus PRIMA, semakin rakyat, dan semakin Indonesia Maju, menjadi pelindung yang meneduhkan dan penggerak kemajuan bangsa.”

Tulis Komentar