Gubernur Ahmad Luthfi Berharap Anak Muda Bisa Membuat Produk Pertanian yang Tidak Biasa

Uwrite.id - (Batang) Gubernur Ahmad Luthfi mengatakan untuk meneguhkan posisi Jawa Tengah sebagai lumbung pangan nasional pada tahun 2026 perlu kebersamaan.
Termasuk bagaimana merangsang anak-anak muda untuk dapat menjadi petani yang kreatif. Sebab ada kecenderungan rata-rata usia petani sudah tua dan regenerasi tidak berjalan dengan baik.
Pernyataan itu disampaikan usai dirinya memimpin Musrenbangwil Eks Karesidenan Pekalongan di Pendopo Kabupaten Batang, Kamis 24 April 2025.
"Artinya bukan tidak mau jadi petani, tapi untuk merangsang anak-anak muda. Kita mempunyai rasa memiliki untuk menjadi petani milenial, yaitu petani yang punya daya kreativitas yang lebih baik dari pihak orangtuanya yang petani," ujar Ahmad Luthfi .
Luthfi memberikan gambaran, anak-anak muda harus bisa membuat atau menghasilkan produk pertanian yang tidak biasa.
Misalnya budidaya bibit sampai lahan pertanian yang tidak terikat pada pestisida, juga pemanfaatan teknologi dalam bidang pertanian.
"Anak-anak muda yang bisa menciptakan kreativitas, kemudian produk unggulan. Nanti programnya bisa dari kita," jelasnya.
Dalam Musrenbangwil Eks Karesidenan Pekalongan tersebut, Gubernur kembali menegaskan kepada para bupati dan wali kota untuk memiliki satu nafas kebersamaan dalam membangun daerah.
Gubernur tidak ingin lagi ada usulan mengenai infrastruktur yang begitu-begitu saja, karena masalah infrastruktur sudah dilakukan pada tahun 2025. Pada 2026 fokus swasembada pangan.
Baca Juga: https://uwrite.id/news/rumah-bumn-sig-dukung-pemasaran-hasil-produksi-umkm-kabupaten-rembang
"Kita patok kita bersama-sama untuk swasembada pangan. Kalau 2025 kemarin adalah infrastruktur, maka 2026 ini adalah swasembada pangan. Dari infrastruktur meningkat menjadi swasembada pangan. Ini perlu karena keberlanjutan," katanya.
Ahmad Luthfi juga menegaskan agar bupati dan wali kota bisa tegas untuk menjaga jalur hijau atau kawasan pertanian.
Pasalnya, Jawa Tengah kalah produktivitas padi dengan Jawa Timur karena lahan pertanian lebih sedikit.
"Yang sudah tercetak jalur hijau, jangan diubah. Harus tetap jalur hijau. Minta tolong diawasi, itu kewenangan Bupati dan Wali Kota untuk tidak mengubah lahan. Saya juga sudah titipkan ke Menteri ATR/BPN untuk mengawal agar jangan ada perubahan atau pengurangan lahan hijau di Jawa Tengah," ujarnya.
Klik & baca Uwrite.id untuk mengupdate beraneka warta terkini dari Politik, Hukum, Ekonomi, Pendidikan, Kesehatan & Lingkungan Hidup. Juga berita Internasional & Olahraga dari berbagai belahan dunia serta ragam informasi Teknologi-Sains, Film-Musik, Selebriti-Tokoh, Seni-Budaya hingga Religi. Tak ketinggalan rubrik gaya hidup mulai Kuliner, Kesehatan, Pariwisata, Fashion & Otomotif.
Tulis Komentar